Mengapa 1 Muharram jadi Tahun Baru Islam? Ini asal usul dan maknanya

5 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Tanggal 1 Muharram dikenal luas sebagai penanda dimulainya tahun baru dalam sistem kalender Hijriah. Di balik penetapan tanggal ini sebagai awal tahun Hijriah, tersimpan kisah sejarah yang menarik untuk disimak.

Merujuk pada Kalender Hijriah Indonesia tahun 2025, 1 Muharram 1447 H bertepatan dengan hari Jumat, 27 Juni 2025. Tanggal ini sekaligus menjadi titik awal pergantian tahun dari 1446 ke 1447 Hijriah, dan diperingati oleh umat Islam sebagai Tahun Baru Islam.

Namun, yang jarang diketahui banyak orang adalah bahwa penetapan 1 Muharram sebagai awal tahun baru Islam tidak dilakukan pada masa Nabi Muhammad SAW.

Justru, keputusan ini muncul di era pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, sebagai bagian dari kebutuhan administratif dalam sistem pemerintahan Islam saat itu.

Lalu, mengapa Muharram yang dipilih sebagai bulan pertama, dan bukan bulan saat peristiwa hijrah itu sendiri terjadi? Dengan memahami asal-usul penetapan 1 Muharram sebagai awal tahun dalam kalender Islam menjadi hal yang penting, karena di dalamnya terkandung nilai-nilai sejarah yang tetap bermakna hingga saat ini.

Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut uraian lengkap yang dirangkum dari situs MUI dan beragam sumber lainnya.

Baca juga: Komplek Masjid Agung Banten tujuan wisata religi di bulan Muharram

Asal usul penetapan 1 Muharram sebagai Tahun Baru Islam dan hari penting

Sejarah penetapan kalender Islam bermula pada masa Khalifah Umar bin Khattab, tepatnya tahun ke-17 Hijriah. Saat itu, Gubernur Basrah, Abu Musa al-Asy'ari, mengirimkan surat kepada sang khalifah. Dalam suratnya, ia mengungkapkan kebingungan karena banyak dokumen resmi yang tidak mencantumkan tahun, sehingga menyulitkan proses pencatatan dan pengarsipan.

Pada masa itu, sistem penanggalan yang digunakan umat Islam masih mengacu pada tradisi Arab sebelum Islam, yakni hanya mencantumkan bulan dan tanggal tanpa menyebutkan tahunnya. Kondisi ini menimbulkan kerumitan dalam urusan administrasi pemerintahan.

Dari keresahan tersebut, Khalifah Umar kemudian mengambil inisiatif untuk merumuskan sistem penanggalan Islam. Ia membentuk sebuah tim yang terdiri dari para sahabat terkemuka seperti Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqas, dan Thalhah bin Ubaidillah, guna menyusun kalender resmi bagi umat Islam.

Pembahasan pertama yang dilakukan oleh tim adalah menentukan momen yang akan dijadikan awal tahun dalam sistem penanggalan Islam. Beberapa pendapat mencuat: ada yang mengusulkan agar dimulai dari tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW (tahun Gajah), ada pula yang mengajukan tahun diangkatnya beliau menjadi Rasul, dan ada juga yang menyarankan tahun wafatnya Nabi sebagai titik awal.

Namun, pendapat Ali bin Abi Thalib yang mengusulkan tahun hijrahnya Nabi dari Makkah ke Madinah akhirnya disepakati oleh seluruh sahabat. Peristiwa hijrah dianggap sebagai tonggak penting dalam sejarah Islam, karena menjadi simbol peralihan dari masa kegelapan menuju masyarakat Islam yang berperadaban.

Setelah tahun awal ditentukan, pembahasan pun berlanjut pada penetapan bulan pertama dalam kalender Islam. Sebagian sahabat mengusulkan bulan Rabi’ul Awwal sebagai awal tahun, mengingat peristiwa hijrah Nabi terjadi pada bulan tersebut. Akan tetapi, usulan ini tidak diterima.

Khalifah Umar justru menetapkan bulan Muharram sebagai pembuka dalam kalender Hijriah. Keputusan ini juga didukung oleh Utsman bin Affan. Alasannya, meski hijrah fisik berlangsung di bulan Rabi’ul Awwal, persiapan hijrah sudah dimulai sejak bulan Muharram, tepat setelah baiat Aqabah yang berlangsung di penghujung Dzulhijjah.

Karena Muharram adalah bulan yang datang setelah Dzulhijjah, maka dipandang tepat untuk menjadi bulan pertama dalam kalender Islam. Dengan demikian, disepakatilah 1 Muharram sebagai awal tahun dalam penanggalan Hijriah yang digunakan hingga kini oleh umat Islam di seluruh dunia.

Baca juga: Niat dan tata cara shalat tasbih pada malam 10 Muharram

1 Muharram merupakan hari penting bagi umat Islam

Berdasarkan rangkuman dari situs Baznas, dalam ajaran Islampun, bulan Muharram memiliki kedudukan istimewa karena sarat akan makna dan sejarah penting di dalamnya.

Salah satu tandanya adalah penetapan 1 Muharram sebagai awal tahun baru dalam kalender Hijriah, menjadikannya hari yang bernilai khusus bagi umat Islam.

Secara historis, Muharram termasuk dalam deretan bulan suci yang dikenal sebagai al-asyhur al-hurum, yakni bulan-bulan yang dimuliakan dan diharamkan untuk berperang.

Nabi Muhammad SAW sendiri menempatkan Muharram sebagai bulan yang paling utama setelah Ramadhan. Karena keutamaannya, umat Islam dianjurkan untuk menjalankan puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram, sebagaimana dijelaskan oleh banyak ulama.

Tak hanya itu, Muharram juga diyakini sebagai waktu yang penuh rahmat, di mana Allah SWT membuka pintu pengampunan bagi hamba-hamba-Nya atas dosa dan kesalahan yang telah lalu.

Lebih dari itu, Muharram memiliki keistimewaan lain karena menjadi penanda dimulainya tahun baru dalam sistem penanggalan Islam. Oleh sebab itu, sudah sepatutnya umat Islam memahami asal-usul penetapan kalender Hijriah yang bermula dari bulan ini.

Baca juga: Peristiwa-peristiwa penting 10 Muharram dalam sejarah Islam

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |