Jakarta (ANTARA) - Dalam ajaran Islam, segala aspek kehidupan memiliki aturan dan adab, termasuk dalam hal yang bersifat fitrah seperti buang air besar dan kecil. Aktivitas ini merupakan kebutuhan dasar manusia, namun Islam memandangnya sebagai bagian dari ibadah yang harus dilakukan dengan kesadaran spiritual, kebersihan, dan etika yang tinggi.
Adab-adab ini tidak hanya mengajarkan kebersihan jasmani, tetapi juga mencerminkan kesopanan, tata krama, dan penghormatan terhadap nilai-nilai agama serta lingkungan. Rasulullah SAW memberikan banyak contoh dan panduan terkait adab ketika buang air, yang kemudian dilanjutkan dan dijelaskan secara rinci oleh para ulama, termasuk Imam Al-Ghazali dalam kitab-kitabnya.
Baca juga: Jalani puasa Asyura tanpa puasa Tasua? Ini hukumnya dalam Islam
Panduan Rasulullah SAW
Sejumlah hadits sahih dari Nabi Muhammad SAW menyampaikan adab ketika buang air. Di antaranya:
-
Masuk WC dengan kaki kiri dan membaca doa
Rasulullah SAW mengajarkan untuk mendahulukan kaki kiri saat masuk toilet dan membaca doa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan perempuan." (HR. Al-Bukhari dan Muslim) -
Menghindari buang air di air tergenang
Hadis dari Abu Hurairah RA menyatakan:
"Janganlah salah seorang dari kalian buang air kecil di air yang tidak mengalir, lalu mandi di dalamnya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim) -
Tidak buang hajat di tempat yang bisa mendatangkan laknat
Rasulullah SAW bersabda:
"Hindarilah dua perbuatan yang mengundang laknat, yaitu buang hajat di jalan umum atau tempat orang berteduh." (HR. Abu Dawud) -
Menutup aurat saat di tempat terbuka
Dalam riwayat Abu Dawud, Nabi SAW menekankan pentingnya menjaga privasi saat buang air. -
Tidak berbicara saat buang hajat
Nabi SAW bersabda:
"Janganlah dua orang buang hajat sambil saling berbicara, karena Allah tidak menyukai hal tersebut." (HR. Abu Dawud) -
Menggunakan tangan kiri untuk istinja’ (membersihkan najis)
Nabi SAW bersabda:
"Janganlah seseorang memegang kemaluannya dengan tangan kanan saat buang air." (HR. Muslim) -
Membaca doa setelah keluar dari WC
Nabi SAW mengucapkan:
"Ghufranaka" (Ya Allah, aku mohon ampunan-Mu). (HR. Abu Dawud)
Baca juga: Apa itu istidraj? Penjelasan dan tanda-tandanya dalam Islam
Panduan Imam Al-Ghazali
Imam Abi Hamid Al-Ghazali, seorang ulama besar dalam Islam, juga merinci adab buang air dalam kitabnya. Panduan tersebut mencakup:
A. Saat buang air di toilet:
-
Mendahulukan kaki kiri saat masuk dan kaki kanan saat keluar.
-
Tidak membawa benda bertuliskan nama Allah atau Nabi ke dalam toilet.
-
Disarankan memakai penutup kepala dan alas kaki.
-
Membaca doa sebelum masuk:
بِسْمِ اللهِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الرِّجْسِ النَّجْسِ...
"Dengan nama Allah, aku berlindung kepada-Nya dari kotoran dan kejahatan syaitan." -
Membaca doa saat keluar:
"Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan dariku sesuatu yang membahayakan dan menyisakan yang bermanfaat." -
Disarankan membawa batu (dahulu) atau tisu sebagai pelengkap istinja dengan air.
-
Tidak mencelupkan tangan ke dalam tempat air (bak mandi).
-
Disarankan berdehem atau memijat ringan kemaluan untuk memastikan tidak ada sisa urine.
-
Gunakan tangan kiri untuk membersihkan najis, tangan kanan untuk menyiram air.
Baca juga: Ingat! Ini etika berhutang dalam syariat Islam
B. Jika buang air di tempat terbuka:
-
Memilih tempat yang jauh dari keramaian dan tidak terlihat orang lain.
-
Menjaga aurat tetap tertutup.
-
Tidak menghadap atau membelakangi matahari, bulan, dan kiblat.
-
Tidak buang air di air menggenang, di bawah pohon berbuah, di atas batu, di tanah basah, atau tempat yang tertiup angin kencang.
-
Tidak berbicara dan tidak kencing sambil berdiri, kecuali darurat.
-
Membersihkan najis dengan tisu atau batu lalu air, lebih utama menggunakan air.
C. Setelah buang air:
-
Membaca doa:
اللّهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِي مِنَ النِّفَاقِ وَحَصِّنْ فَرْجِي مِنَ الْفَوَاحِشِ
"Ya Allah, bersihkan hatiku dari kemunafikan dan jagalah kemaluanku dari keburukan." -
Dahulu dianjurkan membersihkan tangan dengan tanah, namun kini dapat diganti dengan sabun.
Pentingnya menjaga adab dan kebersihan
Islam mengajarkan bahwa kebersihan adalah bagian dari iman. Adab saat buang air bukan hanya soal sopan santun, tetapi juga mencerminkan tanggung jawab moral, kebersihan lingkungan, dan kedekatan spiritual dengan Allah SWT. Melalui tuntunan ini, umat Islam dididik untuk menjaga kehormatan, lingkungan, dan tubuhnya dengan sebaik-baiknya, bahkan dalam hal-hal kecil sekalipun.
Mengingat pentingnya adab ini, umat Islam diharapkan dapat menerapkannya dalam keseharian sebagai bentuk implementasi ajaran agama yang komprehensif dan menyeluruh.
Baca juga: Langkah dan gerakan mandi junub yang dianjurkan dalam Islam
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.