Hukum dan tata cara puasa sunnah 12 Rabiul Awal di hari Maulid Nabi

1 week ago 7

Jakarta (ANTARA) - Berdasarkan kalender Hijriah, pada tanggal 12 Rabiul Awal, seluruh umat Islam kerap memperingati hari Maulid Nabi sebagai rasa cintanya terhadap rasul utusan terakhir Allah SWT.

Rabiul Awal menjadi salah satu bulan yang istimewa karena merupakan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, tepat pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah (570 M). Sehingga, umat Muslim pun selalu mengisi hari tersebut dengan berbagai kegiatan keagamaan dan amalan.

Momen ini tidak hanya diisi dengan membaca shalawat, baca Al-Qur'an, dan berkumpul untuk doa bersama, tetapi juga melaksanakan puasa sunnah. Niscaya Allah SWT akan melipatgandakan pahala bagi yang menjalankan amalan ini, merangkum dari berbagai sumber.

Baca juga: Panduan amalan yang dianjurkan saat memperingati Maulid Nabi 1447 H

Sejarah hari Maulid nabi

Dalam catatan sejarah, Maulid Nabi sudah diperingati sejak era Dinasti Fatimiyah di Mesir. Namun, ada perbedaan pendapat lain bahwa hari mulia ini sudah diperingati mulai era Salahudin Al-Ayyubi.

Bahkan, selain kedua pendapat tersebut, ada pendapat kalau perayaan Maulid Nabi sudah dijalankan sejak tahun kedua Hijriah, yang saat itu masyarakat Madinah dan Makkah diperintahkan pertama kali oleh Khaizuran, ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid.

Sementara di Indonesia, tradisi perayaan Maulid Nabi sudah menyatu dengan budaya lokal, yang melahirkan beragam tradisi khas keislaman, seperti “Grebeg Maulud” di Jawa hingga “Maudu Lompoa” di Sulawesi.

Baca juga: Antusiasme warga Serang rayakan Maulid dengan tradisi "panjang mulud"

Hukum puasa sunnah 12 Rabiul Awal

Secara umum, tidak ada dalil khusus yang menganjurkan berpuasa pada tanggal 12 Rabiul Awal. Sehingga, puasa pada hari itu tidak termasuk dalam daftar puasa sunnah yang memiliki nash langsung, seperti puasa Senin-Kamis, puasa Arafah, atau puasa Asyura.

Namun, para ulama menilai bahwa berpuasa di hari tersebut tetap boleh dan dianjurkan melakukannya dengan niat puasa sunnah. Puasa sunnah bisa diniatkan sebagai puasa Senin, bila bertepatan dengan hari Maulid Nabi karena hari Senin adalah hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Akan tetapi, tanggal 12 Rabiul Awal di tahun 2025 ini jatuh pada hari Jumat yakni 5 September 2025, sehingga terdapat aturan khusus untuk melaksanakan puasa sunnah ini.

Berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah salah seorang di antara kalian berpuasa pada hari Jumat, kecuali dia berpuasa sehari sebelumnya atau sesudahnya".

Hari Jumat dinilai sebagai hari raya, mirip seperti hari Idul Fitri atau Idul Adha. Puasa sunnah di hari Jumat pun di anggap hukumnya makruh.

Oleh sebab itu, bagi umat Muslim yang tetap ingin melaksanakan puasa sunnah di hari Jumat, mesti diikuti dengan berpuasa di hari sebelumnya yakni Kamis atau di hari sesudahnya yakni Sabtu.

Baca juga: 6 sholawat yang cocok untuk dilantunkan saat Maulid Nabi

Tata cara pelaksanaan puasa Maulid Nabi

Bagi umat Islam yang ingin berpuasa pada 12 Rabiul Awal, tata caranya sama seperti puasa sunnah lainnya. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:

1. Niat

Niat puasa sunnah cukup dilafalkan dalam hati mulai dari malam hari, selama belum makan atau minum. Bacaan niat puasa sunnah Maulid Nabi yang dapat dibaca, Nawaitu shauma yauma maulidinnabi sunnatan lillahi ta'ala. Artinya, "Saya berniat puasa pada hari Maulid Nabi sunnah karena Allah Ta'ala".

2. Menahan diri dari hal yang pembatal puasa

Sama seperti puasa wajib, umat Islam wajib menahan diri dari makan, minum, hubungan suami-istri, dan hal-hal yang membatalkan puasa sejak fajar hingga magrib.

3. Mengisi keseharian dengan ibadah

Puasa sebaiknya diiringi dengan memperbanyak dzikir, membaca Al-Qur’an, serta memperbanyak shalawat sebagai bentuk kecintaan kepada Rasulullah SAW.

4. Berbuka dengan doa

Saat waktu adzan Magrib, disunnahkan untuk berbuka dengan kurma atau air putih, kemudian dilanjutkan dengan doa berbuka puasa.

Puasa 12 Rabiul Awal tidak termasuk ibadah khusus yang diwajibkan dalam Islam. Namun, pelaksanaannya tetap diperbolehkan sebagai puasa sunnah, tawakal mendekati diri kepada Allah SWT, atau bentuk rasa syukur atas hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Baca juga: Benarkah Muhammadiyah tidak merayakan Maulid Nabi? Ini penjelasannya

Baca juga: 5 contoh sambutan ketua panitia Maulid Nabi 2025: Penuh makna dan doa

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |