Radiasi UV semakin tinggi, ini imbauan BMKG beserta pencegahannya

4 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Cuaca panas ekstrem yang melanda berbagai wilayah Indonesia belakangan ini bukan sekadar membuat tubuh terasa gerah, tetapi juga membawa ancaman yang tak kasat mata radiasi sinar ultraviolet (UV) berintensitas tinggi.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap paparan sinar UV yang dapat berdampak serius pada kesehatan kulit dan mata.

Di tengah kondisi suhu yang kian meningkat akibat peralihan musim, perlindungan diri dari sinar matahari bukan lagi sekadar anjuran, melainkan kebutuhan penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang.

Berikut uraian lebih lengkap terkait imbauan, risiko, serta langkah-langkah pencegahan-nya berdasarkan data dan informasi resmi dari berbagai sumber.

BMKG mengingatkan bahaya radiasi UV matahari

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap paparan sinar ultraviolet (UV) yang saat ini berada pada kategori tinggi hingga sangat tinggi di berbagai daerah. Kondisi ini berkaitan dengan meningkatnya suhu udara selama masa peralihan musim atau pancaroba.

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menyampaikan bahwa hasil pemantauan terbaru menunjukkan indeks UV di beberapa wilayah telah mencapai tingkat yang berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan apabila seseorang terpapar secara langsung dalam waktu lama.

BMKG juga mengeluarkan imbauan kepada masyarakat di sebagian besar wilayah Indonesia agar menghindari paparan sinar matahari secara langsung, terutama pada pukul 10.00 hingga 16.00 WIB.

Imbauan tersebut disampaikan menyusul kondisi cuaca panas ekstrem yang tengah melanda berbagai daerah. Suhu maksimum di sejumlah lokasi dilaporkan mendekati, bahkan melebihi, 35 °C. Fenomena ini dipengaruhi oleh pergeseran posisi semu matahari ke arah selatan serta keberadaan massa udara kering yang berasal dari monsun Australia.

Bahaya radiasi UV yang tinggi

BMKG menambahkan, periode antara pukul 10.00 hingga 16.00 WIB merupakan waktu dengan intensitas panas dan radiasi UV paling tinggi di Indonesia. Pada jam-jam tersebut, risiko kerusakan kulit dan mata akibat paparan radiasi ultraviolet meningkat secara signifikan.

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengungkapkan bahwa hasil pemantauan terkini menunjukkan indeks sinar ultraviolet di beberapa wilayah sudah berada pada level yang berpotensi membahayakan kesehatan apabila seseorang terpapar secara langsung dalam durasi yang cukup lama.

“Paparan sinar matahari langsung pada indeks UV tinggi dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata dalam hitungan menit. Karena itu, masyarakat perlu melindungi diri saat beraktivitas di luar ruangan,” kata Andri, Jumat (17/10).

Cara mencegah radiasi UV

1. Hindari paparan langsung matahari

Andri mengimbau masyarakat untuk sebisa mungkin tidak beraktivitas di bawah sinar matahari langsung, terutama pada waktu mendekati tengah hari ketika suhu dan intensitas radiasi UV berada di titik tertinggi.

2. Gunakan pelindung tubuh

Jika harus beraktivitas di luar ruangan, masyarakat disarankan memakai perlengkapan pelindung seperti topi, kacamata hitam, jaket, atau membawa payung. Penggunaan tabir surya juga dianjurkan guna meminimalkan dampak buruk dari paparan sinar ultraviolet.

3. Cukupi kebutuhan cairan tubuh

BMKG turut menekankan pentingnya menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan memperbanyak konsumsi air putih. Selain itu, sebaiknya kurangi kegiatan berat di bawah terik matahari karena hal tersebut dapat memicu heatstroke atau kelelahan akibat panas berlebih.

4. Kenakan pakaian yang nyaman dan tertutup

Gunakan pakaian berwarna terang dan berbahan ringan seperti katun agar tubuh tetap sejuk. Pakaian yang menutupi sebagian besar kulit dapat membantu mengurangi paparan langsung sinar matahari.

5. Perbanyak konsumsi buah dan sayur

Makanan yang kaya air dan vitamin, seperti semangka, mentimun, jeruk, serta sayuran hijau, dapat membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh sekaligus meningkatkan daya tahan terhadap panas.

6. Gunakan krim pelembap

Setelah beraktivitas di bawah matahari, oleskan pelembap untuk menenangkan kulit yang terpapar panas agar tidak kering atau iritasi.

7. Pantau informasi cuaca dari BMKG

Selalu periksa prakiraan cuaca dan indeks UV harian dari BMKG agar bisa menyesuaikan waktu beraktivitas di luar ruangan dengan lebih aman.

Baca juga: Apa itu sinar UV matahari? Ini jenis dan faktor yang mempengaruhinya

Baca juga: Jakarta sepekan, demo Trans7 hingga cuaca panas ekstrem Jakarta

Baca juga: Dokter sebut mandi satu hingga dua kali dalam sehari sudah cukup

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |