Jakarta (ANTARA) - Menyantuni janda merupakan salah satu perbuatan mulia yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Tindakan ini tidak hanya mencerminkan kepedulian sosial, tetapi juga menjadi wujud nyata dari akhlak terpuji yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Dalam Al Quran, Allah SWT berfirman tentang pentingnya berbuat baik kepada kaum yang membutuhkan, termasuk para janda. Hal ini sejalan dengan ajaran tasawuf akhlaki yang menekankan pembentukan akhlak mulia sebagai puncak dari segala amal ibadah manusia.
Sahabat Umar bin Khattab RA dikenal memiliki kepedulian sosial yang besar. Ia selalu memperhatikan kaum lemah dalam masyarakatnya, terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan bagi para janda dan anak yatim.
وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم في حق سيدنا عمر رضي الله عنه عمر سراج أهل الجنة وقال أيضا نعم الرجل عمر يفتقد الأرامل والأيتام ويحمل لهم الطعام وهم نيام ومعنى يفتقد الأرامل والأيتام أي يطلبهم عند غيبتهم
Artinya: Rasulullah SAW bersabda perihal Sayyidina Umar RA: Umar itu lampu penerang penduduk surga. Rasulullah juga bersabda: Sebaik-baik orang adalah Umar, ia mencari janda dan anak yatim dan membawakan mereka makanan. Sementara mereka dalam keadaan tidur. Pengertian ‘mencari janda dan anak yatim’ adalah mencari mereka ketika mereka tidak hadir. (Lihat: Syekh M Nawawi Banten, Syarah Nuruz Zhalam ala Aqidatil Awam, [Semarang, Maktabah Thaha Putra: tanpa catatan tahun], halaman: 32-33).
Selain itu, menyantuni janda juga dapat memperkuat tali silaturahmi dan menciptakan masyarakat yang saling peduli. Lantas, bagaimana keutamaan lainnya dalam menyantuni seorang janda menurut ajaran Agama Islam? Simak ulasannya berikut ini, mengutip MUI dan berbagai sumber:
Baca juga: Kapan wanita yang ditinggal mati suami boleh menikah lagi?
6 Keutamaan menyantuni janda dalam ajaran IsIam
1. Pahala setara dengan Jihad di jalan Allah
Rasulullah SAW bersabda bahwa orang yang berusaha memenuhi kebutuhan janda dan orang miskin pahalanya seperti mujahid fi sabilillah, atau seperti orang yang rajin puasa di siang hari dan rajin tahajud di malam hari.
2. Mendapat pertolongan dari Allah SWT
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa ada tiga golongan yang dijamin mendapat pertolongan Allah: mujahid fi sabilillah, orang yang menikah untuk menjaga kehormatan, dan budak yang ingin memerdekakan dirinya.
3. Meneladani akhlak mulia para sahabat
Sahabat Umar bin Khattab RA dikenal memiliki kepedulian tinggi terhadap janda dan anak yatim, memberikan perhatian khusus terhadap kebutuhan mereka.
Baca juga: Pedoman menjalani hidup sebagai janda menurut sudut pandang Islam
4. Memperoleh pahala sedekah dan silaturahmi
Menyantuni janda yang masih memiliki hubungan kekerabatan tidak hanya bernilai sedekah, tetapi juga sebagai bentuk silaturahmi, yang keduanya sangat dianjurkan dalam Islam.
5. Meningkatkan kepedulian sosial dan solidaritas
Dengan menyantuni janda, seseorang turut serta dalam memperkuat ikatan sosial dan menciptakan masyarakat yang saling peduli, sesuai dengan ajaran Islam untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan.
6. Mendapat kedudukan mulia di sisi Allah SWT
Allah SWT memerintahkan untuk merendahkan sayap kepada orang-orang mukmin, yang berarti menyayangi, menyantuni, dan memperhatikan mereka, termasuk para janda dan yatim, sehingga mendapatkan derajat mulia di sisinya.
Dengan memahami keutamaan-keutamaan tersebut, umat Islam diharapkan semakin termotivasi untuk menyantuni dan memuliakan para janda. Kepedulian terhadap mereka bukan hanya menjadi bentuk ibadah, tetapi juga cerminan akhlak mulia yang diajarkan dalam Islam.
Dengan adanya perhatian dan bantuan dari masyarakat, para janda dapat menjalani kehidupan dengan lebih baik dan bermartabat. Hal ini juga akan berkontribusi pada terciptanya lingkungan yang lebih peduli, harmonis, dan penuh kasih sayang.
Baca juga: Cek fakta, janda dan duda akan dikenakan pajak 16 persen
Baca juga: Buntut sebut "janda kaya", Bawaslu DKI panggil Suswono malam ini
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025