Bulan-bulan istimewa untuk menikah menurut syariat Islam

2 days ago 7

Jakarta (ANTARA) - Menikah merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Namun, tak sedikit pasangan yang juga mempertimbangkan waktu terbaik untuk melangsungkan pernikahan agar membawa keberkahan.

Dalam tradisi masyarakat Muslim, pemilihan bulan pernikahan sering kali dikaitkan dengan nilai-nilai keagamaan dan keutamaan waktu menurut syariat. Lantas, bulan apa saja yang dianggap baik untuk menikah dalam Islam? Simak penjelasannya berikut ini yang telah dihimpun dari berbagai sumber.

Daftar bulan yang baik untuk menikah menurut pandangan Islam

1. Bulan Syawal

Bulan Syawal sering kali dianggap sebagai waktu yang baik untuk melangsungkan pernikahan. Pandangan ini merujuk pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah RA:

“Dari Aisyah RA ia berkata, ‘Rasulullah SAW menikahi aku pada bulan Syawal dan menggauliku (pertama kali juga, pent) pada bulan Syawal. Lalu manakah istri-istri beliau SAW yang lebih beruntung dan dekat di hatinya dibanding aku?’ ” (Muttafaq ‘Alaih)

Hadits tersebut dimaksudkan untuk membantah anggapan yang berkembang pada masa jahiliyah, bahwa menikah atau melakukan hubungan suami istri di bulan Syawal dianggap makruh.

Melalui riwayat ini pula, para ulama dari madzhab Syafi’i menegaskan bahwa menikah di bulan Syawal adalah sunnah dan mengandung keberkahan.

2. Bulan Rajab

Rajab juga termasuk bulan yang dipandang istimewa untuk mengadakan pernikahan. Salah satu alasannya, bulan Rajab termasuk dalam empat bulan haram atau bulan suci yang dimuliakan dalam Islam. Hal ini disebutkan dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 36:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

inna ‘iddatasy-syuhûri ‘indallâhitsnâ ‘asyara syahran fî kitâbillâhi yauma khalaqas-samâwâti wal-ardla min-hâ arba‘atun ḫurum, dzâlikad-dînul-qayyimu fa lâ tadhlimû fîhinna anfusakum wa qâtilul-musyrikîna kâffatang kamâ yuqâtilûnakum kâffah, wa‘lamû annallâha ma‘al-muttaqîn

Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah ayat 36).

Menurut tafsir, empat bulan haram tersebut adalah Zulqa’dah, Zulhijjah, Muharram, dan Rajab. Oleh karena itu, Rajab dianggap bulan yang penuh kemuliaan dan cocok dijadikan waktu untuk melakukan ibadah, termasuk menikah.

Selain itu, bulan Rajab juga menjadi istimewa karena dalam bulan inilah orang tua Nabi Muhammad SAW menikah, serta bulan ketika Sayidah Aminah mulai mengandung Rasulullah SAW.

3. Bulan Rabiul Awal

Rabiul Awal dikenal sebagai bulan yang penuh rahmat karena di bulan inilah Nabi Muhammad SAW dilahirkan. Hal ini menjadikannya sebagai salah satu bulan yang baik untuk menikah.

Selain sebagai bulan kelahiran Rasulullah, pernikahan beliau dengan Khadijah binti Khuwailid juga terjadi pada bulan ini, tepatnya di tanggal 10 Rabiul Awal di Kota Mekah.

Tak hanya itu, beliau juga menikahkan putri-nya, Ummi Kultsum, dengan sahabatnya Utsman bin Affan pada bulan Rabiul Awal tahun ketiga hijriah. Pernikahan ini pun terjadi atas perintah langsung dari Allah SWT, menambah kemuliaan bulan tersebut dalam sejarah Islam.

4. Bulan Safar

Walaupun pada masa jahiliyah bulan Safar sering dikaitkan dengan kesialan, pandangan ini diluruskan dalam ajaran Islam. Rasulullah SAW sendiri menikahi Sayyidah Khadijah RA pada bulan ini.

Tak hanya itu, pernikahan Sayyidina Ali dengan Sayyidah Fatimah az-Zahra juga berlangsung di bulan Safar. Kisah pernikahan Rasulullah dan keluarganya menjadi bukti bahwa bulan Safar memiliki keberkahan.

Islam mengajarkan bahwa tidak ada bulan yang membawa nasib buruk, dan Safar pun bisa menjadi waktu yang tepat untuk menikah, selama niatnya karena Allah SWT.

5. Bulan Muharram

Bulan Muharram atau dikenal sebagai bulan Suro dalam tradisi Jawa sering disalah artikan sebagai waktu yang penuh kesialan. Padahal, anggapan tersebut tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam.

Nabi Muhammad SAW secara tegas menyebut bahwa keyakinan terhadap pertanda buruk (thiyarah) merupakan bentuk kemusyrikan. Islam menekankan bahwa semua bulan adalah ciptaan Allah yang memiliki nilai dan keberkahan tersendiri.

Karenanya, umat Islam sebaiknya tidak terpengaruh oleh mitos atau takhayul, dan tetap menempatkan kepercayaan penuh kepada Allah SWT dalam setiap keputusan, termasuk dalam hal memilih waktu untuk menikah.

6. Bulan Dzulqa’dah

Bulan Dzulqa’dah juga termasuk waktu yang dianjurkan untuk melangsungkan pernikahan. Bulan ini berada di antara dua hari raya besar umat Islam, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha, menjadikannya sebagai bulan yang istimewa.

Sejarah juga mencatat bahwa Rasulullah SAW menikahkan Zainab binti Jahsyi bin Royab di bulan Dzulqa’dah. Momentum ini menjadi teladan bahwa Dzulqa’dah merupakan salah satu bulan yang membawa kebaikan dan layak dipilih sebagai waktu pernikahan.

Baca juga: 10 hal yang perlu dipersiapkan sebelum menikah

Baca juga: Begini cara nikah di KUA yang harus diketahui calon pengantin

Baca juga: Cara legalkan nikah siri agar diakui negara

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |