Jakarta (ANTARA) - Surat An-Naml menyimpan pesan mendalam, terutama tentang keesaan Allah SWT dan limpahan kebaikan-Nya. Surat ini mengingatkan setiap umat Islam untuk selalu introspeksi atas segala tindakan yang telah dilakukan.
Di dalam surat ini juga terdapat peringatan bagi mereka yang tidak mempercayai adanya kehidupan akhirat. Surat An-Naml sendiri merupakan surat ke-27 dalam Al-Quran dan terdiri dari 93 ayat.
Salah satu kisah menarik dalam surat ini adalah tentang seekor semut yang memperingatkan koloni-nya agar tidak terinjak oleh bala tentara Nabi Sulaiman. Kisah tersebut menggambarkan bahwa semut hidup dalam sistem sosial yang teratur dan disiplin, layaknya kehidupan manusia.
Bagi Anda yang belum mengetahui kandungan makna dari surat yang berarti "Semut" ini, berikut beberapa pesan penting yang bisa dipahami dari isinya, melansir berbagai sumber.
Isi surat An-Naml
Surat An-Naml, yang berarti "Semut", menggambarkan kehidupan semut yang terorganisir dan disiplin, tidak jauh berbeda dengan kehidupan manusia. Pada ayat 18 dan 19 dalam surat ini, dikisahkan bagaimana Nabi Sulaiman dianugerahi kemampuan luar biasa untuk memahami bahasa semut.
Kisah ini secara tidak langsung mengandung pesan penting tentang keharusan untuk senantiasa bersyukur kepada Allah, sekaligus menumbuhkan kepedulian terhadap makhluk ciptaan-Nya, sekecil apa pun itu. Mukjizat yang dimiliki Nabi Sulaiman tidak hanya berupa pemahaman terhadap bahasa manusia, tetapi juga bentuk komunikasi dengan makhluk hidup lainnya, yang menjadi bukti keagungan dan kekuasaan Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah dalam Surat An-Naml ayat 18–19:
حَتّٰىٓ اِذَآ اَتَوْا عَلٰى وَادِ النَّمْلِۙ قَالَتْ نَمْلَةٌ يّٰٓاَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوْا مَسٰكِنَكُمْۚ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمٰنُ وَجُنُوْدُهٗۙ وَهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ
hattâ idzâ atau ‘alâ wâdin-namli qâlat namlatuy yâ ayyuhan-namludkhulû masâkinakum, lâ yahthimannakum sulaimânu wa junûduhû wa hum lâ yasy‘urûn
Artinya: Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari” (QS An-Naml: 18).
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ
fa tabassama dlâḫikam ming qaulihâ wa qâla rabbi auzi‘nî an asykura ni‘matakallatî an‘amta ‘alayya wa ‘alâ wâlidayya wa an a‘mala shâliḫan tardlâhu wa adkhilnî biraḫmatika fî ‘ibâdikash-shâliḫîn
Artinya: Maka dia (Sulaiman) tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu, dan dia berdoa: ‘Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku agar tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.’ (QS An-Naml: 19)
Makna surat An-Naml
1. Pemimpin yang bertanggung jawab dan waspada terhadap bahaya
Dalam Surat An-Naml, digambarkan bagaimana semut memiliki kepemimpinan yang penuh tanggung jawab. Ketika menyadari adanya ancaman dari pasukan Nabi Sulaiman, sang semut pemimpin segera memperingatkan koloni-nya agar tidak celaka. Sikap ini mencerminkan sosok pemimpin ideal yang melindungi dan memperhatikan keselamatan rakyatnya.
2. Semut memiliki jiwa sosial dengan semangat kerja tinggi
Banyaknya jumlah semut dalam koloni menunjukkan bahwa mereka hidup dengan sistem yang teratur, penuh kerja sama, dan saling membantu satu sama lain. Surat ini secara tersirat menyampaikan nilai-nilai seperti semangat gotong royong, solidaritas tinggi, dan etos kerja yang luar biasa dalam kehidupan seekor semut.
3. Keharmonisan antara manusia dan alam
Kisah komunikasi antara Nabi Sulaiman dan semut mengajarkan pentingnya membangun hubungan yang baik antara manusia dan lingkungan. Surat ini menunjukkan bahwa manusia seharusnya bersikap bijaksana dan penuh kasih terhadap alam, karena dari alam itulah manusia bisa bertahan hidup dan berkembang.
4. Kerendahan hati seorang Nabi Sulaiman
Pada ayat 19 dalam surat ini, tercermin sikap rendah hati Nabi Sulaiman. Meskipun beliau dikaruniai mukjizat yang luar biasa, termasuk kemampuan berbicara dengan hewan, beliau tetap tawadhu dan senantiasa bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Sikap ini menjadi teladan dalam menjaga hati dari rasa sombong meski memiliki kelebihan.
Baca juga: Mengenal surat An-Naml: Kisah dan keutamaannya
Baca juga: Makna surat Al-Waqi'ah
Baca juga: Apakah wanita yang sedang haid boleh membaca Surat Yasin?
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025