Harianjogja.com, JAKARTA—Apple, perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS), dikabarkan berencana mengakuisisi perusahaan startup, Perplexity AI.
BACA JUGA: Apple Segera Kenalkan iOS 26
Perplexity AI merupakan salah satu mesin pencari bertenaga AI (Artificial Intelligence) yang menggunakan Large Language Models (LLMs) untuk menyediakan jawaban langsung atas permintaan pencarian, lengkap dengan kutipan sumber.
Perusahaan pengembangnya, Perplexity AI, Inc. sudah berdiri sejak 2022, dan berkantor pusat di San Francisco, Amerika Serikat.
Baca Juga 16 Miliar Password Apple hingga Google Bocor, Terbesar Sepanjang Sejarah
Dilansir Bloomberg, diskusi terkait akuisisi ini berkaitan dengan rencana Apple untuk menambahkan opsi pencarian bertenaga AI ke peramban Safari yang mengalami penurunan penelusuran karena semakin banyaknya pengguna yang beralih ke AI, bahkan menyebabkan saham Apple turun 1.1%.
Diskusi yang masih berjalan di tahap awal berkemungkinan tidak akan menghasilkan penawaran apapun, para eksekutif Perplexity pun berkomentar bahwa mereka tidak mengetahui adanya diskusi terkait merger dan akuisisi saat ini atau masa mendatang yang melibatkan perusahaan mereka.
Tantangan Apple dalam kesepakatan akuisisi Perplexity
Selain diskusi yang masih harus melalui tahapan panjang berikutnya, Apple juga menghadapi sejumlah tantangan besar lainnya.
Salah satunya adalah besarnya nilai perusahaan Perplexity, yang telah memacu antusiasme investor sehingga saat ini nilai perusahaan mereka sudah mencapai US$14 miliar atau Rp231 triliun (kurs: Rp16.505).
Diperkirakan nantinya apabila Apple berhasil mencapai kesepakatan akuisisi, itu akan menjadi jumlah investasi terbesar yang dilakukan perusahaan tersebut.
Perusahaan-perusahaan seperti Meta dan Samsung juga menambah rintangan yang dihadapi. Reuters melaporkan Meta sudah mencoba untuk membeli Perplexity pada awal tahun ini.
Sementara itu, Samsung juga sudah melakukan pembicaraan lanjutan dengan Perplexity untuk mengintegrasikan beberapa fiturnya ke dalam ekosistemnya, meskipun mereka masih memilah hal-hal spesifik dengan Perplexity seperti misalnya opsi untuk menjadikan Perplexity sebagai alternatif default mesin pencarian AI selain Google Gemini.
Adapun Perplexity sempat berminat untuk membeli TikTok, yang menghadapi tenggat waktu untuk melepaskan diri dari pemiliknya di China atau dilarang di Amerika Serikat.
Perplexity dalam postingan blognya menguraikan visi untuk mengintegrasikan kemampuan pencarian internet berbasis AI-nya dengan aplikasi berbagi video pendek yang populer tersebut.
"Menggabungkan mesin jawaban Perplexity dengan perpustakaan video TikTok yang luas akan memungkinkan kami membangun pengalaman pencarian terbaik di dunia," tulis Perplexity di blog.
Perplexity menyampaikan mereka dalam posisi menarik untuk membangun kembali algoritma TikTok tanpa menciptakan monopoli, menggabungkan kemampuan teknis kelas dunia dengan independensi Little Tech.
Perplexity mengatakan akan membangun infrastruktur untuk TikTok di pusat data di Amerika Serikat dan melakukan perawatan dengan pengawasan AS.
Perusahaan rintisan AI tersebut juga mengusulkan untuk membangun kembali algoritma kemenangan TikTok "dari bawah ke atas", membuat umpan rekomendasi "Untuk Anda" aplikasi tersebut menjadi sumber terbuka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis