Partai pemenang Pilkada Depok 2005 hingga 2024

1 week ago 12

Jakarta (ANTARA) - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memiliki tren kemenangan ketika mengusung calon mereka sendiri dalam pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) di Kota Depok, selama hampir 20 tahun terakhir.

Dominasi​ PKS di Depok dimulai sejak partai itu mengambil langkah berlawanan dengan Partai Golkar ketika mengusung Nur Mahmudi Ismail pada 2005, berpasangan dengan Yuyun Wirasaputra.

Pada pemilihan tersebut, pasangan calon kepala daerah Kota Depok yang diusung Partai Golkar, yaitu Badrul Kamal dan Syihabuddin Ahmad, mengalami kekalahan.

Pada 2010, PKS dengan calon wali kota yang diusung PKS, Nur Mahmudi Ismail berhasil mempertahankan tren kemenangan mereka dalam Pilkada Depok.

Kali itu, PKS memasangkan Nur Mahmudi dengan Mohammad Idris, politikus gaek Partai Keadilan. Untuk menyukseskan pencalonan, PKS berkoalisi dengan Partai Amanat Nasional (PAN), serta didukung Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK), Partai Pelopor, Partai Patriot dan Partai Republikan.

Pada Pilkada Depok 2015, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengusung Mohammad Idris Abdul Somad sebagai calon wali kota, setelah aturan kepemimpinan maksimal dua periode menghalangi pencalonan kembali Nur Mahmudi Ismail.

Baca juga: Perolehan suara Pilkada Depok, dominasi PKS runtuh?

Meskipun bukan kader internal partai, Idris, yang pernah berpolitik bersama Partai Keadilan, mendapatkan dukungan penuh dari PKS yang berkoalisi dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), dan didukung pula oleh Partai Demokrat. Pasangannya adalah Pradi Supriatna dari Gerindra.

Duet pencalonan Idris dengan Pradi oleh PKS dan Gerindra sukses melanggengkan Idris ke tampuk kekuasaan Kota Depok, usai mereka ditetapkan memperoleh suara terbanyak sebanyak 411.367 dari 664.453 pemilih yang surat suaranya dinyatakan sah pada Pilkada Depok 2015.

Lima tahun berikutnya, pada Pilkada Kota Depok 2020, PKS kembali menang dengan mengusung Idris berpasangan dengan kader internal mereka, Imam Budi Hartono, untuk Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok periode 2020-2025.

Imam yang merupakan Ketua Dewan Pimpinan Daerah PKS Kota Depok periode 2020 hingga 2025, juga didukung oleh Partai Demokrat dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk berpasangan dengan Idris demi memenangi Pilkada Depok 2020.

Idris dan Imam menang setelah perolehan suara mereka terbanyak yakni 415.657 dari 748.346 pemilih yang suaranya dinyatakan sah pada Pilkada Depok 2020.

Tapi rentetan kemenangan PKS itu terancam berakhir setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 2 Desember lalu menetapkan keunggulan perolehan suara pasangan Supian Suri dan Chandra Rahmansyah yang diusung oleh 12 partai, dari pasangan calon wali kota dan wakil wali kota yang diusung PKS dan Partai Golkar, Imam Budi Hartono dan Ririn A Rafiq.

Baca juga: Profil Chandra Rahmansyah, calon Wakil Wali Kota Depok 2025-2030

Pemilih di Kota Depok yang tercatat dalam daftar pemilih tetap (DPT) KPU Kota Depok tidak lagi condong memilih calon yang diusung PKS. Terbukti, Imam yang masih berstatus Wakil Wali Kota Depok ketika diusung untuk maju sebagai calon Wali Kota Depok periode 2025-2030 kalah ketika berpasangan dengan Ririn A Rafiq, menantu pedangdut A Rafiq yang disodorkan oleh Partai Golkar.

Pasangan calon kepala daerah nomor urut 01, yang diusung PKS dan Partai Golkar itu, memperoleh 396.863 suara sah. Hasil itu masih di bawah perolehan 451.785 suara dari 848.648 suara sah untuk pasangan bernomor urut 02, Supian Suri dan Chandra Rahmansyah pada Pilkada Depok 2024.

Berikut adalah daftar partai pemenang Pilkada Depok dalam 20 tahun terakhir:

2005: Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

2010: PKS dan Partai Amanat Nasional (PAN), didukung empat partai lain

2015: PKS dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), didukung Partai Demokrat

2020: PKS, Partai Demokrat, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

2024: Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Partai Demokrat, Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Partai Buruh, Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Partai Ummat, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Baca juga: Pengamat: Rendahnya partisipasi Pilkada karena ada kejenuhan politik

Baca juga: Profil Supian Suri, dari PNS level staf hingga menangi Pilkada Depok

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2024

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |