Jakarta (ANTARA) - Umat Muslim yang menaruh harapan besar lewat doa sering kali merasa resah ketika permohonannya belum juga terkabul. Perasaan ini wajar muncul karena manusia memiliki keinginan agar setiap doa yang dipanjatkan segera mendapat jawaban dari Allah.
Namun, menurut para ulama dan rujukan syariat Islam, ada sejumlah faktor yang bisa menjadi penghalang terkabulnya doa, mulai dari cara berdoa hingga perilaku sehari-hari yang kurang diperhatikan.
Lalu, apa saja penyebab yang membuat doa tidak kunjung terjawab? Simak ulasan berikut ini penjelasannya.
Penyebab Utama doa tidak kunjung terkabul
1. Hati yang mati spiritualnya
Nabi Ibrahim bin Adham seorang tabi’in yang zuhud menegaskan bahwa doa tidak terwujud karena hati telah “mati” akibat sepuluh hal mendasar. Di antaranya mengenal Allah tetapi tidak menunaikan haknya, membaca Al Quran tanpa mengamalkannya, mengaku cinta pada Nabi tapi meninggalkan sunnah, serta menyatakan setan musuh tapi tetap menuruti godaannya.
2. Dosa dan memutus silaturahim
Rasulullah SAW menjelaskan: “Doa seorang hamba pasti dikabulkan selama tidak diiringi perbuatan dosa, memutuskan tali persaudaraan, dan selama ia tidak tergesa-gesa.” Jika melakukan dosa atau memusuhi orang lain, hal itu bisa menunda pengabulan doa.
3. Menghadap yang selain Allah (syirik)
Memohon kepada selain Allah atau melibatkan benda/amal selain Allah dalam doa tergolong syirik, yang paling dibenci, sehingga menghalangi doa terkabul.
4. Hanya berdoa di waktu kesulitan
Jika seseorang hanya berdoa saat terdesak, sementara di waktu biasa mengabaikan, itu juga menjadi penghalang. Doa semestinya dipanjatkan selalu, bukan hanya saat sempit
5. Jarang berbuat baik kepada sesama
Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang berbuat kebaikan pada yang ada di bumi, maka yang di langit akan berbuat kebaikan padanya.” Amalan sosial dan berbagi kebaikan menjadi penambah pendorong diterimanya doa.
6. Kurang keyakinan dan tergesa-gesa
Doa dengan hati lalai tak akan dikabulkan. Fokus khusyuk, yakin, dan menahan diri dari ungkapan “Aku sudah lama berdoa tapi belum terkabul” penting agar doa tidak tertolak.
Hikmah penundaan
Menurut Imam Fakhruddin al‑Razi, keterlambatan pengabulan doa bisa jadi karena waktu atau kesiapan penerimanya belum tepat. Penundaan itu justru sebagai bentuk penjagaan Allah agar hamba tidak terbebani berlebih dan tidak tersesat dalam kenikmatan dunia.
Cara menyikapi agar doa lebih mustajab
Berdasarkan kaidah syariat, berikut ini langkah-langkah agar doa lebih terjaga:
• Perbaiki hati dan keimanan: jaga tauhid, amal sunnah Nabi, dan jauh dari godaan setan.
• Amalkan Al Quran dalam kehidupan sebagai pedoman, bukan sekadar bacaan.
• Pelihara hubungan dengan sesama: sedekah, silaturahim, dan berhenti dari perbuatan zalim.
• Jagalah ucapan dan pantangan syirik: doa hanya kepada Allah dan hindari keinginan yang melanggar syariat.
• Perbanyak doa di waktu mustajab: saat sujud, akhir malam, bulan Ramadhan, dan waktu lainnya sesuai sunnah.
Doa adalah hakikat ibadah yang sangat kuat. Namun, jika hati kita “mati” karena dosa, lalai, jauh dari syariat, atau berdoa tanpa keyakinan, maka doa bisa terhalang dan tidak sampai kepada Allah. Kondisi ini menjadi pengingat agar setiap hamba senantiasa menjaga kesucian hati dan memperkuat spiritualitasnya.
Justru ketika kita terus memperbaiki diri, istiqamah, berbuat baik kepada sesama, dan memahami hikmah Allah dalam menunda, maka pengabulan doa akan menjadi bagian dari rancangannya yang paling bijak. Kesabaran dan keikhlasan menjadi kunci agar doa yang dipanjatkan mendapat jawaban sesuai waktu terbaik menurutnya.
Baca juga: Bolehkah mengulang shalat taubat di hari yang sama? Ini hukumnya
Baca juga: Benarkah bergerak tiga kali dapat membatalkan shalat? Ini kata ulama
Baca juga: Doa Iftitah dalam shalat: Sunnah atau wajib? Simak penjelasannya
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.