Race Director MJM 2025, Pandu Bagus Buntaran, SEVP Corporate Relations Bank Mandiri, M. Wisnu Trihanggodo bersama Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi saat jumpa pees dengan awak media, Kamis (19/6 - 2025).ist
Harianjogja.com, SLEMAN—Mandiri Jogja Marathon (MJM) tahun ketujuh akan digelar pada Minggu (22/6/2025) mendatang di kawasan Candi Prambanan. Sebanyak 9.200 pelari dari 17 negara akan meramaikan even tahunan yang telah berlangsung sejak 2017.
SEVP Corporate Relations Bank Mandiri, M. Wisnu Trihanggodo, menyatakan MJM 2025 mengusung yang tema “Accelerate Your Limit, Embrace the Culture” diproyeksikan menjadi katalis penguatan sport tourism dan komitmen terhadap prinsip Environmental, Social and Governance (ESG).
"Kami optimistis MJM 2025 akan menjadi momentum positif untuk memperkuat sport tourism di DIY khususnya, memperluas praktik keberlanjutan, serta memberikan nilai tambah bagi ekonomi daerah dan nasional," katanya kepada awak media, Kamis (19/6/2025)
Menurutnya, MJM bukan sekadar ajang kompetisi olahraga, tetapi juga bagian dari strategi keberlanjutan yang memberi dampak nyata bagi masyarakat dan lingkungan. “MJM 2025 menjadi ruang kolaborasi lintas sektor yang mendorong akselerasi ekonomi lokal, pemanfaatan teknologi berkelanjutan, serta memperkuat kesadaran kolektif akan pentingnya keberlanjutan,” ujar Wisnu.
Berdasarkan riset Mandiri Institute, penyelenggaraan MJM dalam dua tahun terakhir mendorong pertumbuhan belanja masyarakat di wilayah DIY hingga lebih dari sepertiga dibandingkan periode normal, khususnya selama minggu pelaksanaan. Peningkatan ini ditopang oleh mobilitas wisatawan, serta aktivitas sektor turunan seperti perhotelan, transportasi, kuliner, dan UMKM.
“Dengan dukungan lebih dari 9.000 pelari dan ribuan pengunjung, MJM 2025 diharapkan memperkuat posisi Yogyakarta sebagai destinasi sport tourism unggulan di Asia Tenggara,” tambah Wisnu.
Melalui kampanye bertajuk "Mandiri Looping for Life", MJM 2025 juga menjadi ajang implementasi prinsip ESG. Salah satu inovasi dilakukan melalui fitur Livin' Planet edisi MJM dalam aplikasi Livin’ by Mandiri, yang memungkinkan peserta menghitung emisi karbon dari moda transportasi dan akomodasi serta menebusnya melalui pembelian pohon alpukat dan aren yang akan ditanam di Jember.
Inisiatif lainnya mencakup daur ulang pakaian pegawai Bank Mandiri menjadi souvenir ramah lingkungan, sebagai bagian dari penguatan ekonomi sirkular dan pengurangan limbah tekstil. “Kami ingin MJM menjadi event yang relevan secara sosial dan berkelanjutan secara operasional. Setiap langkah peserta adalah kontribusi bagi diri sendiri, lingkungan, dan masyarakat,” tutur Wisnu.
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi mengapresiasi peran MJM dalam memperkuat daya tarik wisata olahraga di Jogja. “MJM telah menjadi ajang tahunan yang mendorong peningkatan kunjungan, memperpanjang masa tinggal wisatawan, serta menciptakan sirkulasi ekonomi di sektor pariwisata dan UMKM,” kata Imam.
Dijelaskan Imam, kegiatan MJM di Jogja senyampang dengan tema pariwisata di DIY pada 2024-2026 yang mengusung Sport Tourism (wisata olahraga) dan wellness tourism (wisata kesehatan). Dengan demikian, lanjut Imam, even MJM turut memberikan kontribusi bagi pariwisata di DIY. "Ke depan diharapkan sebelum MJM digelar, ada even-even kecil pra MJM yang dilakukan untuk menambah kemeriahan," usulnya.
Race Director MJM 2025, Pandu Bagus Buntaran mengatakan bahwa terdapat empat kategori utama di MJM mulai Marathon, Half Marathon, 10K, dan 5K Fun Run. Tahun ini, MJM diikuti sebanyak 9.200 pelari dari 17 negara akan ambil bagian.
"Peserta dari Kenya, Amerika Serikat, Inggris, Korea Selatan, Tiongkok, Jepang, Malaysia, dan Singapura. Hal ini menjadikan MJM salah satu ajang lari terbesar dan paling inklusif di Indonesia," katanya.
Dia menjelaskan bahwa ajang ini menggunakan rute bersertifikasi Association of International Marathons and Distance Races (AIMS), sehingga hasil waktu yang dicatatkan peserta akan diakui secara internasional.
“Kami pastikan kualitas lomba tetap konsisten dan kompetitif. Rute kami tidak hanya menantang secara teknis, tetapi juga menyuguhkan visual khas Jogja yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelari,” ujarnya.
Adapun desain medali MJM 2025 juga mengangkat nilai lokal. Medali tahun ini mengusung konsep sumbu filosofis Jogja, dan menjadi bagian dari rangkaian lima medali tahunan (2025–2029) yang jika dikoleksi lengkap, akan membentuk visual utuh dari sumbu budaya Jogja mulai dari Laut Selatan hingga Gunung Merapi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News