BEI DIY Perkirakan Dampak Konflik Israel-Iran ke IHSG Tidak Berlangsung Lama

5 hours ago 3

BEI DIY Perkirakan Dampak Konflik Israel-Iran ke IHSG Tidak Berlangsung Lama Warga memantau pergerakan saham melalui gawainya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/3/2025). Antara - Sulthony Hasanuddin

Harianjogja.com, JOGJA—Bursa Efek Indonesia (BEI) Yogyakarta menyebut memanasnya perang antara Israel-Iran berpengaruh pada pasar modal Indonesia.

Kepala BEI Yogyakarta, Irfan Noor Riza mengatakan ada peningkatan volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) seiring dengan memanasnya perang Israel-Iran.

Meski demikian, BEI meyakini jika volatilitas ini tidak akan berlangsung lama. Menurutnya jika menengok lagi ke belakang saat terjadi konflik Rusia-Ukraina 24 Februari 2022 dan konflik Israel-Hamas 7 Oktober 2023, pada saat itu volatilitas IHSG cukup tinggi pada awal-awal konflik.

BACA JUGA: Penguatan Bursa Saham Asia, IHSG Ditutup Menguat Awal Pekan Ini

Akan tetapi dua bulan setelah meletusnya konflik, IHSG kembali ke arah positif dan bahkan naik lebih kurang 4%. Oleh karena itu, BEI memperkirakan konflik kali ini tidak berdampak besar pada IHSG. "Kami yakin volatilitas ini tidak akan berlangsung lama," ucapnya, Kamis (19/6/20250)

Irfan berharap konflik bisa segera reda dan berakhir. Sehingga hal-hal yang dikhawatirkan tidak terjadi. Seperti terganggunya rantai pasok yang bisa mendorong peningkatan harga komoditas dan mempengaruhi perekonomian dunia.

Lebih lanjut dia mengatakan BEI akan terus memantau dinamikanya. Serta berharap investor pasar modal semakin cerdas dan melek informasi. BEI meyakini pasar modal Indonesia masih memiliki daya saing dan fundamental yang cukup kuat, sehingga diharapkan koreksi semacam ini bersifat sementara.

"Kami juga melihat bahwa investor domestik cenderung memanfaatkan koreksi untuk membeli saham yang dilepas investor asing, sehingga ada potensi pemulihan begitu sentimen membaik," jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan yang menarik adalah ada beberapa sektor yang justru diuntungkan oleh konflik, terutama yang terkait komoditas energi dan emas. Lonjakan harga minyak mentah dunia selama konflik memberi angin positif bagi saham sektor energi.

Ia melihat hal ini sebagai peluang ke depan, sehingga semakin banyak masyarakat Indonesia yang menikmati dengan menjadi Investor-investor baru di pasar modal Indonesia. "Seiring dengan keyakinan kami bahwa pasar modal di DIY akan terus bertumbuh sejalan dengan bertumbuhnya investor-investor baru," lanjutnya.

IHSG sempat melemah 0,53% ke level 7.166,06 saat perang antara Israel-Iran meletus pada Jumat (13/6/2025). Saat itu, nilai transaksi IHSG tercatat sebesar Rp15,21 triliun dengan volume sebesar 26,69 miliar dan 1.365.127 kali saham yang diperdagangkan.

Data BEI menunjukkan, sepanjang periode 9-13 Juni 2025, IHSG juga tercatat melemah sebesar 0,74% dari 7.113,425 di periode pekan lalu. Namun, IHSG pada Jumat mencatat jual bersih atau net foreign buy sebesar Rp478,76 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |