Fisik kuat dan sehat menjadi kunci menyelesaikan tugas tersebut. Hal ini dirasakan betul oleh warga Padukuhan Klajuran, Kalurahan Sidokarto, Kapanewon Godean, Sleman bernama Hendrix Suseno, (42). - Ist
JOGJA - BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) memastikan masyarakat dapat mengakses kesehatan dengan mudah dan gratis. Dengan begitu, masyarakat dapat menjaga kesehatan. Kesehatan yang terjaga dapat meningkatkan produktivitas.
Kesehatan sangat penting apalagi jika profesi seseorang mengharuskan berkeliling ke berbagai daerah. Fisik kuat dan sehat menjadi kunci menyelesaikan tugas tersebut. Hal ini dirasakan betul oleh warga Padukuhan Klajuran, Kalurahan Sidokarto, Kapanewon Godean, Sleman bernama Hendrix Suseno, (42).
Hendrix merupakan seorang pekerja alih daya atau outsourcing sopir di PT Pegadaian. Kantor induknya ada di Kota Semarang. Dia kerap berkeliling ke berbagai daerah, utamanya Provinsi D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Sebaik-baiknya dia menjaga kesehatan, Hendrix tetap sakit juga, Pada Sabtu malam, dia terpaksa menjalani rawat inap di Charitas Hospital Klepu, Kalurahan Sendangmulyo, Kapanewon Minggir, Sleman.
“Saat itu, saya sedang menerima tamu. Kawan datang untuk melihat peternakan burung kenari milik saya. Di waktu yang sama, dada kiri saya terasa nyeri. Tarikan nafasnya pendek dan sakit. Lalu langsung memeriksakan diri di klinik depan rumah. Klinik merujuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Charitas Hospital Klepu,” ungkap Hendrix.
BACA JUGA: Dirut BPJS Kesehatan Gandeng Wali Kota Yogyakarta Cek Layanan JKN di RS Pratama
Di IGD, Hendrix menjalani pengecekan darah dan elektrokardiogram (EKG). EKG merupakan tes untuk memeriksa aktivitas listrik jantung dengan merekamnya melalui elektroda yang ditempelkan pada tubuh.
“Hasil pemeriksaan sudah kemarin [Senin]. Persisnya saya lupa. Hasilnya sudah bagus, begitu saja yang saya tahu. Tapi memang saya punya riwayat asam lambung juga,” kata Hendrix ditemui di Charitas Hospital Klepu, Kamis (19/06).
Hendrix mengaku langsung mendapat penanganan ketika tiba di Charitas Hospital Klepu. Pengurusan administrasi mengunnakan JKN juga tidak ada kendala. Pemeriksaan di rumah sakit ini juga merupakan kali keduanya.
“Pertama kali menggunakan JKN ketika saya mengalami gejala demam berdarah (DB) pada Januari 2025. Saya masuk IGD dan mendapat infus juga. Di hari yang sama, dokter memperbolehkan pulang,” katanya.
Dia menjalani rawat jalan. Tidak perlu kontrol, hanya minum obat, kondisi Hendrix kemudian berangsur membaik kala itu.
“Saya kena DB setelah kerja di Kapanewon Semanu, Gunungkidul. Di sana seminggu. Saya dengar memang Semanu endemik DB dan chikungunya. Setelah pulang, saya merasa nggregesi [meriang dan menggigil] dan pusing. Dicek di Charitas Hospital Klepu kata dokter DB,” katanya.
Terdaftar menjadi peserta JKN sejak 2015, dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU). Kantornya yang mendaftarkan dan membayar iuran bulanan, jadi berhak mendapatkan fasilitas kelas 1 atau kelas 2.
Hendrix saat ini menempati ruang kelas 1. Dia sempat kaget karena fasilitas kelas 1 hampir sama dengan kelas 2 dan bahkan kelas 3. Ruang tersebut memiliki air conditioner (AC) dan tambahan sofa bed.
“Tadinya saya mau pindah kalau satu ruang ada lebih dari satu pasien. Tapi ternyata ruangan dan fasilitasnya bagus seperti ini. Akhirnya tidak jadi pindah,” ucapnya.
Lebih jauh, dia mengaku pelayanan Charitas Hospital Klepu sangat baik. Mulai dari pengurusan dokumen administrasi hingga fasilitas terasa premium. Pelayanan prima.
“Sekarang untuk pemindahan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) cukup menggunakan Aplikasi Mobile JKN.
Kemaren saya dibantu petugas BPJS Kesehatan untuk mengurus pemindahan faskes itu. Mudah dan cepat,” kata Hendrix.
Pelayanan optimal yang diberikan oleh BPJS Kesehatan dan rumah sakit bukan hanya dia yang merasakan, mertuanya juga mendapat pelayanan yang sama ketika menjalani rawat inap di Charitas Hospital Klepu. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
