Populasi Nyamuk ber-Wolbachia Disebut Efektif Menekan Jumlah Kasus DBD di Kota Jogja

1 week ago 13

8000hoki.com Daftar website Slots Gacor Thailand Terkini Sering Menang Full Online

hoki kilat slot Login website Slots Gacor Philippines Terpercaya Sering Lancar Jackpot Non Stop

1000 Hoki Online List Agen web Slots Gacor Malaysia Terkini Mudah Lancar Scatter Full Banyak

5000hoki Situs server Slots Maxwin Singapore Terpercaya Pasti Lancar Win Full Setiap Hari

7000hoki Data Daftar website Slots Maxwin Myanmar Terbaru Mudah Lancar Jackpot Online

9000hoki.com Data Agen website Slot Gacor Terpercaya Mudah Lancar Win Non Stop

Alternatif Demo Slot Maxwin basis Indonesia Terpercaya Mudah Lancar Win Full Setiap Hari

Idagent138 Daftar Akun Slot Game Terpercaya

Luckygaming138 Slot Anti Rungkat Terbaik

Adugaming Akun Slot Anti Rungkat Terpercaya

kiss69 Id Slot Game Terpercaya

Agent188 Daftar Id Slot

Moto128 Daftar Id Slot Game Online

Betplay138 Daftar Akun Slot Anti Rungkat Terbaik

Letsbet77 Slot Gacor Terpercaya

Portbet88 Daftar Slot Terpercaya

Jfgaming168 Akun Slot Anti Rungkad

Mg138 login Slot Game Terpercaya

Adagaming168 login Akun Slot Maxwin Terbaik

Kingbet189 login Slot Anti Rungkat Online

Summer138 Id Slot Anti Rungkat

Evorabid77 login Slot Maxwin Terpercaya

Harianjogja.com, JOGJA—Populasi nyamuk ber-Wolbachia masih efektif membantu menekan persebaran kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Jogja.

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinkes Kota Jogja Endang Sri Rahayu yang dihubungi di Jogja, Senin, mengatakan populasi nyamuk dengan bakteri Wolbachia di Kota Gudeg masih bertahan di angka 86 - 87 persen berdasarkan hasil survei akhir 2024.

"Insyaallah masih efektif. Terakhir populasi nyamuk yang ber-Wolbachia masih kisaran 86 - 87 persen," ujar dia, Senian (14/4/2025).

Ia menjelaskan nyamuk Aedes aegypti yang mengandung bakteri Wolbachia berfungsi menekan kemampuan virus dengue berkembang biak dalam tubuh nyamuk. Dengan begitu, potensi penularan ke manusia dapat ditekan.

Namun demikian, Endang mengingatkan upaya utama pengendalian DBD di Kota Jogja tetap digencarkan bersama masyarakat lewat gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

"Itu yang paling efektif dan efisien. Yang lain-lain seperti nyamuk ber-Wolbachia, larvasida, dan 'fogging' (pengasapan) itu sifatnya hanya mendukung," ujarnya.

BACA JUGA: Tiga Polisi Diduga Melakukan Pungli kepada Tahanan di Polda Jateng

Menurut Endang, dinkes melalui puskesmas terus mengedukasi masyarakat agar konsisten menjalankan PSN, terutama memasuki masa pancaroba yang dinilai masih menyisakan kelembaban tinggi dan berpotensi mendukung perkembangan nyamuk.

"Musim hujan memang puncaknya peningkatan populasi nyamuk, tapi masa pancaroba ini tetap harus diwaspadai karena pengaruh musim hujannya masih ada," imbuhnya.

Untuk mendukung deteksi dini DBD, Dinkes Kota Jogja juga menyediakan alat tes spesifik (NS1) DBD secara gratis di seluruh puskesmas di kota ini.

"Itu semacam cek darah. Untuk yang bergejala panas, dicek dengan NS1 apakah panasnya karena terinfeksi DBD atau bukan," jelas Endang.

Dari data Dinkes, kasus DBD di Kota Jogja tercatat sebanyak 127 kasus. Angka tersebut menurun dari bulan ke bulan, yakni 57 kasus pada Januari 2025, 48 kasus pada Februari, dan 22 kasus pada Maret. "Hingga pertengahan April belum ada laporan kasus masuk," kata dia.

Secara rinci, Kelurahan Kricak mencatat jumlah kasus tertinggi dengan sembilan kasus, disusul Wirobrajan dan Gedongkiwo masing-masing tujuh kasus, serta Kelurahan Suryatmajan dan Tegalrejo masing-masing lima kasus.

Menurut dia, sebaran kasus terjadi hampir merata di seluruh wilayah, dengan sebagian besar kelurahan mencatat rata-rata tiga kasus.

Pemerintah Kota Jogja mencatat jumlah kasus DBD terendah sepanjang sejarah pada 2023 yakni hanya 67 kasus setelah penerapan teknologi nyamuk ber-Wolbachia yang dimulai sejak 2016. Efektivitas teknologi tersebut telah diteliti sejak 2011 oleh World Mosquito Program (WMP) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Jogja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |