Dugaan Perundungan Pelajar SMP di Gunungkidul, Begini Respons Dinas Pendidikan

2 hours ago 1

Dugaan Perundungan Pelajar SMP di Gunungkidul, Begini Respons Dinas Pendidikan Ilustrasi perundungan. - Pixabay/Wokandapix

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul, Nunuk Setyowati memastikan satgas anti kekerasan sudah terbentuk di setiap sekolah. Pihaknya rutin mendapatkan laporan terkait dengan adanya kasus perundungan yang melibatkan para siswa.

“Para pengawas sekolah terus melaporkan secara rutin. Setiap detail perkembangan hingga proses penyelesaian masalah yang terjadi,” kata Nunuk, Jumat (25/4/2025).

Meski tidak menyebut secara rinci kasus yang pernah terjadi, ia mengungkapkan tidak ada masalah kaitannya dengan upaya penanangan kasus oleh satgas anti kekerasan. Guna mengoptimalkan upaya pencegahan, ia berharap adanya koordinasi dan komunikasi yang baik antara pihak sekolah dengan wali murid.

BACA JUGA: Gegara Jajanan, Siswa SMP Negeri di Gunungkidul Dipukul Kakak Kelas

“Mari bersama-sama cegah kasus kekerasan anak, baik di lingkungan sekolah maupun di luar. Ini demi masa depan generasi muda yang lebih baik,” katanya.

Kasus kekerasan terhadap siswa terbaru terjadi di SMP Negeri 1 Playen pada Selasa (23/4/2025) siang. Perundungan terjadi karena masalah jajanan sehingga kakak kelas melakukan pemukulan terhadap adik kelasnya.

Pelaksana Tugas Kepala SMP Negeri 1 Playen, Tumijo mengatakan, proses mediasi untuk menyelesaikan kasus perundungan ini masih berjalan. Ia berharap pada saat ada pertemuan lanjutan, khususnya saat menghadirkan para siswa yang terlibat bisa saling jujur satu sama lainnya.

“Kejujuran ini penting untuk menyelesaikan masalah yang ada. Kami ingin para anak ini bisa tetap bersekolah di sini hingga lulus nanti,” katanya.

Menurut dia, di sekolah sebenarnya sudah ada tim anti perundungan. Menurutnya ada kegiatan apel sebanyak tiga kali dalam sepekan, yang salah satunya menekankan pada nilai-nilai anti kekerasan. “Kami terus berupaya meminimalisir terjadinya perundungan di sekolah,” katanya.

BACA JUGA: Jemaah Calon Haji di Gunungkidul Divaksin Dua Kali, Kecuali yang Hipertensi

Meski demikian, kasus perundungan tetap ada dan hampir terjadi di setiap sekolah. Hanya saja, untuk tingkatannya bervariasi mulai dari ringan sampai yang berat.

“Memanggil teman dengan nama orang tua, sebenarnya juga sudah masuk perundungan. Apapun itu, kami tetap berupaya menekan terjadinya perundungan. Untuk kasus yang telah terjadi, kami terus berupaya menyelesaikan dengan harapan anak-anak tetap bisa bersekolah sampai lulus,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |