Apa itu Paskah? Ini pengertian, asal-usul, dan tradisi perayaannya

2 days ago 12

Jakarta (ANTARA) - Menjelang perayaan Paskah di tahun 2025, umat Kristiani di seluruh dunia mulai bersiap menyambut momen sakral yang penuh makna ini.

Paskah bukan sekadar hari libur keagamaan, tetapi merupakan inti dari iman Kristiani yang memperingati kebangkitan Yesus Kristus setelah wafat-Nya di kayu salib.

Bagi umat Protestan maupun Katolik, Paskah menjadi lambang kemenangan atas dosa dan kematian, serta harapan akan kehidupan yang kekal.

Tapi, apa sebenarnya pengertian Paskah itu sendiri? Bagaimana sejarahnya dimulai dan tradisi apa saja yang biasanya dilakukan dalam menyambut hari suci ini?

Berikut ini akan mengulas secara mendalam tentang pengertian, asal-usul Paskah, serta tradisi yang masih dijalankan oleh umat Kristiani hingga kini, melansir berbagai sumber.

Pengertian Paskah

Paskah merupakan hari yang diperingati sebagai momen penting dalam kehidupan umat Kristiani, yakni saat Yesus Kristus, sang Juru Selamat, bangkit dari kematian.

Peristiwa ini menandai kemenangan-Nya atas maut setelah sebelumnya wafat di kayu salib demi menebus dosa umat manusia. Pengorbanan Yesus menjadi lambang kasih yang begitu besar, dan kebangkitan-Nya memberi harapan akan keselamatan dan hidup yang kekal bagi para pengikut-Nya.

Kebangkitan Yesus terjadi pada hari ketiga setelah kematian-Nya, dan diyakini sebagai awal dari kehidupan yang abadi yang dianugerahkan kepada umat manusia.

Paskah biasanya dirayakan pada bulan April, tepatnya pada hari Minggu pertama setelah purnama pertama yang jatuh setelah titik balik musim semi. Inilah yang menjadikan Paskah sebagai perayaan iman yang penuh makna dan pengharapan dalam tradisi Kristiani.

Asal-usul hari Paskah

Asal-usul perayaan Paskah dalam tradisi Kristiani memiliki keterkaitan erat dengan hari raya Paskah dalam tradisi Yahudi. Berdasarkan catatan Alkitab, penyaliban Yesus Kristus terjadi bertepatan dengan perayaan Paskah Yahudi.

Tiga hari setelah kematian-Nya, Yesus bangkit, yang kemudian dikenal sebagai peristiwa Kebangkitan. Momen ini menjadi inti kepercayaan umat Kristiani sebagai simbol kemenangan atas maut serta harapan akan kehidupan kekal.

Nama Paskah dalam bahasa Inggris, Easter, diyakini berasal dari nama dewi musim semi dalam kepercayaan Anglo-Saxon, yaitu Eostre. Perayaan ini berkaitan erat dengan masa pergantian musim atau titik balik musim semi.

Di berbagai negara, nama Paskah memiliki sebutan berbeda. Dalam bahasa Yunani disebut Pascha, dalam bahasa Italia Pasqua, dalam bahasa Denmark Paaske, dan dalam bahasa Prancis dikenal dengan Pasque.

Sementara di Jerman, perayaan ini disebut Ostern, yang berasal dari nama dewi Ostara, figur yang serupa dengan Eostre. Peringatan Paskah dalam kekristenan sudah mulai dilakukan sejak abad ke-2, namun baru pada abad ke-4, tepatnya tahun 325 Masehi, Konsili Nicea secara resmi menetapkan waktu pelaksanaannya.

Tanggal Paskah ditentukan berdasarkan perhitungan kalender lunar, yaitu jatuh pada hari Minggu pertama setelah bulan purnama yang muncul pasca titik balik musim semi.

Tradisi hari Paskah

Seperti halnya perayaan Natal, Paskah juga memiliki berbagai tradisi unik yang berkembang di tengah masyarakat. Menariknya, tidak semua tradisi tersebut berkaitan langsung dengan kisah kebangkitan Yesus, melainkan berasal dari kebiasaan-kebiasaan budaya yang diwariskan secara turun-temurun.

Salah satu simbol paling dikenal dari Paskah adalah telur dan kelinci. Penggunaan telur yang dihias sebagai ornamen Paskah mulai dikenal sejak abad ke-13. Mengutip Britannica, pada masa itu, gereja melarang umat mengonsumsi telur selama Pekan Suci.

Namun, ayam tetap bertelur selama periode tersebut, sehingga telur-telur itu disimpan dan dikenal sebagai "telur Pekan Suci". Dari sinilah muncul tradisi menghias telur.

Telur kemudian dimaknai sebagai lambang kebangkitan. Sebagaimana Yesus bangkit dari kubur, telur dianggap sebagai simbol kehidupan baru yang keluar dari cangkang, menggambarkan harapan dan pembaruan dalam iman.

Baca juga: KAI amankan barang tertinggal Rp1,28 miliar selama angkutan Lebaran

Baca juga: Uskup Manokwari-Sorong: Minggu Palma dimulainya kisah sengsara Yesus

Baca juga: Gereja Tepi Barat rayakan Paskah secara tenang di tengah perang

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |