5 negara ini pernah terlibat konflik perdagangan signifikan dengan Amerika Serikat.
Kamis, 10 Apr 2025 07:41:00

Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menaikkan tarif barang impor memicu gelombang perang dagang global. China sebagai salah satu negara yang terkena dampak, membalas dengan menaikkan tarif impor produk AS hingga 32%. Hal itu kemudian dibalas Trump dengan tarif 104%.
Namun, perang dagang AS bukanlah fenomena baru yang hanya melibatkan China. Banyak negara lain juga merasakan dampak kebijakan proteksionis AS tersebut. Artikel ini akan mengulas lima negara selain China yang pernah terlibat dalam perang dagang dengan Amerika Serikat.
Perang dagang, sebagai bentuk proteksionisme ekonomi, seringkali menimbulkan dampak yang kompleks dan meluas, tidak hanya pada negara yang terlibat langsung, tetapi juga pada perekonomian global.
Perang Dagang China dan AS
Konflik dagang antara AS dan China memuncak saat Trump memberlakukan tarif tinggi pada produk impor asal China. Pemicu utamanya adalah tuduhan AS terhadap China yang dianggap melakukan praktik perdagangan tidak adil, seperti subsidi besar-besaran bagi industri dalam negeri dan dugaan pencurian kekayaan intelektual.
Pada 2018, AS menerapkan tarif 25% pada lebih dari 800 produk asal Cina, termasuk baja dan aluminium. Beijing membalas dengan tarif serupa terhadap produk pertanian dan teknologi AS, seperti kedelai dan pesawat terbang.
Penerapan tarif ini membuat perusahaan AS yang bergantung pada rantai pasok Cina menghadapi lonjakan biaya produksi. Terbaru, Trump menaikan tarif impor China hingga 104% setelah negeri tirai bambu itu menaikkan tarif impor produk AS hingga 32% sebagai bentuk balasan.
AS - Kanada
Konflik perdagangan antara AS dan Kanada cukup signifikan, terutama yang berkaitan dengan industri kayu dan baja. AS menerapkan tarif impor terhadap produk-produk Kanada, yang kemudian dibalas oleh Kanada dengan tindakan serupa.
Perselisihan ini menunjukkan kompleksitas hubungan ekonomi antara dua negara tetangga yang memiliki ikatan ekonomi yang erat. Kedua negara sama-sama berupaya melindungi industri domestiknya masing-masing.
Perselisihan ini menyoroti tantangan dalam menyeimbangkan kepentingan ekonomi nasional dengan kerja sama ekonomi internasional. Meskipun AS dan Kanada memiliki hubungan yang kuat, perbedaan kepentingan ekonomi dapat menyebabkan konflik perdagangan yang signifikan.
AS - Meksiko
Meksiko juga pernah menjadi sasaran tarif impor AS, terutama dikaitkan dengan isu imigrasi ilegal dan narkoba. AS menggunakan tarif impor sebagai alat tekanan untuk mendorong Meksiko mengatasi masalah ini. Namun, langkah ini juga memicu reaksi balasan dari Meksiko, yang memperumit hubungan ekonomi kedua negara.
Penerapan tarif impor oleh AS terhadap produk Meksiko berdampak pada berbagai sektor ekonomi Meksiko. Eksportir Meksiko menghadapi kesulitan dalam memasarkan produknya ke AS, sehingga berdampak pada pendapatan dan lapangan kerja.
AS - Uni Eropa (UE)
Uni Eropa (UE) dan AS telah beberapa kali berselisih dalam kebijakan perdagangan, mulai dari tarif produk pertanian hingga industri berat. Salah satu konflik terkenal adalah "Chicken War" tahun 1960-an, ketika Eropa menaikkan tarif ayam AS karena takut kalah bersaing dengan peternak Amerika.
Perselisihan dagang antara AS dan UE seringkali berfokus pada isu-isu seperti subsidi, hambatan perdagangan, dan akses pasar. Kedua pihak saling menuduh melakukan praktik-praktik perdagangan yang tidak adil, yang menyebabkan eskalasi ketegangan.
Konflik ini juga berdampak pada ketidakpastian bagi pelaku usaha di kedua kawasan. Sebagai dua kekuatan ekonomi utama dunia, AS dan UE memiliki kepentingan yang saling terkait, tetapi juga memiliki perbedaan kepentingan yang dapat menyebabkan konflik perdagangan.
AS - Jepang
Pada 1980-an, industri otomotif Jepang mendominasi pasar AS yang mengancam produsen mobil dalam negeri seperti General Motors dan Ford. Pemerintah AS menuduh Jepang melakukan dumping dan memaksa negeri Matahari Terbit itu untuk membatasi ekspor mobil ke AS secara sukarela.
Pada 1987, Presiden Ronald Reagan menerapkan tarif 100% pada produk otomotif Jepang setelah Tokyo dianggap gagal membuka pasarnya untuk semikonduktor AS. Konflik ini berdampak terhadap nilai yen yang melonjak, ekspor Jepang menurun, dan ekonomi Jepang mengalami stagnasi panjang di era 1990-an.
Jepang juga terlibat dalam perselisihan dagang dengan AS selama pemerintahan Trump. Meskipun detail spesifiknya terbatas, konflik ini menunjukkan bahwa kebijakan perdagangan proteksionis AS berdampak luas pada negara-negara mitra dagangnya.
Jepang, sebagai salah satu ekonomi terbesar dunia, tentu merasakan dampak dari kebijakan tersebut. Konflik perdagangan antara AS dan Jepang seringkali berfokus pada isu-isu seperti akses pasar, hambatan perdagangan, dan ketidakseimbangan perdagangan.
AS - Korea Selatan
AS terlibat konflik perdagangan dengan Korea Selatan (Korsel), terutama terkait industri mobil dan baja. AS menerapkan tarif impor terhadap produk-produk Korea Selatan, yang kemudian memicu reaksi balasan dari Korea Selatan.
Korea Selatan dan AS memiliki perjanjian perdagangan bebas Korea-US Free Trade Agreement (KORUS FTA) yang ditandatangani pada 2012. Namun pada 2018, pemerintahan Trump menekan Korsel untuk menegosiasi ulang perjanjian tersebut dengan alasan defisit perdagangan yang merugikan AS.
Ketika Donald Trump menjabat, ia menganggap perjanjian dagang KORUS merugikan AS dan lebih menguntungkan Korea Selatan. Pada 2018, tarif tinggi diberlakukan pada produk baja Korea yang membuat Korsel menegosiasikan ulang KORUS dengan AS.
Salah satunya dengan membatasi ekspor baja ke AS dan meningkatkan impor mobil buatan AS ke pasar Korea. Industri otomotif Korea Selatan, yang sangat bergantung pada pasar AS akhirnya menyetujui revisi KORUS FTA tersebut.
Meskipun AS dan Korea Selatan memiliki hubungan aliansi yang kuat, perbedaan kepentingan ekonomi dapat menyebabkan konflik perdagangan yang signifikan. Konflik ini menunjukkan bahwa perang dagang dapat terjadi bahkan di antara negara-negara sekutu.
Artikel ini ditulis oleh

K
Reporter
- Khulafa Pinta Winastya


Pertama dalam Sejarah, Mitra Dagang ASEAN Beralih dari China ke Amerika Serikat
Meski demikian, situasi perdagangan ini belum menguntungkan Indonesia sebagai negara terbesar di kawasan ASEAN.

Daftar Negara yang Paling Anjlok Akibat Kebijakan Tarif Impor Donald Trump
Situasi ini semakin runyam setelah China melakukan aksi balasan dengan menerapkan tarif tambahan.

China Marah Besar, Beri Sanksi Perusahaan Amerika Serikat karena Jual Senjata ke Taiwan
Sanksi yang diberikan kepada perusahaan maupun individu asal Amerika Serikat (AS) susah sesuai dengan aturan.
China 1 tahun yang lalu

11 Negara Respons Kebijakan Tarif Impor Donald Trump, Ada yang Langsung Ambil Tindakan Balasan
Donald Trump juga telah memberlakukan tarif sebesar 20 persen untuk barang-barang yang berasal dari Uni Eropa.

China menuduh AS menggunakan praktik intimidasi sepihak untuk mengatur ulang aturan perdagangan global.
China 1 minggu yang lalu
