Pengembangan Laguna Pantai Depok, Bakal Ada Fasilitas Wisata Air hingga Amfiteater

5 hours ago 4

Pengembangan Laguna Pantai Depok, Bakal Ada Fasilitas Wisata Air hingga Amfiteater Suasana destinasi wisata Laguna Depok yang berlokasi di Parangtritis, Kretek, Bantul, Selasa (17/6 - 2025). Pengelola wisata ini berencana untuk mengembangkan sejumlah spot untuk menarik minat wisatawan. / ist

Harianjogja.com, BANTUL–Pemerintah Kalurahan Parangtritis melalui Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) Paris Bermantera berencana mengembangkan kawasan wisata Laguna Pantai Depok. Sejumlah fasilitas baru disiapkan untuk menarik minat wisatawan, termasuk wisata air, amfiteater, hingga area terbuka untuk camping dan garden park.

Ketua BUMKal Paris Bermantera, Margiono Widodo menjelaskan, pengembangan akan dilakukan bertahap. Saat ini, rencana pengembangan masih menunggu penyusunan masterplan oleh Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). "Tahapan awal kemungkinan dimulai dari pembangunan amfiteater di area selatan bawah yang saat ini masih berupa hamparan rumput," ujarnya saat ditemui, Selasa (17/6/2026).

Selain amfiteater, kawasan ini akan dilengkapi dengan wisata tanpa bangunan permanen seperti outbound, garden farm, area camping, serta sejumlah spot foto. Sementara itu, di bagian atas dekat bangunan food court, BUMKal juga berencana menata ulang kios-kios kosong untuk dimanfaatkan sebagai tempat kuliner dan kerajinan lokal.

Pengembangan ini, kata Margiono, dilakukan untuk menjawab keluhan pengunjung yang merasa tidak ada atraksi menarik di kawasan Laguna Depok. "Banyak yang tanya, kok tidak ada pertunjukan apa-apa. Harapannya nanti di amfiteater bisa ada live music atau event budaya. Kalau tidak ada daya tarik, ya sulit menarik pengunjung," jelasnya.

BACA JUGA: Keluarga Desak Polda DIY Rilis Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Libatkan Mbah Tupon

Ia mengakui, jumlah kunjungan wisatawan ke Laguna Depok saat ini relatif kecil, sekitar 200–300 orang per hari biasa dan meningkat sedikit saat libur panjang. "Kalau hari libur biasanya wisatawan muda yang datang untuk water sport seperti jet ski atau naik speedboat," katanya.

Meski demikian, Margiono menyebut pembiayaan masih menjadi kendala utama. Pendapatan dari pengelolaan saat ini belum cukup untuk mendanai pengembangan besar.

"Pendapatan dari BUMKal belum mampu membiayai sepenuhnya. Perlu dukungan CSR atau penyertaan modal dari desa dan pihak lain," katanya.

Pendapatan yang disetorkan BUMKal ke Kalurahan tercatat masih fluktuatif. Pada 2022 sebesar Rp25,96 juta, naik menjadi Rp50,05 juta pada 2023, dan turun menjadi Rp45 juta pada 2024. Sumber pemasukan berasal dari parkir, kontribusi warung, serta kerja sama pengelolaan resto dengan pihak swasta.

"Kami baru mulai operasional pasca-Covid. Restoran yang kerja sama itu baru berkontribusi mulai Mei 2024. Jadi masih dalam tahap awal penguatan," jelasnya.

Laguna Depok seluas sekitar 3.000 meter persegi ini terbagi dalam beberapa status kepemilikan. Bagian atas milik Dinas Pariwisata Bantul dan hanya dipinjamkan ke kalurahan untuk dikelola. Sementara bagian bawah atau area rumput yang direncanakan jadi amfiteater merupakan hibah dari Dinas Pariwisata DIY ke kalurahan. Adapun area lebih ke selatan hingga mendekati area pantai merupakan tanah kas desa.

Dengan berbagai potensi, BUMKal berharap pengembangan ini bisa menghidupkan kembali Laguna Depok sebagai salah satu ikon wisata Parangtritis. "Mudah-mudahan segera terwujud, karena ini bagian dari upaya mengangkat perekonomian warga sekitar melalui sektor wisata," kata Margiono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |