Paus Fransiskus, pemimpin spiritual umat Katolik dunia, meninggal dunia pada usia 88 tahun akibat stroke yang menyebabkan koma dan gagal jantung.
Selasa, 22 Apr 2025 13:05:00

Berita duka cita menyelimuti umat Katolik se dunia. Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4) pada usia 88 tahun.
Kepergian Paus Fransiskus meninggalkan duka mendalam bagi jutaan umat Katolik di seluruh dunia yang mengagumi kepemimpinannya. Penyebab kematiannya telah diumumkan secara resmi oleh Vatikan, bahwa sang Paus mengalami stroke dan berujung pada koma dan gagal jantung.
Sebelumnya kondisi kesehatan Paus Fransiskus telah memburuk beberapa minggu sebelum kematiannya. Ia sempat dirawat di rumah sakit selama lebih dari sebulan karena infeksi saluran pernapasan.
Pemeriksaan thanatografi elektrokardiografi memastikan penyebab kematiannya adalah stroke yang kemudian diikuti oleh koma dan gagal jantung yang tak dapat disembuhkan.
Selain stroke, Paus Fransiskus memiliki riwayat penyakit yang cukup kompleks, termasuk pneumonia bilateral, bronkitis, hipertensi, dan diabetes melitus tipe 2. Bahkan, sebagian paru-parunya telah diangkat sejak muda.
Kondisi kesehatan yang kompleks ini kemungkinan memperparah dampak dari stroke yang dialaminya hingga menyebabkan kematian.

Riwayat Kesehatan Paus Fransiskus dan Faktor Risiko Stroke
Selama masa kepausannya, Paus Fransiskus diketahui menderita sejumlah penyakit kronis. Kondisi-kondisi ini, seperti hipertensi dan diabetes, merupakan faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya stroke.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di otak, sementara diabetes dapat meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh darah.
Pneumonia bilateral yang pernah dideritanya juga dapat melemahkan sistem imun tubuh, sehingga meningkatkan kerentanan terhadap berbagai penyakit, termasuk komplikasi stroke.
Bronkitis, yang merupakan peradangan pada saluran pernapasan, juga dapat memperburuk kondisi kesehatan secara keseluruhan dan meningkatkan risiko infeksi.
Pengangkatan sebagian paru-paru di masa mudanya juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Meskipun hal ini terjadi di masa lalu, kondisi kesehatan paru-paru yang kurang optimal dapat mempengaruhi kemampuan tubuh dalam menghadapi komplikasi penyakit, termasuk stroke.

Mengenal Bahaya Stroke dan Gejalanya
Belakangan, stroke menjadi kambing hitam penyebab Paus Fransiskus meninggal dunia. Sebelum mengembuskan napas terakhir, Paus sempat koma hingga mengalami gagal jantung.
Stroke merupakan kondisi medis serius yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu. Gangguan ini dapat disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Akibatnya, sel-sel otak mengalami kerusakan, yang dapat menimbulkan berbagai gejala.
Gejala stroke dapat muncul secara tiba-tiba dan beragam, mulai dari kelemahan atau mati rasa pada satu sisi tubuh, kesulitan berbicara atau memahami ucapan, gangguan penglihatan, hingga kehilangan keseimbangan atau koordinasi. Kehilangan kesadaran juga dapat terjadi pada kasus stroke yang parah.
Stroke umumnya menyerang kaum lansia akibat penuaan sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah dan peningkatan tekanan darah tinggi. Keduanya menjadi penyebab meningkatkan risiko stroke.
Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, stroke dapat menyebabkan kecacatan permanen, seperti kelumpuhan, gangguan bicara, atau masalah kognitif. Dalam kasus yang paling parah, stroke dapat menyebabkan kematian, seperti yang terjadi pada Paus Fransiskus.
Kolaps Kardiosirkulatori
Laporan medis menyebutkan bahwa Paus Fransiskus mengalami kolaps kardiosirkulatori, yaitu kegagalan mendadak sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah). Kondisi ini ditandai dengan penurunan tekanan darah yang signifikan, hipoperfusi organ (penurunan aliran darah ke organ-organ tubuh), dan hilangnya kesadaran.
Kolaps kardiosirkulatori seringkali merupakan komplikasi dari kondisi medis serius, termasuk stroke. Ketika stroke menyebabkan kerusakan otak yang parah, hal ini dapat mengganggu fungsi sistem saraf pusat yang mengatur kerja jantung dan pembuluh darah, sehingga menyebabkan kolaps kardiosirkulatori.
Kondisi ini merupakan keadaan darurat medis yang membutuhkan penanganan segera. Penanganan yang terlambat dapat menyebabkan kerusakan organ permanen dan bahkan kematian. Kolaps kardiosirkulatori menjadi salah satu faktor yang menyebabkan meninggalnya Paus Fransiskus.

Konfirmasi Resmi Vatikan
Kematian Paus Fransiskus dikonfirmasi melalui pemeriksaan thanatografi elektrokardiografik. Metode ini digunakan untuk memastikan penyebab kematian berdasarkan data elektrokardiogram. Hasil pemeriksaan tersebut mengkonfirmasi diagnosis stroke yang diikuti oleh koma dan gagal jantung.
Direktur Direktorat Kesehatan dan Kebersihan Negara Kota Vatikan, dr. Andrea Arcangeli, secara resmi mengumumkan penyebab kematian Paus Fransiskus. Pernyataan resmi ini dikeluarkan oleh Kantor Pers Takhta Suci dan dipublikasikan pada Senin, (21/4). Pernyataan tersebut menegaskan bahwa penyebab kematian Paus Fransiskus adalah stroke, koma, dan gagal jantung.
Dalam pernyataannya, dr. Arcangeli menyatakan bahwa penyebab kematian Paus Fransiskus, berdasarkan pengetahuan dan penilaian medisnya, adalah seperti yang telah disebutkan. Pernyataan ini memberikan kepastian dan transparansi mengenai kondisi kesehatan Paus Fransiskus sebelum kematiannya.
Artikel ini ditulis oleh



Breaking News: Paus Fransiskus Meninggal Dunia
Paus Fransiskus meninggal dunia. Demikian pernyataan Vatikan pada hari Senin (21/4/2025).

Fakta Paus Fransiskus: Hidup dengan Satu Paru-Paru Selama 6 Dekade
Sebelum meninggal, Paus Fransiskus ternyata sempat dirawat intensif di Rumah Sakit Gemelli, Roma karena pneumonia serius.


FOTO: Selamat Jalan Paus Fransiskus
Pemimpin Gereja Katolik Sedunia, Paus Fransiskus, wafat pada usia 88 tahun.


Sejumlah Artis Tanah Air dan Dunia Ucapkan Duka atas Wafatnya Paus Fransiskus
Sejumlah selebriti Tanah Air menyampaikan rasa duka yang mendalam atas berpulangnya Paus Fransiskus pada tanggal 21 April 2025.