Penjelasan Mengapa Orang yang Sudah Naik Haji Sering Rindu untuk Pergi Lagi ke Tanah Suci

4 hours ago 2

  1. TRENDING

Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan mengapa orang yang telah menjalankan ibadah haji sering kali merindukan untuk pergi lagi.

Selasa, 22 Apr 2025 14:20:09

Penjelasan Mengapa Orang yang Sudah Naik Haji Sering Rindu untuk Pergi Lagi ke Tanah Suci Ustadz Adi Hidayat alias UAH. (YouTube Adi Hidayat Official) (©© 2025 Liputan6.com)

Fenomena jamaah haji yang ingin kembali ke Tanah Suci ternyata memiliki makna lebih dalam daripada sekadar kerinduan biasa. Terdapat rahasia yang tersimpan dalam Al-Qur'an terkait hasrat manusia yang tak pernah terpuaskan ini. Kecenderungan untuk menunaikan ibadah haji lebih dari satu kali bukanlah hal yang salah. Bahkan, menurut kajian tafsir, hal ini telah disebutkan dalam firman Allah.

Dalam sebuah ceramah, Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengungkapkan alasan di balik keinginan orang yang telah menunaikan haji untuk berangkat lagi. Menurutnya, hal ini berkaitan erat dengan pilihan kata dalam ayat Al-Qur'an. UAH menjelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 196 terdapat kalimat "wa atimmul hajja wal 'umrata lillah" yang berarti "sempurnakanlah haji dan umrah karena Allah". Kata atimmu berasal dari akar kata tamam, yang berbeda dari kamal.

Dalam bahasa Arab, terdapat dua istilah yang berbeda untuk menggambarkan penyempurnaan, yaitu kamal dan tamam, yang memiliki makna kontekstual yang tidak sama. Penjelasan ini disampaikan oleh Ustadz Adi Hidayat dan dikutip pada Senin (21/04/2025) melalui tayangan video di kanal YouTube @Lessy_TV. UAH menambahkan kamal digunakan untuk sesuatu yang sudah sempurna dan tidak dapat ditambah atau dikurangi. Sebagai contoh, dalam Surah Al-Ma'idah ayat 3, Allah berfirman: "Al-yawma akmaltu lakum dinakum".

Alasan Ingin Berangkat Haji Lagi

Penjelasan Mengapa Orang yang Sudah Naik Haji Sering Rindu untuk Pergi Lagi ke Tanah Suci Ustadz Adi Hidayat alias UAH. (YouTube Adi Hidayat Official) © 2025 Liputan6.com

Ayat tersebut mengungkapkan bahwa agama Islam telah mencapai kesempurnaan dan tidak memerlukan perubahan lebih lanjut. Contohnya, shalat Subuh yang terdiri dari dua rakaat tidak dapat diubah menjadi tiga atau satu. Namun, terdapat perbedaan dengan konsep tamam. Ketika seseorang menerima nikmat, seperti yang diungkapkan oleh UAH, mereka cenderung ingin terus menambah. Oleh karena itu, dalam konteks ibadah haji, digunakan istilah tamam, bukan kamal.

"Orang kalau sudah naik haji, biasanya pengin lagi, pengin berangkat lagi. Karena itu konsepnya bukan kamal, tapi tamam," kata UAH.

Dalam logika yang sama, ketika manusia mendapatkan sepeda, mereka kemudian menginginkan motor, setelah itu mobil, dan akhirnya rumah yang lebih besar. Ini mencerminkan sifat manusia yang selalu ingin menambah kenikmatan. Istilah tamam menunjukkan keinginan untuk menyempurnakan sesuatu secara bertahap dan berkelanjutan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika seseorang yang telah menunaikan ibadah haji merindukan untuk kembali ke tanah suci. UAH juga memberikan solusi bagi mereka yang belum memiliki kesempatan untuk berhaji, dengan menyebutkan dua amalan yang dalam hadis dinyatakan setara dengan haji dan umrah.

Amalan ini Berikan Pahala Setara dengan Ibadah Haji

Penjelasan Mengapa Orang yang Sudah Naik Haji Sering Rindu untuk Pergi Lagi ke Tanah Suci Ustadz Adi Hidayat alias UAH. (YouTube Adi Hidayat Official) © 2025 Liputan6.com

Amalan yang pertama adalah melaksanakan umrah pada bulan Ramadhan. Rasulullah menjelaskan umrah di bulan suci ini memiliki pahala yang setara dengan haji yang dilakukan bersamanya. Selanjutnya, amalan kedua adalah sholat syuruk. Sholat ini dilakukan setelah sholat Subuh berjamaah, diikuti dengan duduk berzikir hingga matahari terbit, dan kemudian melaksanakan dua rakaat. Hadis yang dijadikan rujukan oleh UAH berasal dari At-Tirmidzi nomor 586. Dalam hadis tersebut, dijelaskan pahala sholat syuruk setara dengan pahala haji dan umrah.

"Siapa yang menunaikan salat Subuh berjamaah, lalu duduk berdzikir hingga matahari naik, kemudian shalat dua rakaat, maka baginya pahala haji dan umrah," ujar UAH sambil mengutip hadis tersebut. Dalam hadis itu, kata "sempurna" disebutkan tiga kali: "sempurna, sempurna, sempurna".

Ini menunjukkan betapa besar nilai ibadah syuruk di hadapan Allah. Namun, UAH mengingatkan bahwa pahala yang disebut "senilai haji dan umrah" tidak menggantikan kewajiban haji yang sebenarnya. Ibadah haji tetap menjadi kewajiban bagi mereka yang mampu, sedangkan kedua amalan ini hanya sebagai pengganti pahala bagi yang belum memiliki kesempatan untuk melaksanakannya. Pesan UAH adalah semangat untuk terus beribadah dengan penuh cinta kepada Allah, meskipun tidak berada di tanah suci. Melalui penjelasan tentang tamam dan kamal, umat Islam diharapkan dapat lebih memahami filosofi ibadah serta makna yang terkandung dalam setiap ayat yang diturunkan oleh Allah. Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Artikel ini ditulis oleh

Desi Aditia Ningrum

L

Reporter

  • Liputan6.com
  • Muhamad Ridlo
 Tidak Jumhur Ulama

Wacana Larangan Haji Lebih dari Sekali, Muhadjir: Tidak Jumhur Ulama

Kesempatan haji lebih dibaik diberikan kepada orang yang belum pernah melakukannya.

Berangkat Berdua Dengan Suami, 7 Foto Kartika Putri Saat Kembali Jalankan Ibadah Haji

Berangkat Berdua Dengan Suami, 7 Foto Kartika Putri Saat Kembali Jalankan Ibadah Haji

Ini adalah kali kedua dirinya melangsungkan ibadah haji di Tanah Suci dan Kartika sangat bersyukur karenanya.

Bermimpi Lihat Ka'bah Berdua Tak Bisa Terwujud, Kakek Asal Riau Ini Ditinggal Wafat Istrinya Beberapa Hari Jelang Berangkat Haji
 Dalam Kondisi Apapun Jangan Dimarahi
Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |