- UANG
- EKONOMI
Pernyataan ini menunjukkan posisi China yang siap untuk bekerja sama dengan semua pihak dan berkomitmen untuk menjaga keadilan internasional.
Selasa, 22 Apr 2025 14:27:50

China telah mengeluarkan peringatan bahwa mereka akan membalas tindakan negara-negara yang berkolaborasi dengan Amerika Serikat dalam konteks ketegangan yang terjadi, termasuk dalam perang dagang yang sedang berlangsung.
Peringatan ini muncul setelah adanya laporan mengenai rencana pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang berupaya menggunakan negosiasi tarif untuk menekan negara-negara mitra agar membatasi transaksi dengan China.
"China dengan tegas menentang pihak mana pun yang mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan China. Jika ini terjadi, China tidak akan menerimanya dan akan dengan tegas mengambil tindakan balasan timbal balik," kata Kementerian Perdagangan China seperti yang dikutip dari CNBC International.
Selain itu, kementerian tersebut juga memperingatkan mengenai risiko yang mungkin dihadapi suatu negara jika perdagangan internasional kembali beroperasi dalam suasana 'hukum rimba'.
Pernyataan ini menunjukkan posisi China yang siap untuk bekerja sama dengan semua pihak dan berkomitmen untuk menjaga keadilan internasional.
Seperti yang diketahui, bulan ini Trump menghentikan rencana kenaikan tarif yang signifikan terhadap negara-negara mitra dagangnya selama 90 hari, tetapi pada saat yang sama, ia meningkatkan bea masuk barang dari China hingga 145 persen. Pada awal April 2025, China merespons langkah tersebut dengan mengenakan pungutan sebesar 125 persen terhadap barang-barang yang diimpor dari Amerika.
Beijing juga telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi ekspor mineral-mineral penting dan menempatkan beberapa perusahaan AS, yang sebagian besar berukuran lebih kecil, ke dalam daftar hitam yang menghalangi mereka untuk berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan China.
Tindakan-tindakan ini mencerminkan ketegangan yang terus meningkat antara kedua negara dan menunjukkan dampak nyata dari kebijakan perdagangan yang saling bertentangan.
Kesepakatan Tarif Antara AS dan China Tidak akan Tercapai

Saat ini, para analis tidak optimis bahwa Amerika Serikat dan China akan mencapai kesepakatan dalam waktu dekat. Meskipun demikian, Trump menyatakan bahwa ia mengharapkan kesepakatan dapat tercapai dalam jangka waktu tiga hingga empat minggu mendatang.
Pada minggu lalu, Kementerian Perdagangan China melakukan perubahan pada tim negosiator perdagangan internasionalnya dengan menunjuk Li Chenggang sebagai pengganti.
Li Chenggang juga menjabat sebagai wakil menteri dan sebelumnya merupakan duta besar China untuk Organisasi Perdagangan Dunia.
Selain perubahan tersebut, China mengambil langkah lebih lanjut dengan mengajukan gugatan terhadap Amerika Serikat di WTO terkait dengan kenaikan tarif yang baru-baru ini diterapkan oleh Trump.
Trump Pertimbangkan Mengakhiri Perang Dagang

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memberikan sinyal bahwa kemungkinan kenaikan tarif yang saling diterapkan antara AS dan China akan segera berakhir. Dia juga mengindikasikan bahwa keputusan mengenai masa depan platform media sosial TikTok mungkin perlu menunggu lebih lama.
"Saya tidak ingin tarif naik karena pada titik tertentu Anda akan membuat orang tidak membeli," ungkap Trump kepada wartawan di Gedung Putih, seperti yang dikutip dari The Economic Times.
"Jadi, saya mungkin tidak ingin menaikkan tarif atau bahkan tidak ingin menaikkannya ke level itu. Saya mungkin ingin menurunkan tarif karena Anda tahu Anda ingin orang membeli dan, pada titik tertentu, orang tidak akan membeli," tambahnya.
Komentar Trump menunjukkan bahwa ada penurunan keinginan untuk menaikkan tarif secara signifikan di seluruh negeri setelah pasar bereaksi negatif terhadap penerapan tarif pada 2 April 2025. Presiden dari Partai Republik ini telah mengenakan tarif dasar sebesar 10 persen pada sebagian besar barang yang diimpor ke negara tersebut, namun ia menunda penerapan tarif yang lebih tinggi sambil menunggu hasil negosiasi antar negara.
Meskipun demikian, dia tetap menaikkan tarif impor barang dari China yang kini mencapai 145 persen, setelah Beijing merespons dengan meningkatkan tarif barang yang berasal dari AS.
Artikel ini ditulis oleh

N
Reporter
- Natasha Amani
- Nurmayanti

"China Tak Ingin Berperang, tapi Kami Tak Diam Saat Kepentingan Rakyat Dirugikan"
China mengambil tindakan balasan yang diperlukan terhadap tindakan intimidasi AS demi menjaga kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembanguna.
China 1 minggu yang lalu

Amerika-China sedang Perang Dagang, Pemerintah Sebut Indonesia Ada di Posisi Ini
Pemerintah China memperingatkan negara-negara agar tidak lemah dalam menghadapi perang tarif Trump.