Presiden Xi Jinping mendorong Vietnam untuk menentang kebijakan tarif sepihak AS dalam kunjungan kenegaraannya pada April 2025.
Selasa, 15 Apr 2025 14:04:00

Presiden Xi Jinping dari China mengunjungi Vietnam pada awal April 2025, di mana ia mendesak negara tersebut untuk bersama-sama menentang apa yang disebutnya sebagai 'penindasan sepihak' terkait kebijakan tarif yang diterapkan oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Sebagaimana dilansir dari Reuters, dalam pertemuan tersebut, Xi menekankan pentingnya menjaga stabilitas sistem perdagangan bebas global serta rantai pasokan internasional dari tekanan eksternal yang dapat merugikan kedua negara.
Kunjungan Xi Jinping ini berlangsung di tengah ketegangan perdagangan yang masih terasa antara China dan Amerika Serikat. Meskipun AS telah menangguhkan sebagian besar tarifnya untuk sementara waktu, Washington tetap memberikan tekanan kepada Vietnam, sehingga negara tersebut terpaksa memperketat kontrol atas beberapa perdagangan dengan China. Hal ini menempatkan Vietnam dalam posisi yang sulit, mengingat negara ini merupakan mitra dagang terbesar China dan juga berperan penting dalam rantai pasokan manufaktur global.
“Pasar besar China selalu terbuka untuk Vietnam,” kata Xi, seraya menambahkan bahwa Beijing “akan, seperti biasa, mendukung Vietnam dalam menempuh jalur sosialis yang sesuai dengan kondisi nasionalnya” dan menekankan “persahabatan dan persaudaraan” kedua negara.
Selama kunjungan tersebut, Xi Jinping bertemu dengan sejumlah pemimpin Vietnam, termasuk Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, To Lam, dan Perdana Menteri Pham Minh Chinh.
Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak membahas pentingnya kerja sama ekonomi yang lebih erat, termasuk pembangunan infrastruktur dan peningkatan konektivitas antara kedua negara. Kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral dan mempromosikan kerja sama ekonomi di tengah ketidakpastian yang disebabkan oleh kebijakan perdagangan AS sebelumnya.
Kerja Sama Ekonomi dan Penandatanganan Kesepakatan
Dalam rangka memperkuat hubungan ekonomi, kedua negara menandatangani sejumlah kesepakatan kerja sama di berbagai bidang. Kesepakatan tersebut mencakup kerja sama dalam bidang kecerdasan buatan (AI), pertanian, bea cukai, dan media. Melalui kesepakatan ini, diharapkan dapat tercipta sinergi yang lebih baik dalam pengembangan ekonomi antara China dan Vietnam.
Vietnam, sebagai salah satu pemain kunci dalam rantai pasokan global, memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekspor dan menarik investasi asing langsung. Meskipun harus menyeimbangkan hubungan dengan AS dan China, Vietnam telah berhasil memperoleh keuntungan ekonomi dari situasi ini, terutama dengan peningkatan ekspor ke AS. Hal ini menunjukkan bahwa Vietnam mampu beradaptasi dengan dinamika perdagangan internasional yang terus berubah.
Posisi Vietnam di Tengah Ketegangan Perdagangan
Ketegangan perdagangan antara China dan Amerika Serikat memberikan dampak signifikan terhadap Vietnam. Negara ini harus menghadapi tantangan untuk menjaga hubungan baik dengan kedua raksasa ekonomi tersebut. Di satu sisi, Vietnam harus tetap berkomitmen untuk memperkuat hubungan dengan China, sementara di sisi lain, perlu menjaga hubungan yang baik dengan AS untuk mempertahankan akses pasar dan investasi.
Dalam konteks ini, Xi Jinping berusaha menyoroti China sebagai mitra yang dapat diandalkan bagi negara-negara di Asia Tenggara. Ia berharap bahwa kerja sama yang lebih erat dengan Vietnam dapat menciptakan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di kawasan tersebut. Dengan menjalin kemitraan yang kuat, China dan Vietnam dapat menghadapi tantangan yang muncul akibat kebijakan perdagangan yang tidak menentu.
Artikel ini ditulis oleh



Jokowi Minta Dukungan PM Vietnam Agar Impor Beras Berjalan Lancar
Jokowi mengapresiasi kemitraan strategis kedua negara yang menghasilkan kerja sama konkret.

Jokowi: Vietnam Sepakat Kerja Sama di Bidang Transisi Energi dan Ekonomi Digital
Indonesia dan Vietnam juga telah menyepakati penguatan kerja sama ketahanan pangan.

Strategi Lobi Tarif Impor AS, Presiden Vietnam Telepon Trump Tawarkan Tarif Impor Nol Persen
Vietnam menjadi negara Asia Tenggara (Asean) tertinggi yang dikenakan tarif resiprokal mencapai 46 persen.