Kinerja pejabat yang dianggap tidak produktif menjadi sorotan.
Rabu, 16 Apr 2025 20:40:00

Sinyal perombakan kabinet atau reshuffle jilid II di kabinet Presiden Prabowo Subianto kian kuat. Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai ada dua faktor yang mendasari kegentingan reshuffle.
Pertama, mengurangi pejabat yang tidak memiliki kapasitas dalam bekerja yang cenderung tidak kondusif.
"Kegentingan reshuffle saat ini bisa mendasar pada dua hal, pertama, mengeliminasi pejabat lingkar Istana yang tidak miliki kapasitas dan terbukti stagnan dalam kinerja di fase awal ini, dan juga menyasar tokoh yang cenderung tidak kondusif," kata Dedi saat dihubungi merdeka.com, Rabu (16/4).
Faktor kedua, rasa loyalitas terhadap Presiden Prabowo Subianto. Sebab, banyak menteri yang masih loyal kepada Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
"Kedua berkaitan dengan loyalitas menteri yang seharusnya fokus dan tunduk pada Presiden, ini misalnya para menteri yang justru cenderung lebih loyal pada Jokowi yang bukan lagi Presiden, menteri yang tidak tunjukkan fokus pada Presiden Prabowo pantas doganti agar tidak ada tafsir matahari kembar di pemerintah," ujar dia.
Lebih lanjut, Dedi berpandangan menteri yang harus dievaluasi yakni Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Menteri Koperasi Budi Arie hingga Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi.
"Tokoh dengan kapasitas rendah, cenderung politis dan membuat kontroversial sekaligus kurang berkinerja di antaranya Hasan Nasbi, Raja Juli Antoni, Budi Arie, Wamen Stella, Menpar," ujarnya.
"Prabowo perlu dikelilingi tokoh yang seharusnya miliki kapasitas tanpa memandang apakah ikut membantu di Pilpres atau tidak," imbuh dia.
Sebelumnya diberitakan, isu reshuffle kembali mengemuka setelah lebaran. Salah satu pihak yang disebut-sebut dalam posisi tidak aman adalah Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi.
Saat dikonfirmasi, Hasan membantah isu tersebut. Hasan mengatakan dirinya masih berkantor dan bekerja seperti biasa.
Artikel ini ditulis oleh


Menebak Pejabat Prabowo Kena Reshuffle Kabinet, Kepala PCO Hasan Nasbi Dicopot?
Santer Presiden Prabowo Subianto bakal melakukan perombakan atau reshuffle kabinet setelah masa Lebaran.


Analisis Pengamat Politik Soal Menteri Presiden Jokowi di Bursa Kabinet Prabowo
Terpilihnya 17 menteri Jokowi dalam daftar calon menteri kabinet Prabowo-Gibran pada pemerintahan mendatang dilatarbelakangi oleh konsep keberlanjutan.

Analisis CSIS Dampak Komposisi Kabinet Prabowo Didominasi Elite Parpol
Mayoritas para pembantu Prabowo itu berasal dari partai koalisi yang mendukungnya di Pilpres 2024 lalu.

Gerindra Pastikan Semua Menteri Dinilai dan Dievaluasi
Muzani menyatakan menghormati perombakan kabinet. Ia menyebut reshuffle sepenuhnya wewenang Presiden Prabowo Subianto.

Kabar Reshuffle Kabinet usai Lebaran, PDIP: Hasan Nasbi Layak Dipecat
Politikus PDIP Guntur Romli menyarankan Presiden Prabowo melihat catatan evaluasi para menteri dan kepala lembaga berdasarkan survei kepuasan publik.

Jelang 100 Hari Pemerintahan Prabowo, PDIP Soroti Defisit Anggaran dan Masalah Birokrasi
Menurut PDIP, persoalan defisit anggaran seharusnya menjadi pertimbangan kabinet dalam merumuskan langkah-langkah dan prioritas program.
Kabar Reshuffle Kabinet: Bahlil Jadi Menteri ESDM, Yasonna Dicopot
Beredar kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal melakukan perombakan kabinet atau reshuffle dalam waktu dekat.

Soal Isu Reshuffle, Sekjen Gerindra Singgung Ketulusan dan Kerelaan Para Menteri
Isu reshuffle kabinet santer beredar usai Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan membersihkan anak buah yang tidak sungguh-sungguh bekerja untuk rakyat.

CSIS Nilai Prabowo Akomodir Partai Nonparlemen di Kabinet Merah Putih Demi Stabilitas Nasional
Langkah ini disebutnya untuk menunjukkan perhatian Prabowo dalam menghindari potensi ketidakstabilan dari berbagai kelompok kepentingan.


Santer Isu Reshuffle Jilid II, Posisi Ini Dinilai Berpotensi Diganti
Posisi menteri di sektor ekonomi dan ketenagakerjaan layak menjadi fokus evaluasi Presiden Prabowo.