Pentingnya memahami pengetahuan yang benar, agar anak setiap anak bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Jumat, 18 Apr 2025 11:00:00

Masalah keterlambatan bicara atau speech delay pada anak menjadi salah satu kekhawatiran utama bagi banyak orangtua. Ketika seorang anak menunjukkan gejala sulit berbicara atau pengucapannya tidak jelas, tak jarang orangtua langsung mengaitkannya dengan kondisi tertentu, salah satunya adalah tongue tie. Namun, benarkah kondisi ini dapat menyebabkan keterlambatan bicara?
Dalam media briefing Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang digelar secara daring beberapa waktu lalu, kekhawatiran ini dijawab dengan tegas oleh para pakar. Salah satunya adalah Prof. Soedjatmiko, dokter anak konsultan tumbuh kembang pediatri sosial. Menurutnya, tongue tie tidak memiliki hubungan langsung dengan speech delay.
"Tongue tie juga tidak menyebabkan speech delay," ujar Prof. Soedjatmiko. Ia menjelaskan bahwa anak dengan tongue tie tetap mampu berbicara seperti anak lainnya, meski mungkin menghadapi beberapa tantangan dalam pengucapan huruf tertentu. Dengan penanganan dan stimulasi yang tepat, kondisi tersebut tidak akan menghambat kemampuan bicara secara keseluruhan.
Memahami Tongue Tie dan Mitos Seputar Keterlambatan Bicara

1. Apa Itu Tongue Tie?
Tongue tie, atau dalam istilah medis disebut ankyloglossia, adalah kondisi bawaan di mana selaput tipis (frenulum) di bawah lidah terlalu pendek atau ketat. Hal ini membuat pergerakan lidah menjadi terbatas. Kondisi ini dapat memengaruhi fungsi-fungsi dasar seperti menyusui, menelan, dan dalam beberapa kasus, artikulasi bicara.
Tongue tie sering kali dideteksi sejak bayi baru lahir, terutama jika terdapat kesulitan menyusu. Namun, pada sebagian kasus, kondisi ini baru dikenali saat anak mulai belajar berbicara dan mengalami kesulitan dalam pengucapan konsonan tertentu.
Prof. Soedjatmiko menegaskan bahwa keterbatasan gerakan lidah akibat tongue tie tidak menghambat perkembangan bicara secara umum. Yang mungkin terjadi adalah kesulitan dalam pengucapan huruf-huruf tertentu seperti T, D, S, L, dan R, yang membutuhkan koordinasi lidah yang lebih kompleks.
"Paling-paling hanya disartikulasi. Jadi, bisa ngomong, tetapi beberapa konsonan pengucapan kurang jelas. Tidak menyebabkan delayed speech," jelasnya.
2. Tongue Tie Bukan Penyebab Speech Delay
Istilah speech delay merujuk pada kondisi ketika anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan kemampuan berbicara dibandingkan anak-anak seusianya. Penyebab speech delay bisa sangat kompleks dan melibatkan berbagai faktor, seperti gangguan pendengaran, autisme, keterlambatan perkembangan global, atau gangguan pada area otak yang mengatur kemampuan bahasa.
Sementara itu, tongue tie hanya memengaruhi pergerakan mekanis lidah, bukan sistem bahasa secara keseluruhan. Maka dari itu, menyamakan kondisi ini sebagai penyebab utama keterlambatan bicara adalah kesimpulan yang keliru.
Dokter spesialis anak konsultan neonatologi, dr. Naomi Esthernita F. Dewanto, juga memberikan penjelasan serupa. Menurutnya, meskipun anak dengan tongue tie mengalami hambatan artikulasi tertentu, kemampuan bicaranya akan semakin jelas seiring bertambahnya usia dan dengan stimulasi yang sesuai.
"Memang bisa ada gangguan mengucapkan beberapa huruf. Tapi seiring tambah usia maka tambah jelas," ujar dr. Naomi.
Menstimulasi Kemampuan Bicara Anak dengan Tongue Tie

1. Pentingnya Deteksi dan Intervensi Dini
Meskipun tidak menyebabkan keterlambatan bicara, tongue tie tetap perlu diwaspadai jika mengganggu aktivitas vital seperti menyusui atau menimbulkan frustrasi saat anak mencoba berbicara. Deteksi dini oleh tenaga medis sangat penting untuk menentukan apakah kondisi tersebut memerlukan tindakan, seperti pemotongan frenulum (frenotomi).
Jika tidak ada gangguan fungsional signifikan, sebagian besar kasus tongue tie tidak memerlukan tindakan bedah. Namun, pendampingan dan stimulasi berbicara tetap harus diberikan secara konsisten.
Orangtua dapat memulai stimulasi sejak dini dengan membacakan cerita, mengajak anak berbicara dalam berbagai situasi, serta memberikan respon positif saat anak mencoba mengucapkan kata. Konsistensi dalam latihan dan interaksi verbal sangat penting untuk meningkatkan kejelasan artikulasi anak.
2. Pendekatan Terapi dan Peran Terapis Wicara
Dalam beberapa kasus di mana anak mengalami disartikulasi atau pengucapan tidak jelas, terapi wicara dapat menjadi solusi yang efektif. Terapis wicara akan membantu anak melatih otot-otot mulut, termasuk lidah, untuk mengucapkan huruf-huruf yang sulit dengan lebih baik.
Terapi ini tidak hanya membantu meningkatkan kejelasan berbicara, tetapi juga membangun kepercayaan diri anak dalam berkomunikasi. Proses terapi biasanya berlangsung secara bertahap dan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan usia anak.
Namun, penting diingat bahwa terapi wicara tidak selalu dibutuhkan oleh semua anak dengan tongue tie. Konsultasi dengan dokter tumbuh kembang atau spesialis anak akan membantu menentukan apakah terapi diperlukan.
Menghindari Stigma dan Misinformasi tentang Speech Delay

1. Edukasi Orangtua Menjadi Kunci
Salah satu tantangan terbesar dalam penanganan speech delay dan tongue tie adalah minimnya informasi yang akurat di kalangan orangtua. Banyak mitos berkembang, termasuk anggapan bahwa semua anak dengan tongue tie pasti mengalami keterlambatan bicara, sehingga mendorong orangtua mengambil keputusan medis yang tidak perlu.
Edukasi melalui sumber terpercaya, seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menjadi penting agar orangtua dapat mengambil keputusan berdasarkan bukti ilmiah, bukan asumsi atau tekanan sosial.
Pemahaman yang tepat mengenai perkembangan bicara anak juga akan membantu orangtua membedakan antara keterlambatan perkembangan bahasa yang normal dan kondisi yang memerlukan intervensi.
2. Jangan Terburu-Buru Mengambil Tindakan Bedah
Dalam menghadapi diagnosis tongue tie, banyak orangtua yang tergesa-gesa memilih prosedur pemotongan frenulum sebagai jalan keluar, bahkan tanpa indikasi medis yang jelas. Padahal, tindakan ini harus dilakukan berdasarkan rekomendasi medis dan bukan semata-mata karena kekhawatiran yang belum terbukti secara klinis.
Konsultasi dengan dokter anak spesialis tumbuh kembang akan memberikan penilaian menyeluruh tentang dampak tongue tie terhadap kemampuan berbicara, menyusu, dan fungsi mulut lainnya. Jika tidak ada gangguan signifikan, tindakan medis invasif bisa dihindari.
Artikel ini ditulis oleh

A
Reporter
- adinda nur shyavira

Penyebab Anak Terlambat Bicara, Kenali Ciri-Cirinya
Keterlambatan bicara pada anak dapat dapat menjadi sumber kekhawatiran bagi orang tua.

6 Cara Atasi Masalah Speech Delay pada Anak yang Bisa Dilakukan Orangtua di Rumah
Speech delay membuat anak tidak mampu menyampaikan pikirannya akibat keterbatasan bahasa dan pemahaman yang dimilikinya.

Penting Dikenali Orangtua, Ketahui 5 Gangguan Perkembangan yang Mungkin Dialami Anak
Tumbuh kembang merupakan proses yang kompleks dan penting pada anak, orangtua perlu segera menyadari jika terjadi gangguan.

Jangan Diremehkan! ini Ciri-Ciri Anak Speech Delay atau Keterlambatan Bicara
Mengenali tanda-tanda keterlambatan bicara pada anak sangat penting agar mereka bisa mendapatkan intervensi yang tepat waktu.

Ketahui Faktor Penyebab Terjadinya Speech Delay pada Anak
Terjadinya speech delay pada anak bisa muncul akibat sejumlah faktor.


Perlu Diketahui Orangtua, Ini Tanda saat Anak Membutuhkan Terapi Wicara
Kondisi ketika seorang anak membutuhkan terapi wicara perlu dikenali oleh orangtua agar dapat diatasi secepatnya.


Orangtua Harus Perhatikan Kemampuan Anak jika ingin Ajarkan Bahasa Lain
Sebelum memutuskan untuk mengajari anak bahasa lain, penting untuk mengetahui terlebih dahulu kemampuan mereka.

Redflag Anak Mengalami Speech Delay: Tanda, Penyebab, dan Solusinya
Speech delay adalah kondisi di mana seorang anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan kemampuan berbicara.

5 Tanda Anak Mengalami Keterlambatan Bicara
Identifikasi gejala keterlambatan berbicara pada anak dan temukan solusi untuk mendukung perkembangan komunikasi mereka secara maksimal.