Penampakan jembatan Bulurejo penghubung Kalurahan Bawuran dan Wonolelo yang berlokasi di Pleret beberapa waktu lalu. Pemkab Bantul mulai memperbaiki jembatan yang rusak sejak 2022 lalu itu Juli mendatang. ist
Harianjogja.com, BANTUL–Setelah hampir tiga tahun rusak dan terbengkalai sejak roboh pada 2022, pembangunan kembali Jembatan Bulurejo yang menghubungkan Kalurahan Bawuran dan Wonolelo Pleret, Bantul, akhirnya akan dimulai pada 10 Juli 2025.
Proyek ini dijadwalkan rampung pada 7 Desember 2025 dengan anggaran sekitar Rp2,9 miliar yang bersumber dari APBD Kabupaten Bantul.
Lurah Bawuran, Supardiono mengatakan bahwa struktur jembatan yang baru akan berbeda dari sebelumnya. Salah satu perubahan utama adalah tidak adanya tiang penyangga di tengah jembatan seperti pada konstruksi lama.
“Kalau pakai tiang tengah itu jelas mengganggu arus sungai, kotoran dan sampah bisa nyangkut dan bikin mampet. Sekarang tidak ada lagi tiang tengah, pakai konstruksi besi H Beam yang bentangnya bisa sampai 15 meter,” jelas Supardiono, Sabtu (28/6/2025).
Selain itu, lebar jembatan juga akan diperluas dari yang sebelumnya sekitar 2,5 meter agar lebih aman dan nyaman dilalui kendaraan maupun pejalan kaki. Sedangkan panjang jembatan akan menyesuaikan bentang aliran sungai Besing yang ada di bawahnya.
Jembatan Bulurejo merupakan jalur penghubung vital antara wilayah Sitimulyo, Wonolelo, dan Bawuran menuju arah Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
BACA JUGA: Area Baru Parkir Malioboro di Kotabaru Mulai Digunakan, Pembatas Jalan Dibongkar
Selama jembatan tidak bisa digunakan, warga terpaksa memutar arah melalui jalur alternatif seperti Jambon, Wonolelo, atau menggunakan jembatan sesek atau bambu buatan warga.
Supardiono menambahkan, proses pembangunan ini cukup panjang karena status jembatan dan jalan sebelumnya belum tercatat resmi di pemerintah kabupaten. “Status jalannya belum jelas, jadi saya harus mengajukan perubahan status dulu. Setelah itu baru bisa dianggarkan dan direalisasikan,” ujarnya.
Warga menyambut positif kabar dimulainya pembangunan. Supriyanto, salah satu warga sekitar, mengaku lega karena jembatan yang telah lama rusak akhirnya diperbaiki. “Sudah terlalu lama rusak dan membahayakan. Sekarang kami bisa bernapas lega,” ujarnya.
Jembatan ini merupakan jalur penghubung vital antar dusun dan menjadi akses utama bagi anak sekolah, petani, dan warga yang bekerja. Selama rusak, banyak warga terpaksa memutar sejauh dua kilometer hingga tiga kilometer.
“Setiap hari anak saya lewat situ buat ke sekolah. Selama rusak ya was-was terus. Sekarang sudah diperbaiki, alhamdulillah,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News