8000hoki.com Agen web Slot Maxwin Thailand Terbaik Gampang Lancar Jackpot Banyak
hokikilat.com Data Platform server Slot Gacor Vietnam Terpercaya Pasti Scatter Full Online
1000 Hoki Online ID server Slots Maxwin Thailand Terbaik Mudah Menang Full Online
5000 Hoki Online List Platform web Slot Gacor China Terkini Mudah Lancar Jackpot Terus
7000 hoki Data Akun web Slot Gacor Japan Terbaru Gampang Lancar Menang Online
9000 hoki Data Demo server Slots Maxwin Cambodia Terbaru Sering Win Terus
List Agen Slot Maxwin Myanmar Terpercaya Pasti Lancar Scatter Full Setiap Hari
Idagent138 Daftar Slot Maxwin
Luckygaming138 login Id Slot Maxwin
Adugaming login Slot Anti Rungkat Online
kiss69 Id Slot Maxwin Terbaik
Agent188 login Slot Maxwin Terbaik
Moto128 Daftar Slot Game Terpercaya
Betplay138 login Slot Gacor
Letsbet77 Id Slot Game Online
Portbet88 Daftar Slot
Jfgaming Akun Slot Maxwin Terbaik
MasterGaming138 Id Slot Anti Rungkat Terbaik
Adagaming168 Daftar Slot Gacor
Kingbet189 Daftar Akun Slot Anti Rungkat Terbaik
Summer138 login Slot Gacor Terbaik
Evorabid77 Daftar Id Slot Game Terbaik
bancibet login Id Slot Game Online
Fenomena pertumbuhan 'tanduk' akibat penggunaan smartphone berlebihan perlu ditelaah secara kritis, bukan sebagai penyakit berbahaya.
Rabu, 16 Apr 2025 02:00:00

Pada suatu pagi, Rudi—seorang karyawan kantoran berusia 30-an—sedang bercermin ketika ia menyadari ada tonjolan kecil di bagian belakang kepalanya, tepat di atas leher. Awalnya ia mengira itu hanyalah tulang biasa atau efek dari posisi tidur yang salah. Namun setelah ia iseng menyentuhnya, tonjolan itu terasa keras, mirip tulang, dan agak menonjol. Ia pun mulai penasaran. Saat makan siang di kantor, ia bercerita kepada teman-temannya—dan betapa kagetnya ia, ketika dua di antaranya bilang mereka juga punya tonjolan serupa!
Fenomena aneh ini ternyata bukan kasus langka. Dalam satu dekade terakhir, para ilmuwan menemukan semakin banyak manusia modern—terutama anak muda—yang menunjukkan pertumbuhan semacam “tanduk” kecil di bagian bawah tengkorak. Ya, Anda tidak salah baca: tanduk. Walau terdengar seperti kisah film fiksi ilmiah, ternyata hal ini benar-benar terjadi, dan penyebab utamanya adalah... smartphone.
Dalam era di mana hampir semua aktivitas dilakukan sambil menunduk menatap layar ponsel—mulai dari bekerja, belajar, hingga scrolling media sosial berjam-jam—tubuh manusia pun berevolusi. Bukan jadi lebih pintar atau kuat seperti pahlawan super, tetapi justru menghadapi perubahan fisik yang tak terduga. Posisi kepala yang terus-menerus membungkuk membuat leher harus bekerja ekstra keras. Sebagai respons, tubuh mulai membentuk penyangga alami berupa tonjolan tulang.
Fenomena ini merujuk pada pembesaran tonjolan oksipital eksternal (EEOP), yaitu pertumbuhan tulang di bagian belakang tengkorak. Meskipun istilah 'tanduk' digunakan, penting untuk dicatat bahwa ini bukanlah tanduk dalam arti yang sebenarnya. Penjelasan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai fenomena ini dan dampaknya terhadap kesehatan.
Perubahan dan Evolusi karena Smartphone
Perkembangan teknologi komunikasi digital telah mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia. Data dari sebuah studi yang dipublikasikan oleh International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity menunjukkan bahwa rata-rata orang dewasa kini menghabiskan antara empat hingga enam jam per hari menunduk melihat layar smartphone. Kebiasaan ini, meskipun tampak sepele, memiliki dampak besar pada postur tubuh dan kesehatan fisik manusia.
Secara umum, penggunaan smartphone menyebabkan kita mengadopsi posisi tubuh yang kurang ideal. Menunduk dalam waktu lama tidak hanya membuat leher dan punggung bekerja ekstra untuk menahan beban kepala, tetapi juga mengubah distribusi gaya pada struktur tulang di sekitar kepala dan leher. Penurunan aktivitas fisik dan kebiasaan duduk lama secara progresif menambah beban mekanis pada area tengkorak dan leher.

Kaitan Antara Penggunaan Smartphone dan Pertumbuhan EEOP
Secara mengejutkan, tanduk hingga sepanjang 30 milimeter mulai muncul di kepala masyarakat saat ini. Benjolan yang muncul pada bagian bawah tengkorak dan sedikit di atas leher ini sangat langka pada 100 tahun lalu. Hal aneh ini muncul karena penggunaan smartphone, yang biasanya membuat orang menunduk dan bahkan jika diakumulasi bisa sampai empat jam dalam sehari. Hal ini membuat leher bekerja lebih keras dan tubuh meresponsnya.
"Saya telah jadi dokter selama 20 tahun dan baru satu dekade terakhir saya baru menemukan banyak kasus mengenai tonjolan di tengkorak ini," ungkap David Shahar, ilmuwan kesehatan dari University of The Sunshine Coast, Australia dilansir dari NY Post. Benjolan ini tumbuh pada tulang di mana otot leher bertemu kepala. Tonjolan ini muncul untuk membantu leher menyokong berat kepala ketika kita menunduk.
Dari berbagai studi yang telah dilakukan, terdapat korelasi antara penggunaan smartphone yang berlebihan dan peningkatan kasus EEOP. Namun, perlu dicatat bahwa penggunaan smartphone bukanlah satu-satunya faktor penyebab. Genetika dan postur tubuh yang buruk secara umum juga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ini. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Anatomy, ditemukan bahwa individu yang sering menggunakan smartphone dalam posisi menunduk mengalami peningkatan EEOP yang signifikan dibandingkan dengan mereka yang memiliki postur tubuh yang lebih baik.
Postur tubuh yang buruk saat menggunakan smartphone dapat menyebabkan ketegangan pada otot dan ligamen. Ketika seseorang menunduk dalam waktu lama, beban pada leher dan pundak meningkat, yang dapat memicu tubuh untuk beradaptasi dengan cara membentuk tulang tambahan di bagian belakang tengkorak. Hal ini merupakan mekanisme alami tubuh untuk mendukung posisi yang tidak ideal, namun dapat berujung pada masalah kesehatan lebih lanjut jika tidak ditangani.
Bagaimana Smartphone Mempengaruhi Struktur Tulang?
Beberapa ahli biomekanik berpendapat bahwa postur menunduk yang berkepanjangan menyebabkan beban tambahan pada tulang belakang dan struktur pendukung di sekitar kepala. Penelitian yang diterbitkan dalam Spine Journal mengungkapkan bahwa tekanan berlebihan pada leher secara kronis dapat merangsang pertumbuhan tulang di daerah tertentu sebagai respons adaptif tubuh untuk menstabilkan posisi kepala.
Menurut teori ini, ketika tubuh terus-menerus dipaksa menunduk—seperti ketika melihat layar smartphone—otot-otot leher bekerja ekstra untuk menjaga kestabilan. Akumulasi tekanan tersebut kemudian bisa menimbulkan respons osteogenik, yaitu proses pembentukan tulang baru, yang dalam kasus ini muncul sebagai benjolan atau “tanduk” di area pertemuan antara tulang tengkorak dan tulang leher.
Penelitian pendahuluan dari beberapa universitas di Amerika dan Eropa bahkan mengusulkan bahwa fenomena ini mungkin merupakan hasil dari paparan jangka panjang terhadap gaya postur yang tidak natural. Meskipun data tersebut belum sepenuhnya tersusun dalam jurnal terkemuka, temuan awal menunjukkan korelasi positif antara waktu penggunaan smartphone yang tinggi dan munculnya tonjolan pada leher.
Risiko Kesehatan Lainnya Akibat Penggunaan Smartphone Berlebihan
Beberapa survei terbaru yang dilakukan oleh lembaga riset kesehatan digital menunjukkan bahwa penggunaan smartphone yang berlebihan semakin umum di kalangan remaja dan dewasa muda. Data dari sebuah survei PEW Research Center menyebutkan bahwa lebih dari 70% responden mengaku menggunakan smartphone selama lebih dari empat jam setiap hari, dengan sebagian besar mengakibatkan postur menunduk yang berkepanjangan.
Selain itu, studi longitudinal yang diterbitkan dalam Journal of Posture & Health menemukan bahwa peningkatan waktu menunduk berkorelasi dengan peningkatan ketegangan otot pada leher dan bahu, serta munculnya kelainan struktural pada tulang belakang bagian atas. Walaupun penelitian mengenai pertumbuhan "tanduk" masih terbatas, tren peningkatan keluhan postural ini memberikan indikasi bahwa perubahan struktur pada daerah leher mungkin merupakan manifestasi ekstrem dari adaptasi tubuh terhadap kebiasaan modern.
Selain pertumbuhan EEOP, penggunaan smartphone yang berlebihan juga dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan lainnya. Beberapa risiko kesehatan yang perlu diperhatikan antara lain:
- Gangguan Penglihatan: Paparan layar smartphone dalam waktu lama dapat menyebabkan kelelahan mata, yang dikenal sebagai sindrom penglihatan komputer.
- Sakit Leher dan Punggung: Posisi menunduk dapat menyebabkan nyeri yang berkepanjangan pada leher dan punggung.
- Gangguan Tidur: Penggunaan smartphone sebelum tidur dapat mengganggu pola tidur, terutama akibat paparan cahaya biru yang memengaruhi produksi melatonin.
- Masalah Kesehatan Mental: Penggunaan smartphone yang berlebihan dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan isolasi sosial.
Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental semakin meningkat di kalangan pengguna smartphone, terutama di kalangan remaja. Oleh karena itu, penting untuk lebih fokus pada dampak kesehatan yang lebih nyata ini daripada hanya terfokus pada fenomena pertumbuhan 'tanduk'.

Dampak Jangka Panjang dan Prediksi Masa Depan
Jika penggunaan smartphone yang intensif dan postur menunduk terus berlanjut tanpa intervensi yang memadai, prediksi jangka panjang menunjukkan bahwa fenomena pertumbuhan "tanduk" ini dapat menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius. Dalam 50 tahun mendatang, beberapa skenario mungkin terjadi:
Peningkatan Kasus Gangguan Postural:
Kondisi seperti “tech neck” dan kelainan struktural lainnya dapat meningkat secara signifikan, dengan dampak langsung pada kesehatan tulang dan otot di area kepala dan leher.
Perubahan Adaptif pada Struktur Tulang:
Seiring waktu, tubuh manusia dapat berkembang untuk mengatasi tekanan mekanik yang berlebihan. Pertumbuhan benjolan atau “tanduk” pada bagian bawah tengkorak mungkin merupakan contoh nyata dari adaptasi evolusioner yang ekstrem untuk memperkuat dukungan leher. Walaupun terdengar aneh, ini merupakan respons alamiah tubuh dalam menghadapi beban yang tidak biasa.
Implikasi Kesehatan Mental dan Sosial:
Perubahan fisik yang mencolok dapat menimbulkan dampak psikologis yang signifikan. Masyarakat mungkin menghadapi stigma atau kecemasan yang berkepanjangan terkait dengan penampilan fisik yang tidak konvensional.
Data awal dari beberapa penelitian yang sedang berlangsung menunjukkan bahwa kasus-kasus kelainan postur telah meningkat 20–30% dalam dekade terakhir di kalangan pengguna smartphone berat. Jika tren ini tidak diatasi, beban kesehatan yang disebabkan oleh kondisi postural akan semakin meningkat, mempengaruhi produktivitas dan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
Menangani Masalah Postur Tubuh
Untuk mengatasi masalah pertumbuhan EEOP dan risiko kesehatan lainnya, penting bagi individu untuk memperhatikan postur tubuh saat menggunakan smartphone. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
- Menjaga Postur yang Baik: Usahakan untuk tidak menunduk terlalu lama saat menggunakan smartphone. Pegang perangkat pada tingkat mata untuk mengurangi tekanan pada leher.
- Istirahat Secara Berkala: Luangkan waktu untuk beristirahat setiap 20-30 menit untuk mengurangi ketegangan otot.
- Latihan Leher dan Punggung: Lakukan latihan peregangan untuk menguatkan otot leher dan punggung.
- Kurangi Waktu Penggunaan: Batasi waktu penggunaan smartphone dan alihkan perhatian pada aktivitas fisik lainnya.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, individu dapat membantu mencegah pertumbuhan EEOP dan masalah kesehatan lainnya yang terkait dengan penggunaan smartphone yang berlebihan.
Meskipun fenomena pertumbuhan 'tanduk' di tengkorak akibat penggunaan smartphone berlebihan menarik perhatian, penting untuk memahami bahwa ini bukanlah penyakit yang berbahaya. Pertumbuhan EEOP merupakan indikator adanya masalah postur tubuh yang perlu ditangani. Lebih penting untuk fokus pada risiko kesehatan lain yang lebih nyata dan terbukti akibat penggunaan smartphone yang berlebihan. Dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, kita dapat menjaga kesehatan tubuh dan mengurangi dampak negatif dari teknologi yang semakin mendominasi kehidupan sehari-hari.
Artikel ini ditulis oleh

R
Reporter
- Rizky Wahyu Permana

Bisakah Penggunaan Smartphone Menyebabkan Sindrom Lorong Karpal? Ketahui Cara Mencegahnya
Penggunaan smartphone secara berlebihan bisa menimbulkan sinrom lorong karpal yang menyakitkan.

Dampak Penggunaan Ponsel yang Berlebihan, Pengaruhi Mata hingga Otak
Penggunaan ponsel yang berlebihan dapat membawa banyak dampak buruk bagi tubuh manusia.

Semakin Modern Hidupnya, Semakin Miring Jari Kelingking Manusia
Fenomena 'smartphone pinky' menunjukkan dampak negatif penggunaan ponsel pintar terhadap kesehatan jari kelingking manusia.

Ketahui Dampak Buruk Penggunaan Ponsel Terhadap Mood dan Postur Tubuh Kita
Kesibukan saat ini membuat banyak orang menggunakan ponsel secara berlebihan termasuk pada saat berjalan. Hal ini bisa sangat berdampak pada kesehatan kita.

4 Kebiasaan Sepele Main HP yang Ternyata Berbahaya bagi Kesehatan
Berikut adalah kebiasaan sepele dalam penggunaan HP yang dapat membahayakan kesehatan Anda.

Begini Cara Menghindari Membungkuk saat Menggunakan Laptop atau Komputer
Bekerja di depan komputer atau laptop setiap hari bisa menyebabkan masalah leher dan punggung.

7 Tanda Kecemasan yang Bisa Tampak dari Penggunaan Ponsel Sehari-hari
Penggunaan ponsel bisa menjadi penyebab dari sejumlah masalah kesehatan yang kita alami termasuk menjadi tanda kecemasan.

Seiring Perkembangan Teknologi, 4 Perubahan Fisik ini Bisa Dialami Tubuh Manusia
Seiring perkembangan waktu, gaya hidup dan perubahan teknologi menghadirkan berbagai perubahan ke tubuh manusia.