Sosok Pemilik Taman Safari Indonesia, Disorot Karena Dugaan Penyiksaan dan Pelanggaran HAM

4 weeks ago 12

  1. UANG

Jansen Manansang, pemilik Taman Safari Indonesia, membangun usaha keluarga yang sukses bersama saudara dan ayahnya.

Jumat, 18 Apr 2025 13:20:00

Sosok Pemilik Taman Safari Indonesia, Disorot Karena Dugaan Penyiksaan dan Pelanggaran HAM Sosok Pemilik Taman Safari Indonesia, Disorot Karena Dugaan Penyiksaan dan Pelanggaran HAM (©merdeka.com)

Mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI) bersuara ke publik. Setelah hampir tiga dekade menjalani hidup sebagai korban eksploitasi dan penyiksaan. Mereka mengaku dianiaya dan disetrum selama menjadi pemain OCI di Taman Safari Indonesia.

Mereka mengadu ke Kementerian HAM dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) untuk mencari keadilan. Lalu, siapakah pemilik Taman Safari Indonesia?

Taman Safari Indonesia telah menjadi salah satu destinasi wisata terkemuka di Indonesia. Namun, di balik kesuksesan taman wisata ini, terdapat sosok penting yang memegang peranan kunci, yaitu Jansen Manansang. Sebagai pemilik dan direktur, Jansen tidak hanya menjalankan bisnis ini sendirian, tetapi juga bersama dengan keluarganya. Usaha ini merupakan hasil kerja keras yang melibatkan saudara-saudara dan ayahnya.

Jansen Manansang, yang dikenal sebagai seorang pengusaha sukses, telah membawa Taman Safari Indonesia ke level yang lebih tinggi. Bersama dengan Frans Manansang dan Tony Sumampau, serta ayahnya, Hadi Manansang, mereka membangun taman safari ini dari awal. Keluarga Manansang memiliki visi yang sama untuk menciptakan tempat yang tidak hanya menjadi atraksi wisata, tetapi juga berfungsi sebagai tempat konservasi satwa.

Keberadaan Taman Safari Indonesia tidak hanya menawarkan pengalaman melihat satwa liar, tetapi juga memberikan edukasi kepada pengunjung tentang pentingnya pelestarian satwa dan lingkungan. Dengan komitmen tersebut, Jansen dan keluarganya berhasil menciptakan taman safari yang menjadi kebanggaan Indonesia.

Perjalanan Taman Safari Indonesia

Sosok Pemilik Taman Safari Indonesia, Disorot Karena Dugaan Penyiksaan dan Pelanggaran HAM pemilik taman safari indonesia Liputan6.com

Taman Safari Indonesia didirikan pada tahun 1980 dan menjadi salah satu taman safari pertama di Asia Tenggara. Sejak saat itu, taman ini terus berkembang dan berinovasi untuk menarik lebih banyak pengunjung. Jansen Manansang, sebagai direktur, memiliki peran penting dalam pengembangan fasilitas dan atraksi baru di taman ini.

Di bawah kepemimpinan Jansen, Taman Safari Indonesia telah melakukan berbagai program konservasi dan pendidikan. Program-program ini tidak hanya bermanfaat bagi pengunjung, tetapi juga bagi satwa yang ada di dalamnya. Dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga habitat alami, Jansen berharap dapat meningkatkan kesadaran akan pelestarian lingkungan.

Selain itu, Jansen juga berkomitmen untuk menjaga kesejahteraan satwa di Taman Safari. Dengan menyediakan lingkungan yang mirip dengan habitat asli mereka, Jansen memastikan bahwa satwa-satwa tersebut dapat hidup dengan baik dan sehat.

Peran Keluarga Manansang dalam Taman Safari

Sosok Pemilik Taman Safari Indonesia, Disorot Karena Dugaan Penyiksaan dan Pelanggaran HAM Taman Safari Bogor menggelar buka puasa bersama dan santunan yatim piatu, mempererat silaturahmi dan berbagi berkah Ramadan dalam semangat keberagaman. © 2025 Antaranews

Pendirian Taman Safari Indonesia tidak lepas dari peran serta seluruh anggota keluarga Manansang. Jansen, Frans, dan Tony, bersama dengan ayah mereka, Hadi, telah bekerja sama untuk membangun dan mengembangkan taman ini. Masing-masing dari mereka memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda, namun saling melengkapi satu sama lain.

Frans Manansang, yang juga terlibat dalam manajemen, berfokus pada pengembangan operasional dan pemasaran. Sementara itu, Tony Sumampau mengawasi aspek keuangan dan investasi. Dengan pembagian tugas yang jelas, mereka dapat bekerja secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan bersama.

Keberhasilan Taman Safari Indonesia tidak hanya terletak pada manajemen yang baik, tetapi juga pada semangat kekeluargaan yang kuat di antara anggota keluarga Manansang. Hal ini tercermin dalam cara mereka berinteraksi satu sama lain dan dalam keputusan yang diambil untuk kemajuan taman safari.

Kontribusi Taman Safari terhadap Konservasi Satwa

Taman Safari Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai tempat wisata, tetapi juga berperan aktif dalam konservasi satwa. Jansen Manansang dan keluarganya menyadari pentingnya melestarikan satwa-satwa langka dan habitat mereka. Oleh karena itu, mereka berkomitmen untuk menjalankan program-program konservasi yang berdampak positif.

Beberapa program yang diimplementasikan antara lain adalah rehabilitasi satwa, penelitian, dan pendidikan lingkungan. Taman Safari juga bekerja sama dengan berbagai lembaga konservasi untuk menjaga kelestarian spesies yang terancam punah. Dengan demikian, pengunjung tidak hanya mendapatkan pengalaman wisata, tetapi juga pengetahuan tentang pentingnya menjaga keberagaman hayati.

Jansen Manansang percaya bahwa melalui Taman Safari Indonesia, mereka dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Dengan mengedukasi pengunjung tentang pentingnya konservasi, diharapkan dapat muncul generasi yang lebih peduli terhadap lingkungan.

Heboh Kasus Penyiksaan

Sosok Pemilik Taman Safari Indonesia, Disorot Karena Dugaan Penyiksaan dan Pelanggaran HAM korban dugaan penyiksaan OCI taman safari indonesia Liputan6.com

Mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI) bersuara ke publik, setelah hampir tiga dekade menjalani hidup sebagai korban eksploitasi dan penyiksaan.

"Saya intinya minta keadilan. Keadilan pengin tahu orang tua. Asal usul, masalah eksploitasi. Pokoknya saya minta keadilan buat saya dan rekan-rekan," kata Fifi Nur Hidayah memulai pembincangan kepada Liputan6.com (10/4/2025) di salah satu ruangan kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA).

Di usia balita, Fifi dipisahkan dari orang tua dan dibawa masuk ke Oriental Circus Indonesia (OCI). Di sanalah hidupnya mulai dikurung. Ia dilatih di Taman Safari Indonesia. Tapi tak pernah menerima upah, bahkan tak jarang malah mendapat siksaan dan terisolasi dari dunia luar.

Tak kuasa menahan itu semua, Fifi menyelinap dari kamarnya berlari menembus hutan hingga sampailah di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Di sana saya yang sering dipukulin, latihan-latihan sering dipukulin. Akhirnya saya enggak kuat," ujar dia.

Fifi yang baru berusia belasan tahun melarikan diri dari Taman Safari Indonesia. Tiga hari ia menginap di rumah orang yang menolongnya. Tapi ditemukan lagi, lalu dibawa kembali ke Taman Safari. Akibat tindakannya itu, ia menerima siksaan lebih parah.

"Pas saya keluar dari rumah itu 3 hari kemudian, saya ditangkap lagi sama sekuriti. Dari itu saya dibawa ke pos, ke Taman Safari. Dibawa pulang. Saya disiksa, disetrumin sampai saya lemes, jatuh. Saya nangis-nangis, minta ampun," ujar dia.

"Dipukulin pakai sendal bakiak gitu. Dia ditamparin terus," dia menambahkan.

Klarifikasi OCI

Sosok Pemilik Taman Safari Indonesia, Disorot Karena Dugaan Penyiksaan dan Pelanggaran HAM pemilik taman safari indonesia Liputan6.com

Kontroversi menyelimuti Oriental Circus Indonesia (OCI) setelah munculnya pengakuan mantan pemain sirkus tentang penyiksaan dan eksploitasi.

Isu ini juga menyeret nama Taman Safari Indonesia (TSI) ke dalam pusaran kontroversi, hingga menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan hubungan keduanya.

Namun, pendiri OCI, Tony Sumampau dengan tegas membantah adanya keterkaitan antara Oriental Circus Indonesia dengan Taman Safari Indonesia.

Tony Sumampau secara tegas membantah anggapan terkait adanya hubungan antara Oriental Circus Indonesia dengan Taman Safari Indonesia.

"Hubungan legal enggak ada, hubungan uang enggak ada, enggak ada sumber masuk dari OCI ke Safari, enggak ada. Enggak ada ide orang OCI bangun Taman Safari, enggak ada," katanya saat ditemui di Bilangan Jakarta Selatan, Kamis (17/4). 

Ia menekankan bahwa TSI dibangun jauh setelah ia kembali dari Australia pada akhir 1970-an. Saat itu, ia tengah menjalani pengobatan pasca-cedera akibat digigit harimau. Di Australia, Tony sempat membantu melatih hewan di African Lion Safari, yang kemudian menginspirasi pendirian TSI.

"Karena ide saya waktu itu, pernah bekerja di situ, saya pakai nama itu, ternyata namanya panjang, African Lions Safari. Malah bisa lebih panjang lagi, African Lions Country. Lama-lama baru dikatakan pakai nama Barat, kenapa tidak lokal. Itu (tahun) 91 baru diganti menjadi Taman Safari," katanya.

Pemain OCI dari Panti Asuhan

Pendiri Oriental Circus Indonesia (OCI), Tony Sumampouw angkat bicara soal asal-usul mantan pemain sirkus OCI. Isu ini ramai setelah sejumlah mantan pemain OCI menuntut keadilan dan hak-hak yang direnggut selama bergabung ke dalam organisasi tersebut.

Tony menerangkan, sebagian anak yang bergabung dalam kelompok sirkusnya berasal dari panti asuhan. Menurut Tony, orang tuanya memang memiliki kebiasaan menampung anak-anak, yang nantinya akan menjadi bagian dari keluarga besar mereka.

"Orang tua itu suka menampung anak, jadi dari bayi entah anaknya siapa itu, ternyata waktu saya tanya 'ini anak dari mana?' katanya anak dari panti asuhan. 'Panti asuhannya di mana?', 'di daerah dekat Kalijodo'. 'Kenapa diambil?', dia bilang 'saya suka sumbang, sumbang uang untuk panti asuhan'. Nah kadang-kadang dibawa juga ke sini kalau di sana penuh anak-anak," kata dia saat ditemui di bilangan Jakarta Selatan, Kamis (17/4/2025).

Tony mengungkapkan anak-anak tersebut diambil sejak usia dini dan dibesarkan oleh keluarganya, hingga akhirnya dilatih untuk menjadi pemain sirkus.

"Jadi dari bayi gitu kan tumbuh lama, dibesarkan sampai usia 6-7 tahun baru kita bawa dia ke sirkus, dan kita latih gitu ya. Nah itu ada filmnya. Jadi di situ lah mulai menambah satwa, menambah orang juga," ucap dia.

Tak Ada Penyiksaan

Pendiri Oriental Circus Indonesia (OCI), Tony Sumampouw, meluruskan informasi terkait mantan pemain sirkusnya yang tak menerima gaji. Menurut dia, sejak awal bergabung para pemain OCI diperlakukan sebagai bagian dari keluarga besar.

"Ya kalau sudah di OCI kan sudah kayak keluarga besar. Kalau sakit pasti berobat, nggak pernah bilang nggak ada uang. Semua itu sudah terjamin. Pakaian, terus uang saku," kata dia saat ditemui di bilangan Jakarta Selatan, Kamis (17/4/2025).

Tony mengatakan, kebutuhan dasar seperti pakaian dan uang saku diberikan secara rutin. Menurutnya, meski anak-anak tersebut tidak menerima gaji, mereka tetap memperoleh uang saku mingguan untuk kebutuhan pribadi.

"Tiap minggu juga dikasih. Memang itu tidak diberi gaji, ya. Kita kan dulu juga nggak terima gaji, sama. Masih anak-anak masa terima gaji gitu ya. Tapi uang saku untuk belanja, untuk segala macem, itu selalu ada. Nggak mungkin nggak ada," ucap dia.

Dia juga menepis anggapan anak-anak dalam asuhannya mengalami kekurangan atau tak terurus.

"Kalau lihat wajahnya aja bisa keliatan kok, gitu ya. Jadi nggak kurus-kurus, ceking, gitu kan ngga. Semua sehat-sehat," ucap dia.

Selain kebutuhan pokok, Tony menyebutkan para anggota sirkus juga mendapatkan perhatian pada momen-momen khusus seperti hari raya dan ulang tahun.

"Jadi uang belanja ada, pakaian lengkap, kalau hari raya pasti dapet hadiah, dapet apa. Biasa lah kita. Ulang tahun dirayain ramai-ramai. Itu biasa. Itu kehidupan keluarga besar," tandas dia.

Artikel ini ditulis oleh

Randy Ferdi Firdaus

N

Reporter

  • NAIS
  • Randy Ferdi Firdaus
 Dulu Tukang Ojek, Kini Beli Pesawat Boeing Business Jet 7 Seharga Rp1,2 Triliun

Kisah Haji Isam: Dulu Tukang Ojek, Kini Beli Pesawat Boeing Business Jet 7 Seharga Rp1,2 Triliun

Kekayaan Haji Isam seperti tak berseri. Label sebagai orang paling kaya di Kalimantan dibuktikan dengan langkah Haji Isam membeli pesawat Boeing.

Kembangkan Pertanian di Indonesia, Haji Isam Borong 2.000 Ekskavator China

Kembangkan Pertanian di Indonesia, Haji Isam Borong 2.000 Ekskavator China

Jumlah pemesanan tersebut menjadi yang terbesar di dunia untuk sebuah pemesanan ekskavator.

Perjalanan Hidup Haji Isam di Kalsel, Ditunjuk Prabowo Pimpin Proyek Ambisius

Perjalanan Hidup Haji Isam di Kalsel, Ditunjuk Prabowo Pimpin Proyek Ambisius

Pengusaha yang memiliki nama lengkap Andi Syamsuddin Arsyad telah berusia 48 tahun.

Ini Sumber Kekayaan Haji Isam hingga Mampu Membeli Pesawat Boeing Seharga Rp1,2 Triliun

Ini Sumber Kekayaan Haji Isam hingga Mampu Membeli Pesawat Boeing Seharga Rp1,2 Triliun

Haji Isam memesan satu unit Business Max Jet 7 Boeing saat menghadiri pameran dirgantara Farnborough International Airshow 2018 di Farnborough, Inggris.

Anak Pembuat Becak Ini Gagal Jadi Dokter hingga Terjerat Utang, Kini Jadi Konglomerat Tanah Air yang Dikenal Dermawan
Potret Jhony Saputra Anak Haji Isam, Usia 21 Tahun Sudah Jadi Komisaris Perusahaan Sawit
Borong 2.000 Unit Ekskavator, Haji Isam Dulu Ternyata Pernah Jadi Tukang Ojek

Borong 2.000 Unit Ekskavator, Haji Isam Dulu Ternyata Pernah Jadi Tukang Ojek

Saat ini, Haji Isam tercatat sebagai pemilik Jhonlin Group (JG) yang  merupakan induk perusahaan dari beberapa unit bisnis seperti pertambangan.

Super Kaya, Konglomerat Ini Pernah Beli Pesawat Rp1 Triliun hingga Borong 2.000 Ekskavator
Kisah Hasjim Ning, Konglomerat Asal Padang yang Dijuluki Raja Mobil Indonesia
The Next Crazy Rich, Anak Haji Isam Jabat Komisaris Utama Perusahaan saat Berusia 21 Tahun

The Next Crazy Rich, Anak Haji Isam Jabat Komisaris Utama Perusahaan saat Berusia 21 Tahun

Nilai kekayaan Jhony Saputra bersama sang kakak Liana Saputri (25) sudah mencapai Rp5 triliun lebih, meski baru berusia 20-an tahun.

 Wajah Serius Mentan Amran Jawab Isu Masuk Kabinet Prabowo karena Dekat Haji Isam

VIDEO: Wajah Serius Mentan Amran Jawab Isu Masuk Kabinet Prabowo karena Dekat Haji Isam

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa kariernya di Kabinet Merah Putih didasari atas rekam jejak seorang profesional

Demi Kemajuan Pertanian Indonesia, Jhonlin Group Borong 2.000 Ekskavator dari China

Demi Kemajuan Pertanian Indonesia, Jhonlin Group Borong 2.000 Ekskavator dari China

Perusahaan Jhonlin Group milik Andi Syamsuddin Arsyad, atau yang lebih dikenal dengan nama Haji Isam menandatangani MoU untuk pemesanan 2.000 unit ekskavator.

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |