8000 Hoki Online Data Demo website Slot Gacor China Terbaik Mudah Lancar Win Non Stop
hoki kilat slot Data Platform situs Slots Maxwin China Online Gampang Jackpot Full Non Stop
1000hoki Data Login website Slot Gacor Philippines Terbaru Gampang Lancar Menang Full Banyak
5000hoki List Akun server Slots Gacor Singapore Terpercaya Mudah Menang Full Setiap Hari
7000hoki Data Login situs Slots Gacor Malaysia Terpercaya Mudah Lancar Jackpot Full Banyak
9000hoki List Akun website Slots Gacor Thailand Terbaik Pasti Scatter Full Setiap Hari
Demo situs Slots Gacor server Cambodia Terkini Pasti Scatter Non Stop
Idagent138 Daftar Id Slot Game Terpercaya
Luckygaming138 login Id Slot Maxwin
Adugaming Id Slot Game Online
kiss69 Slot Terpercaya
Agent188 Daftar Id Slot Terpercaya
Moto128 login Akun Slot Online
Betplay138 Daftar Id Slot Game Terbaik
Letsbet77 Daftar Slot Gacor Online
Portbet88 login Slot Terbaik
Jfgaming login Slot Game Terpercaya
Mg138 Daftar Slot Maxwin Online
Adagaming168 Daftar Id Slot Gacor
Kingbet189 login Akun Slot Anti Rungkat
Summer138 Slot Anti Rungkat Terpercaya
Evorabid77 Slot Gacor Terpercaya
bancibet login Id Slot Maxwin Terbaik
adagaming168 Daftar Slot Anti Rungkad Online
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan bahwa dari 13 industri bioetanol yang saat ini beroperasi, setidaknya hanya sekitar tiga industri yang mampu memproduksi etanol dengan kualitas bahan bakar.
Selebihnya masih berfokus pada produksi etanol untuk kebutuhan pangan dan minuman. Hanya saja, yang mampu diproduksi untuk kualitas bahan bakar saat ini baru mencapai 60 ribu kiloliter (kl).
Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) atau Sugar Co, Subholding Komoditi Gula PTPN III (Persero) Holding Perkebunan Mahmudi mengatakan bahwa dari produksi 60 ribu kl tersebut, setengahnya dimiliki oleh PTPN.
"Tadi Bu Dirjen EBTKE (Kementerian ESDM) menyampaikan, kita ada 60 ribu kl ya, 30 ribu kl ada di PTPN. 30 ribunya ada di PTPN, feedstock-nya ada," kata dia dalam acara Coffee Morning CNBC Indonesia, dikutip Senin (19/5/2025).
Namun, ia menilai bahwa pemanfaatan kapasitas tersebut belum optimal. Mengingat, produksi bioetanol untuk bahan bakar saat ini masih di bawah 5% dari total kapasitas yang tersedia.
"Tidak lebih dari 5%. Potensinya ada, feedstocknya cukup. Nah artinya kalau memang ini bisa kita lakukan tahap awal, oke lah kita selesaikan 60 ribu itu dulu aja lah," katanya.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi menjelaskan bahwa pemerintah sebelumnya telah memiliki Peraturan Menteri ESDM yang memandatorikan penyusunan roadmap pengembangan bioetanol. Namun demikian, implementasinya belum berjalan optimal.
"Pada dasarnya dulu Kementerian ESDM sudah punya peraturan Menteri yang memandatorikan membuat roadmap gitu ya. Tetapi belum terkejar ini dengan adanya industri," di tempat yang sama.
Eniya pun membeberkan bahwa saat ini terdapat 13 industri bioetanol namun hanya sekitar tiga di antaranya yang mampu memproduksi etanol dengan kualitas bahan bakar. Selebihnya, merupakan industri yang memproduksi etanol untuk kategori pangan dan minuman.
"Tapi kalau untuk bahan bakar lebih dinaikkan ya, apa namanya itu spesifikasinya untuk menjadi fuel grade itu hanya 3 dan ini skalanya hanya sekitar 60 ribu, 60 ribu kiloliter," kata Eniya.
Lebih lanjut, Eniya mengatakan apabila mengacu pada roadmap sebelumnya, penggunaan bioetanol dalam campuran bahan bakar seharusnya sudah mencapai 20% pada tahun 2025.
"Nah tetapi belum ada yang ngejar. Nah karena memang masalah negara dan masalah isu cukai yang masih menjadi problem dan ini baru kita lihat bagaimana skenario nya di sektor regulasi ya," katanya.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bioetanol Bakal Gantikan Bensin, Tapi Cukai bikin pusing
Next Article Tak Cuma Biodiesel, RI Kini Kaji Mandatori Bioetanol-Bioavtur!