Separuh 'Bahan Bakar' Baru Pengganti Bensin Dimiliki PTPN

1 month ago 42

8000hoki List Login web Slots Maxwin Terbaru Sering Scatter Terus

hoki kilat online List Daftar web Slot Gacor China Terbaru Pasti Win Full Terus

1000hoki.com Akun situs Slots Gacor Thailand Terbaru Pasti Jackpot Full Setiap Hari

5000hoki.com Demo web Slots Gacor Terbaik Pasti Menang Banyak

7000hoki.com Data Login server Slots Maxwin Cambodia Terkini Sering Jackpot Setiap Hari

9000hoki.com Akun website Slots Gacor Philippines Terbaik Gampang Scatter Non Stop

Alternatif Daftar Slots Gacor Malaysia Terpercaya Mudah Lancar Menang Full Setiap Hari

Idagent138 Slot Online

Luckygaming138 Slot Game

Adugaming Daftar Akun Slot Gacor Terbaik

kiss69 Slot Terpercaya

Agent188 Slot Gacor

Moto128 login Id Slot

Betplay138 login Id Slot Game Terbaik

Letsbet77 login Akun Slot Anti Rungkad Terpercaya

Portbet88 Daftar Slot Anti Rungkat Terpercaya

Jfgaming168 login Id Slot Gacor Online

MasterGaming138 login Akun Slot Game Terbaik

Adagaming168 Daftar Id Slot Anti Rungkat Online

Kingbet189 Daftar Akun Slot

Summer138 Daftar Id Slot Game

Evorabid77 Id Slot Anti Rungkat Terpercaya

bancibet Akun Slot Maxwin Terbaik

adagaming168 login Slot Maxwin

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan bahwa dari 13 industri bioetanol yang saat ini beroperasi, setidaknya hanya sekitar tiga industri yang mampu memproduksi etanol dengan kualitas bahan bakar.

Selebihnya masih berfokus pada produksi etanol untuk kebutuhan pangan dan minuman. Hanya saja, yang mampu diproduksi untuk kualitas bahan bakar saat ini baru mencapai 60 ribu kiloliter (kl).

Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) atau Sugar Co, Subholding Komoditi Gula PTPN III (Persero) Holding Perkebunan Mahmudi mengatakan bahwa dari produksi 60 ribu kl tersebut, setengahnya dimiliki oleh PTPN.

"Tadi Bu Dirjen EBTKE (Kementerian ESDM) menyampaikan, kita ada 60 ribu kl ya, 30 ribu kl ada di PTPN. 30 ribunya ada di PTPN, feedstock-nya ada," kata dia dalam acara Coffee Morning CNBC Indonesia, dikutip Senin (19/5/2025).

Namun, ia menilai bahwa pemanfaatan kapasitas tersebut belum optimal. Mengingat, produksi bioetanol untuk bahan bakar saat ini masih di bawah 5% dari total kapasitas yang tersedia.

"Tidak lebih dari 5%. Potensinya ada, feedstocknya cukup. Nah artinya kalau memang ini bisa kita lakukan tahap awal, oke lah kita selesaikan 60 ribu itu dulu aja lah," katanya.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi menjelaskan bahwa pemerintah sebelumnya telah memiliki Peraturan Menteri ESDM yang memandatorikan penyusunan roadmap pengembangan bioetanol. Namun demikian, implementasinya belum berjalan optimal.

"Pada dasarnya dulu Kementerian ESDM sudah punya peraturan Menteri yang memandatorikan membuat roadmap gitu ya. Tetapi belum terkejar ini dengan adanya industri," di tempat yang sama.

Eniya pun membeberkan bahwa saat ini terdapat 13 industri bioetanol namun hanya sekitar tiga di antaranya yang mampu memproduksi etanol dengan kualitas bahan bakar. Selebihnya, merupakan industri yang memproduksi etanol untuk kategori pangan dan minuman.

"Tapi kalau untuk bahan bakar lebih dinaikkan ya, apa namanya itu spesifikasinya untuk menjadi fuel grade itu hanya 3 dan ini skalanya hanya sekitar 60 ribu, 60 ribu kiloliter," kata Eniya.

Lebih lanjut, Eniya mengatakan apabila mengacu pada roadmap sebelumnya, penggunaan bioetanol dalam campuran bahan bakar seharusnya sudah mencapai 20% pada tahun 2025.

"Nah tetapi belum ada yang ngejar. Nah karena memang masalah negara dan masalah isu cukai yang masih menjadi problem dan ini baru kita lihat bagaimana skenario nya di sektor regulasi ya," katanya.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bioetanol Bakal Gantikan Bensin, Tapi Cukai bikin pusing

Next Article Tak Cuma Biodiesel, RI Kini Kaji Mandatori Bioetanol-Bioavtur!

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |