Rabun Jauh Semakin Umum di Usia Dini, Studi Terbaru Ungkap Alasan Rabun Jauh pada Anak Kian Marak

1 month ago 12

  1. SEHAT

Lonjakan jumlah kasus rabun jauh pada anak-anak tidak bisa dianggap sepele. Perlunya melindungi penglihatan untuk menjaga kualitas hidup anak di masa depan.

Kamis, 17 Apr 2025 19:00:00

Rabun Jauh Semakin Umum di Usia Dini, Studi Terbaru Ungkap Alasan Rabun Jauh pada Anak Kian Marak Ilustrasi Anak Kecil Menderita Miopia (©Freepik/freepik)

Dalam beberapa dekade terakhir, dunia telah menyaksikan lonjakan tajam dalam jumlah anak-anak yang mengalami rabun jauh atau miopia. Jika pada era 1970-an hanya sekitar 25% populasi yang mengalaminya, kini angka tersebut telah melonjak menjadi 42%, dan para ahli memperkirakan bahwa pada tahun 2050, hampir setengah populasi dunia akan menderita gangguan penglihatan ini.

Kondisi ini menjadi perhatian serius para ahli kesehatan mata, terutama karena kasusnya terus meningkat di kalangan usia muda. Dalam laporan riset terbaru yang diterbitkan oleh JAMA Network Open, ditemukan bukti kuat bahwa penggunaan perangkat digital menjadi salah satu pemicu utama di balik meningkatnya prevalensi miopia di kalangan anak-anak.

“Setiap tambahan satu jam waktu layar digital per hari dapat meningkatkan risiko rabun jauh sebesar 21%,” ungkap salah satu peneliti, Young Kook Kim. Fakta ini tentu mengejutkan, mengingat perangkat digital kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam proses belajar anak-anak.

Mengenal Miopia dan Bahayanya

Rabun Jauh Semakin Umum di Usia Dini, Studi Terbaru Ungkap Alasan Rabun Jauh pada Anak Kian Marak Ilustrasi Kacamata Rabun Jauh Pixabay/felix_w

Rabun jauh atau miopia adalah kondisi penglihatan di mana seseorang dapat melihat benda-benda dekat dengan jelas, namun kesulitan melihat benda yang jauh. Kondisi ini biasanya mulai berkembang antara usia 6 hingga 14 tahun, dan cenderung memburuk hingga usia awal 20-an.

Faktor genetik memang memiliki peran dalam menentukan risiko miopia, namun pengaruh lingkungan juga sangat besar. “Pada beberapa kasus, pertumbuhan bola mata yang tidak normal menyebabkan dinding mata menipis dan meregang, yang pada akhirnya mengarah pada miopia degeneratif,” ujar Rupert Bourne, profesor oftalmologi dari Cambridge University Hospital.

Miopia degeneratif dapat memicu komplikasi serius, seperti pecahnya lapisan retina, terbentuknya pembuluh darah baru yang abnormal, hingga jaringan parut pada makula, bagian penting mata yang bertanggung jawab untuk fokus pada objek dekat. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada penglihatan jika tidak segera ditangani secara medis.

Pola Hidup Modern Jadi Tersangka Utama

Rabun Jauh Semakin Umum di Usia Dini, Studi Terbaru Ungkap Alasan Rabun Jauh pada Anak Kian Marak Ilustrasi Anak Bermain Gawai Pexels/Helena Lopes

Salah satu alasan utama peningkatan drastis kasus miopia pada anak-anak adalah perubahan gaya hidup dalam beberapa dekade terakhir. Anak-anak kini lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan, terpapar layar gawai dalam jangka waktu panjang, dan minim aktivitas fisik di luar rumah.

Penelitian di The Lancet tahun 2021 menunjukkan bahwa pekerjaan visual jarak dekat—baik dari membaca, menonton televisi, menggunakan komputer, hingga bermain ponsel pintar—secara signifikan meningkatkan risiko rabun jauh. “Perangkat pintar merupakan faktor risiko yang sangat besar,” demikian temuan dari studi tersebut.

Situasi ini semakin memburuk saat pandemi COVID-19. Data dari Tiongkok menunjukkan bahwa antara tahun 2019 hingga 2020, terjadi peningkatan 10,4% kasus miopia pada siswa kelas 1 hingga kelas 6. Menurut Bourne, perubahan drastis dalam rutinitas anak-anak saat lockdown, yang membuat mereka bergantung pada komunikasi digital dan belajar online, berdampak serius terhadap kesehatan mata mereka.

Tanda-Tanda Rabun Jauh pada Anak

Rabun Jauh Semakin Umum di Usia Dini, Studi Terbaru Ungkap Alasan Rabun Jauh pada Anak Kian Marak Ilustrasi Anak Kecil Mengeluh Sakit Kepala Pexels/Jason Deines

Orang tua sering kali baru menyadari anaknya mengalami miopia saat anak mulai mengeluh tidak bisa membaca tulisan di papan tulis atau menyipitkan mata saat menonton televisi. Tanda-tanda lain yang patut diperhatikan meliputi:

  1. Duduk terlalu dekat dengan layar televisi atau perangkat digital
  2. Sering mengeluh sakit kepala
  3. Kesulitan melihat benda atau orang dari kejauhan
  4. Menyipitkan mata untuk melihat lebih jelas

Jika gejala-gejala ini muncul, penting untuk segera memeriksakan mata anak ke dokter mata atau dokter anak.

Risiko Media Sosial dan Konten Digital

Rabun Jauh Semakin Umum di Usia Dini, Studi Terbaru Ungkap Alasan Rabun Jauh pada Anak Kian Marak Ilustrasi Media Sosial Pexels/Photo By: Kaboompics.com

Peran media sosial juga disorot sebagai faktor pendorong peningkatan waktu layar. Aplikasi-aplikasi populer didesain untuk membuat penggunanya betah berlama-lama di depan layar. Dalam dokumenter The Social Dilemma, dijelaskan bagaimana desain algoritma media sosial dirancang untuk adiktif, yang akhirnya membuat anak-anak menghabiskan waktu berjam-jam di dunia maya.

Paparan berlebihan terhadap konten digital ini bukan hanya berdampak pada kesehatan mental, tapi juga memperburuk kesehatan mata. Anak-anak menjadi lebih jarang keluar rumah dan semakin terisolasi dengan perangkat mereka.

Langkah-Langkah Praktis untuk Melindungi Penglihatan Anak

Rabun Jauh Semakin Umum di Usia Dini, Studi Terbaru Ungkap Alasan Rabun Jauh pada Anak Kian Marak Ilustrasi Anak Kecil Bermain di Luar Rumah Pexels/Kampus Production

1. Batasi Waktu Layar

Menurut American Academy of Pediatrics, anak-anak sebaiknya tidak menghabiskan waktu layar lebih dari dua jam per hari. Namun, dalam konteks miopia, para peneliti bahkan menyarankan batasan yang lebih ketat, yaitu kurang dari satu jam per hari.

Melanie Hempe, pendiri organisasi ScreenStrong, menyarankan agar keluarga memulai detoks digital secara berkala, misalnya melalui liburan tanpa gawai atau kegiatan keluarga berbasis interaksi langsung. Ini bisa menjadi cara efektif untuk mengurangi ketergantungan anak terhadap perangkat digital.

2. Terapkan Aturan 20/20/20

Salah satu tips sederhana namun efektif untuk menjaga kesehatan mata adalah menerapkan aturan 20/20/20, yaitu setiap 20 menit menatap layar, anak dianjurkan untuk melihat benda sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik. Kebiasaan ini membantu mata beristirahat dan mengurangi ketegangan otot mata.

Selain itu, penting juga untuk menjaga jarak ideal antara mata dan perangkat, yakni sekitar 20–28 inci. Mengatur pencahayaan ruangan dan menghindari penggunaan layar dalam kondisi gelap juga bisa membantu menjaga kenyamanan mata.

3. Ajak Anak Lebih Sering ke Luar Rumah

Studi menunjukkan bahwa waktu di luar ruangan secara konsisten dapat melindungi anak dari miopia, terutama jika dilakukan sejak usia dini. Cahaya alami dan aktivitas fisik di luar rumah membantu menghambat pertumbuhan bola mata yang berlebihan, yang merupakan salah satu penyebab utama miopia.

Menurut laporan National Academies of Sciences tahun 2024, anak-anak yang lebih sering bermain di luar memiliki risiko lebih rendah mengalami rabun jauh dibandingkan mereka yang lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan.

4. Lakukan Pemeriksaan Mata secara Berkala

Pemeriksaan mata secara rutin menjadi langkah penting dalam deteksi dini dan penanganan rabun jauh. American Academy of Ophthalmology merekomendasikan pemeriksaan pada usia berikut:

  1. Bayi baru lahir
  2. Usia 6–12 bulan
  3. Usia 12–36 bulan
  4. Usia 3–5 tahun
  5. Usia 5 tahun ke atas secara rutin setiap tahun

Miopia dapat ditangani dengan kacamata atau lensa kontak sesuai kebutuhan, namun penanganan dini sangat penting untuk mencegah perburukan kondisi.

Artikel ini ditulis oleh

Rizky Wahyu Permana

A

Reporter

  • adinda nur shyavira
Masalah Mata Minus Mungkin Dialami oleh Balita, Kenali Terjadinya Gejala Rabun Jauh pada Anak

Masalah Mata Minus Mungkin Dialami oleh Balita, Kenali Terjadinya Gejala Rabun Jauh pada Anak

Masalah rabun jauh mungkin dialami oleh anak dan menunjukkan sejumlah gejala yang perlu dikenali orangtua berikut.

Ini Alasan Mengapa Semakin Banyak Anak Kecil yang Berkacamata saat Ini

Ini Alasan Mengapa Semakin Banyak Anak Kecil yang Berkacamata saat Ini

Semakin banyaknya anak kecil yang berkacamata di saat ini dipicu oleh sejumlah hal.

5 Gejala Kelainan Mata pada Anak, Begini Cara Mencegahnya

5 Gejala Kelainan Mata pada Anak, Begini Cara Mencegahnya

Kelainan mata pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

Cara Menghindari Miopi pada Anak, Batasi Gadget dan Atur Pencahayaan

Cara Menghindari Miopi pada Anak, Batasi Gadget dan Atur Pencahayaan

Dengan mengikuti cara-cara di atas, orang tua dapat membantu anak menghindari miopi dan menjaga kesehatan mata mereka secara optimal.

Miopi 1 tahun yang lalu

Paparan Polusi Udara pada Anak Bisa Menyebabkan Munculnya Bronkitis di Masa Mendatang

Paparan Polusi Udara pada Anak Bisa Menyebabkan Munculnya Bronkitis di Masa Mendatang

Penelitian terbaru mengungkap bahwa paparan polusi udara di masa kanak-kanak bisa menyebabkan risiko bronkitis pada usia dewasa.

Dampak Polusi Udara bagi Anak, Sebabkan Gangguan Pernapasan hingga Kognitif

Dampak Polusi Udara bagi Anak, Sebabkan Gangguan Pernapasan hingga Kognitif

Di tengah perkembangan, manusia tampaknya melupakan keberlanjutan lingkungan. Salah satu dampak bahayanya adalah polusi udara, yang kini mulai mengancam anak.

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |