Suasana lokasi makam F saat digelar proses ekshumasi guna mengungkap penyebab kematian remaja asal Kecamatan Wedi, Klaten, yang diduga dianiaya temannya, Rabu (28/5/2025). (Solopos - Taufiq Sidik Prakoso)
Harianjogja.com, KLATEN – Polisi menggelar ekshumasi atau penggalian jenazah yang sudah dikubur terhadap makam seorang remaja asal Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, berinisial F, 15, Rabu (28/5/2025). Ekshumasi dilakukan untuk mengungkap kematian pelajar kelas IX SMP itu yang sebelumnya diduga meninggal setelah dipukul temannya.
Berdasarkan pantauan Espos, penggalian makam remaja Wedi tersebut dilakukan tim penggali kubur yang didatangkan dari wilayah Kecamatan Jatinom, Klaten. Sementara itu, pemeriksaan jenazah dilakukan dokter forensik dari RS Bhayangkara Polda DIY. Proses ekshumasi dimulai sekitar pukul 09.00 WIB.
Penggalian menjadi tontonan warga yang menyaksikan dari kejauhan dari pagar makam. Selain kepolisian, penggalian makam itu dihadiri dari perangkat desa serta penasihat hukum.
Kasatreskrim Polres Klaten, Iptu Taufik Frida Mustofa, mengungkapkan proses ekshumasi dilanjutkan autopsi dilakukan untuk menemukan bukti scientific crime atau investigasi kriminal ilmiah.
“Ini kami menindaklanjuti atas permintaan dari keluarga bahwasanya untuk menambah pembuktian apa yang terjadi adanya kematian almarhum,” jelas Taufik saat ditemui di sela pemeriksaan.
Taufik menjelaskan ekshumasi dilakukan untuk membuktikan penyebab kematian ada atau tidaknya kekerasan terhadap tubuh F.
“Nantinya hasil ekshumasi akan dikeluarkan oleh ahli ataupun dokter dari RS Bhayangkara,” ungkap Taufik.
Sebelumnya, Satreskrim Polres Klaten sudah melakukan klarifikasi terhadap sejumlah pihak untuk mengungkap kasus tersebut.
“Ada 18 orang yang kami klarifikasi. Dari siswa yang ada di lokasi kemudian dokter yang pada saat itu menerima pertama di rumah sakit. Kemudian guru atau pihak sekolah serta orang tua,” jelas Taufik.
Dari hasil klarifikasi, Taufik mengungkapkan tidak ada pengeroyokan terhadap F.
“Tetapi ini duel perorangan,” ungkap dia.
Dugaan kasus penganiayaan itu terjadi Rabu (7/5/2025). F bersekolah di salah satu SMP wilayah Kabupaten Gunungkidul yang berbatasan dengan wilayah Klaten. Penganiayaan terhadap F yang dilakukan satu orang dan masih satu sekolah diduga terjadi Rabu (7/5/2025).
Pada Minggu (11/5/2025) sore, F mengeluhkan sakit dan dibawa ke rumah sakit. Pada Senin (12/5/2025) dini hari, F yang sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit meninggal dunia. Selang beberapa hari, keluarga membuat laporan ke Polres Klaten.
Pendamping hukum keluarga F, Ariyanto, mengungkapkan F dipukul oleh satu terduga pelaku yang masih satu sekolah pada bagian kepala, perut serta ditendang pada bagian kemaluan.
Pemukulan itu diduga akibat saling ejek saat pertandingan futsal di hari sebelumnya. Orang tua F meminta agar proses hukum terkait dugaan penganiayaan yang menimpa anaknya berlanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : espos.id