Dunia bersiap menghadapi kemungkinan meletusnya perang dagang besar-besaran antara dua raksasa ekonomi Amerika Serikat dan Cina.
Kamis, 17 Apr 2025 17:35:00

Dunia bersiap menghadapi kemungkinan meletusnya perang dagang besar-besaran antara dua raksasa ekonomi Amerika Serikat dan Cina. Ketegangan memuncak setelah mantan Presiden AS, Donald Trump, kembali menyulut api perselisihan dengan mengenakan tarif bea masuk sebesar 245 persen terhadap berbagai produk impor dari Cina langkah yang bisa menjadi pukulan telak bagi perdagangan global.
Trump bukan pemain baru dalam pertarungan ini. Selama masa jabatan pertamanya, dia sudah memberlakukan serangkaian tarif besar terhadap barang-barang Cina, yang kemudian dilanjutkan dan bahkan diperkuat oleh penggantinya, Presiden Joe Biden.
Kombinasi kebijakan proteksionis ini telah membawa dampak besar dalam waktu kurang dari satu dekade, proporsi barang impor dari Cina ke AS turun drastis dari 21 persen pada 2016 menjadi hanya 13 persem pada tahun lalu.
Ketergantungan Amerika terhadap barang-barang produksi Cina perlahan terurai. Namun, di balik angka-angka statistik itu, terdapat jutaan kehidupan yang kini bergantung pada angin badai ekonomi. Meski China memiliki ketahanan ekonomi yang relatif kuat dibanding negara lain, fondasinya masih bertumpu pada ekspor.
Tahun lalu saja, ekspor menyumbang hampir setengah dari pertumbuhan ekonomi nasional. Sebagai pabrik dunia, jutaan warga Cina bekerja di sektor manufaktur yang melayani pasar AS dan kini, banyak dari mereka tengah menghadapi kenyataan pahit.
Masa Depan UMKM Suram
Melansir dari BBC, di kawasan Guangdong, tidak jauh dari lokasi Canton Fair, kehidupan berjalan dalam bayang-bayang ketidakpastian. Di gedung-gedung pabrik tempat perusahaan seperti Shein dan Temu memproduksi pakaian, sepatu, dan tas, para pekerja masih bekerja 14 jam sehari, tetapi penghasilan mereka terus menurun.
Di trotoar-trotoar sempit, beberapa pekerja duduk jongkok, berbincang pelan sambil merokok, tak berani terlalu terbuka soal kesulitan yang mereka hadapi.
"Segalanya tidak berjalan baik," ucap seorang pekerja dengan suara nyaris berbisik.
"Sejak pandemi Covid, penghasilan sudah turun. Dulu saya bisa dapat 300 sampai 400 yuan sehari, sekarang 100 yuan saja sudah bagus," resah dia.
Di sisi lain, para pengusaha kecil menengah di Cina juga merasakan tekanan luar biasa. Lionel Xu, pemilik perusahaan Sorbo Technology yang memproduksi alat pengusir nyamuk, menunjukkan tumpukan produk yang tak bisa dikirim ke AS.
Dulu, barang-barang itu laris manis di gerai Walmart. Sekarang, semuanya tertahan di gudang. Trump, yang dia sebut "orang gila", telah menetapkan tarif sebesar 145 persen untuk seluruh produk asal Cina yang masuk ke pasar AS dan itu nyaris mematikan bisnisnya.
"Ini benar-benar sulit bagi kami," keluh Xu.
Setengah dari seluruh produksi perusahaannya ditujukan untuk pasar Amerika. Dengan sekitar 400 pekerja di provinsi Zhejiang, mereka adalah perusahaan kecil dalam skala nasional namun mereka bukan satu-satunya yang terhimpit oleh tekanan ini.
"Kami khawatir. Bagaimana jika Trump tidak mengubah keputusannya? Itu bisa menghancurkan pabrik kami," ujarnya dengan wajah cemas.
Amy, rekan pengusaha dari Guangdong Sailing Trade Company, membagikan cerita serupa. Dia menjual mesin pembuat es krim dan sebagian besar pembelinya berasal dari AS. Namun sekarang, seluruh produksi dihentikan. Barang-barang menumpuk di gudang, menanti keajaiban yang belum tentu datang.
Kisah seperti ini bergema di hampir setiap sudut Canton Fair, pameran dagang terbesar di Guangzhou. Ketika BBC berbincang dengan Xu, dia tengah bersiap menjamu pembeli dari Australia yang berharap bisa memanfaatkan situasi untuk menawar harga semurah mungkin. Tentang masa depan? Xu hanya mengangkat bahu.
"Kita lihat saja," katanya singkat. "Mungkin akan membaik dalam satu atau dua bulan, mungkin saja," tutup dia.
Artikel ini ditulis oleh


Perang Dagang AS-China Memanas, Trump Naikkan Tarif Impor China Hingga 104%
Keputusan tersebut diumumkan oleh Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, dan diambil di awal masa jabatan kedua Trump.

Masyarakat AS Paling Dirugikan Akibat Kebijakan Tarif Impor, Trump Tak Sadar soal Itu?
anpa disadari kebijakan tarif akan menaikkan harga bagi konsumen AS. Bahkan, kebijakan ini bisa membawa AS ke dalam jurang resesi.

China menuduh AS menggunakan praktik intimidasi sepihak untuk mengatur ulang aturan perdagangan global.
China 2 minggu yang lalu

Terungkap Niat Terselubung Trump Terapkan Tarif Impor Tinggi dan Picu Perang Dagang
Trump menjelaskan dari sekitar tahun 1870-1913 tarif adalah satu-satunya bentuk uang.



Sejarah Perang Dagang Amerika dan China
Perang dagang antara AS dan China dimulai pada 2018, namun akar konflik ini sudah ada jauh sebelum itu.


Uni Eropa Memanas, Siap Balas Kebijakan Tarif Impor Trump
Komisioner Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Uni Eropa, Maros Sefcovic, terus menjalin komunikasi dengan mitra Amerika.
Trump 2 minggu yang lalu
