Penelitian Terbaru Ungkap Bahwa Pemanis Buatan Justru Bisa Buat Otak Kita Merasa Lebih Lapar

4 weeks ago 9

  1. SEHAT

Penelitian terbaru ungkap pemanis buatan seperti sukralosa justru meningkatkan rasa lapar karena 'menipu' otak, memicu masalah kesehatan seperti obesitas.

Kamis, 17 Apr 2025 20:00:00

Penelitian Terbaru Ungkap Bahwa Pemanis Buatan Justru Bisa Buat Otak Kita Merasa Lebih Lapar Ilustrasi Pemanis Buatan (©© 2023 merdeka.com)

Penelitian terbaru telah mengungkap fakta mengejutkan tentang pemanis buatan, khususnya sukralosa (Splenda). Studi yang dipublikasikan di Nature Medicine menunjukkan bahwa konsumsi pemanis buatan ini justru dapat meningkatkan rasa lapar, berlawanan dengan harapan banyak orang untuk menurunkan berat badan. Penelitian ini melibatkan 75 orang dewasa yang diberi minuman dengan sukralosa, gula pasir (sukrosa), atau air putih. Hasilnya menunjukkan peningkatan aliran darah ke hipotalamus, bagian otak yang mengatur nafsu makan, pada kelompok yang mengonsumsi sukralosa. Hal ini menunjukkan bahwa pemanis buatan dapat 'menipu' otak, sehingga memicu rasa lapar meskipun tubuh tidak membutuhkan kalori tambahan.

Dilansir dari Science Alert, para peneliti menjelaskan bahwa rasa manis dari sukralosa memicu ekspektasi otak akan adanya kalori. Namun, karena sukralosa tidak mengandung kalori, otak justru merespon dengan meningkatkan rasa lapar. Salah satu peneliti menekankan bahwa tidak ada yang gratis, bahkan minuman tanpa gula sekalipun. Studi ini menunjukkan bahwa mengganti gula dengan pemanis buatan tidak selalu menjadi pilihan yang lebih sehat dan bahkan dapat menyebabkan konsumsi makanan berlebih.

Temuan ini diperkuat oleh penelitian awal pada hewan pengerat. Para peneliti menemukan bahwa pemanis buatan dapat mengubah cara hipotalamus berkomunikasi dengan bagian otak lainnya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak jangka panjang konsumsi pemanis buatan terhadap kesehatan, terutama mengingat tingginya angka konsumsi pemanis buatan di Amerika Serikat, yang mencapai 40% dari populasi dewasa.

Dampak Pemanis Buatan terhadap Otak dan Tubuh

Penelitian ini menggunakan metode randomized crossover trial, di mana setiap peserta mengonsumsi minuman dengan sukralosa, sukrosa, dan air putih pada waktu yang berbeda. Hasilnya menunjukkan bahwa setelah mengonsumsi sukrosa, tingkat rasa lapar peserta menurun secara signifikan dibandingkan setelah mengonsumsi sukralosa. Hal ini disebabkan karena sukrosa meningkatkan kadar glukosa perifer dan memicu pelepasan hormon seperti insulin dan GLP-1, yang membantu mengontrol kadar gula darah dan mengurangi rasa lapar.

Sebaliknya, sukralosa tidak menimbulkan efek tersebut. Perbedaan respons hormon terhadap sukralosa dibandingkan dengan sukrosa bahkan lebih menonjol pada peserta dengan obesitas. Ini menunjukkan adanya hubungan erat antara sinyal metabolik dalam tubuh dan aktivitas otak. Penelitian sebelumnya juga telah menemukan bahwa sukralosa dapat mengganggu respons tubuh terhadap glukosa dan mengubah mikrobioma usus.

Studi ini juga menemukan bahwa sukralosa, meskipun 600 kali lebih manis dari sukrosa, tidak memberikan kalori. "Jika tubuh mengharapkan kalori karena rasa manis, tetapi tidak mendapatkan kalori yang diharapkan, itu dapat mengubah cara otak disiapkan untuk menginginkan zat-zat tersebut dari waktu ke waktu," kata Kathleen Alanna Page, endokrinolog dari University of Southern California yang terlibat dalam penelitian ini. Kesimpulannya, pemanis buatan seperti sukralosa dapat memicu rasa lapar dan berpotensi menyebabkan masalah kesehatan lainnya.

Penelitian Terbaru Ungkap Bahwa Pemanis Buatan Justru Bisa Buat Otak Kita Merasa Lebih Lapar Ilustrasi Pemanis Buatan © 2023 merdeka.com

Pemanis Buatan dan Risiko Kesehatan

  1. Peningkatan berat badan
  2. Obesitas
  3. Sindrom metabolik
  4. Diabetes tipe 2
  5. Penyakit jantung
  6. Kanker

Meskipun sebelumnya dianggap inert secara biologis, penelitian terbaru menunjukkan bahwa sukralosa dikaitkan dengan kerusakan DNA, gangguan toleransi glukosa, dan perubahan mikrobioma usus. Dua tahun setelah WHO mengeluarkan peringatan kesehatan tentang sukralosa dan dampak metabolik serta inflamasi yang mungkin terjadi, penelitian ini memberikan alasan lain untuk mewaspadai konsumsi pemanis buatan secara berlebihan.

Penelitian Lebih Lanjut dan Rekomendasi

Para peneliti saat ini sedang melakukan studi lanjutan untuk mengamati dampak sukralosa terhadap otak anak-anak dan remaja. "Apakah zat-zat ini menyebabkan perubahan pada otak anak-anak yang sedang berkembang dan berisiko obesitas?" tanya Page. "Otak rentan selama masa ini, jadi ini bisa menjadi kesempatan penting untuk melakukan intervensi." Studi ini telah dipublikasikan di Nature Metabolism.

Kesimpulannya, konsumsi pemanis buatan perlu dipertimbangkan dengan bijak. Meskipun terkesan sebagai solusi sehat untuk mengurangi asupan gula, pemanis buatan seperti sukralosa justru dapat memicu rasa lapar dan berpotensi meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan. Mengurangi asupan gula secara keseluruhan atau menggunakan pemanis alami dalam jumlah terbatas merupakan alternatif yang lebih sehat.

Artikel ini ditulis oleh

Rizky Wahyu Permana

R

Reporter

  • Rizky Wahyu Permana
Ini yang Akan Terjadi Bila Tubuh Kebanyakan Mengonsumsi Gula

Ini yang Akan Terjadi Bila Tubuh Kebanyakan Mengonsumsi Gula

Mengonsumsi gula dalam batas yang tak normal dapat memberikan dampak buruk bagi kondisi tubuh.

10 Makanan yang Semakin Membuat Lapar saat Dimakan, Harus Dihindari saat Perut Kosong
Dampak Makan Berlebihan pada Tubuh, Tak Hanya Sebabkan Kegemukan

Dampak Makan Berlebihan pada Tubuh, Tak Hanya Sebabkan Kegemukan

Menjaga pola makan adalah salah satu cara menjaga kesehatan tubuh. Salah satunya dengan tidak makan berlebihan karena dapat memicu banyak masalah pada tubuh.

Kendalikan Sekarang Juga, Cek 5 Bahaya Asupan Gula Berlebihan Selama Puasa
Perut Buncit dan Obesitas Ternyata Bikin Otak jadi Lelet, Begini Penjelasannya

Perut Buncit dan Obesitas Ternyata Bikin Otak jadi Lelet, Begini Penjelasannya

Obesitas dan perut buncit ternyata bikin kinerja otak menjadi lelet, hal itu didukung oleh sebuah penelitian dari Amerika Serikat.

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |