Kepergian Paus Fransiskus telah membuka babak baru bagi Gereja Katolik, yaitu proses pemilihan Paus baru melalui Konklaf Kepausan.
Selasa, 22 Apr 2025 13:19:41

Paus Fransiskus, pemimpin spiritual umat Katolik dunia, secara resmi dinyatakan meninggal dunia pada 21 April 2025. Kepergiannya telah membuka babak baru bagi Gereja Katolik, yaitu proses pemilihan Paus baru melalui Konklaf Kepausan.
Proses yang sarat dengan sejarah dan tradisi, akan menentukan pemimpin spiritual bagi lebih dari 1,3 miliar umat Katolik di seluruh dunia. Proses yang penuh misteri dan berlangsung tertutup ini menarik perhatian global.
Konklaf Kepausan merupakan proses pemilihan Paus yang melibatkan Kolegium Kardinal, para pejabat tertinggi Gereja Katolik. Hanya Kardinal yang berusia di bawah 80 tahun pada hari sebelum wafatnya Paus yang berhak memberikan suara.
Proses pemilihan yang berlangsung di Kapel Sistina, Vatikan ini dilakukan secara rahasia dan terisolasi dari dunia luar. Para Kardinal akan menjalani masa isolasi selama proses berlangsung, tanpa akses ke dunia luar.
Pemilihan Paus dilakukan melalui pemungutan suara rahasia. Setiap Kardinal menulis nama kandidat pilihannya di kertas suara. Pemungutan suara dilakukan dalam beberapa putaran setiap hari, maksimal empat putaran.
Seorang kandidat harus memperoleh dua pertiga suara mayoritas untuk terpilih. Hasil pemungutan suara ditunjukkan melalui asap yang keluar dari cerobong Kapel Sistina; asap hitam menandakan belum ada Paus yang terpilih, sementara asap putih menandakan telah terpilih Paus baru.
Setelah terpilih, Paus baru akan ditanya apakah ia menerima jabatan tersebut dan memilih nama kepausannya. Pengumuman resmi dilakukan oleh Kardinal Protodiakon dari balkon Basilika Santo Petrus dengan kalimat 'Habemus Papam'
Proses Pemilihan Paus: Konklaf Kepausan
Konklaf Kepausan merupakan inti dari proses pergantian pemimpin Vatikan. Proses ini telah berevolusi selama berabad-abad, dari pemilihan oleh para imam senior di Roma hingga aturan-aturan yang lebih terstruktur dan rahasia seperti saat ini. Reformasi ini bertujuan untuk memastikan pemilihan yang tertib, cepat, dan tepat, terutama di masa-masa sulit. Proses pemilihan yang tertutup dan penuh rahasia ini memastikan integritas dan independensi proses tersebut.
Meskipun secara teknis setiap pria Katolik Roma yang telah dibaptis dapat dipertimbangkan, dalam praktiknya, para Kardinal hampir selalu memilih dari kalangan mereka sendiri. Namun, sejarah mencatat pemilihan Paus Fransiskus pada 2013 sebagai Paus pertama dari Amerika Latin, menunjukkan adanya kemungkinan perubahan dalam tradisi pemilihan.
Selama proses Konklaf, para Kardinal akan berdiskusi, bertukar pandangan, dan mempertimbangkan berbagai faktor sebelum memberikan suara mereka. Suasana konklaf yang tertutup dan terisolasi bertujuan untuk meminimalisir pengaruh eksternal dan memastikan proses pemilihan yang murni berdasarkan pertimbangan keagamaan dan kepemimpinan.

Setelah Pemilihan Paus
Setelah terpilih dan menerima jabatan, Paus baru akan memulai masa jabatannya sebagai pemimpin spiritual bagi lebih dari 1,3 miliar umat Katolik di seluruh dunia. Ia akan memimpin Gereja Katolik dan menjalankan tugas-tugas kepausannya, termasuk memimpin misa, memberikan khotbah, dan mengeluarkan ensiklik. Paus baru juga akan menghadapi berbagai tantangan global, termasuk isu-isu sosial, ekonomi, dan politik yang mempengaruhi umat Katolik di seluruh dunia.
Masa jabatan Paus baru akan menjadi periode penting bagi Gereja Katolik. Ia akan memimpin Gereja dalam menghadapi tantangan dan peluang di abad ke-21. Keputusan dan tindakan Paus baru akan memiliki dampak yang signifikan bagi umat Katolik di seluruh dunia dan bagi dunia secara keseluruhan.
Proses transisi kepemimpinan ini bukan hanya sekadar pergantian pemimpin, tetapi juga sebuah momen penting bagi Gereja Katolik untuk merenungkan masa depan dan arah kepemimpinannya.
Calon-Calon Kuat Penerus Paus Fransiskus

Meskipun proses pemilihan Paus sangat rahasia, beberapa nama Kardinal telah disebut-sebut sebagai calon kuat penerus Paus Fransiskus.
Beberapa nama yang sering muncul dalam perbincangan publik antara lain adalah Kardinal Pietro Parolin, Sekretaris Negara Vatikan, yang dikenal karena pengalaman diplomatiknya yang luas; Kardinal Luis Antonio Tagle, Prefek Kongregasi Evangelisasi Bangsa-Bangsa, yang dikenal karena pendekatannya yang pastoral dan inklusif; dan Kardinal Marc Ouellet, mantan Prefek Kongregasi Uskup, yang dikenal karena pemikiran teologi yang mendalam.
Proses pemilihan Paus pun merupakan momen yang penting bagi Gereja Katolik dan dunia. Siapa pun yang terpilih akan menghadapi tantangan dan peluang yang besar dalam memimpin Gereja di abad ke-21.
Artikel ini ditulis oleh

M
Reporter
- Mutia Diah Anggraini


Ini Daftar Kandidat Kuat Pengganti Paus Fransiskus
Setelah wafatnya Paus Fransiskus, konklaf akan memilih penggantinya dengan beberapa kardinal sebagai kandidat kuat.


Paus Fransiskus Tutup Usia Sehari Pasca Paskah, Umat Katolik Berbelasungkawa
Paus Fransiskus, yang merupakan pemimpin Gereja Katolik Roma, wafat pada hari Senin, 21 April 2025, tepat sehari setelah memimpin perayaan Paskah

FOTO: Meninggal Dunia, Ini Momen Terakhir Paus Fransiskus Sapa Ribuan Umat Katolik di Misa Paskah
Sebelum wafat, Paus Fransiskus sempat menyapa ribuan umat Katolik dalam Misa Paskah 2025 di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu (20/4/2025).

Breaking News: Paus Fransiskus Meninggal Dunia
Paus Fransiskus meninggal dunia. Demikian pernyataan Vatikan pada hari Senin (21/4/2025).