Nelayan Temukan Fosil Tulang Rahang Manusia Purba Berusia 70.000 Tahun, Ungkap Hubungan Kekerabatan Manusia di Seluruh Asia

2 weeks ago 9

8000hoki Daftar situs Slots Maxwin Malaysia Terkini Gampang Scatter Full Online

hoki kilat online Top Agen server Slot Maxwin Philippines Terkini Sering Jackpot Full Non Stop

1000 Hoki Online List Situs situs Slots Maxwin Singapore Terkini Mudah Lancar Menang Full Setiap Hari

5000 hoki Data Daftar situs Slots Maxwin Cambodia Terkini Pasti Win Full Online

7000hoki Data Agen server Slots Maxwin Japan Terbaik Gampang Win Online

9000hoki.com Data ID website Slot Gacor China Terkini Pasti Menang Full Setiap Hari

ID Slot Maxwin basis Malaysia Terpercaya Gampang Scatter Setiap Hari

Idagent138 Daftar Akun Slot Maxwin Online

Luckygaming138 login Slot Online

Adugaming login Slot Terbaik

kiss69 Daftar Id Slot Game Terbaik

Agent188 Daftar Slot Game Terbaik

Moto128 Daftar Id Slot Anti Rungkad Terbaik

Betplay138 Akun Slot Anti Rungkad Online

Letsbet77 login Akun Slot Terpercaya

Portbet88 login Id Slot Gacor Terbaik

Jfgaming168 Slot Anti Rungkat

Mg138 Daftar Id Slot Anti Rungkat Terpercaya

Adagaming168 Daftar Slot

Kingbet189 Id Slot Anti Rungkat Online

Summer138 Id Slot Game

Evorabid77 Daftar Slot Online

bancibet login Akun Slot

  1. DUNIA

Fosil rahang bawah Denisovan tersebut ditemukan di lepas pantai Taiwan.

Kamis, 17 Apr 2025 10:06:00

Nelayan Temukan Fosil Tulang Rahang Manusia Purba Berusia 70.000 Tahun, Ungkap Hubungan Kekerabatan Manusia di Seluruh Asia Nelayan Temukan Fosil Tulang Rahang Manusia Purba Berusia 70.000 Tahun, Ungkap Hubungan Kekerabatan Manusia di Seluruh Asia (©merdeka.com)

Pada tahun 2000 silam, seorang nelayan menemukan fosil tulang rahang bawah Denisovan di Taiwan. Denisovan merupakan kerabat manusia purba yang telah punah.

Fosil ini dinamakan Penghu 1 karena ditemukan di Selat Penghu, sekitar 25 kilometer di lepas pantai barat Taiwan. Penemuan ini memberikan bukti langsung tentang penyebaran luas Denisovans di Asia, termasuk daerah tropis yang hangat dan lembap, jauh melampaui temuan sebelumnya yang sebagian besar terpusat di Siberia.

Identifikasi Penghu 1 sebagai Denisovan dilakukan melalui teknik paleoproteomik, sebuah metode analisis protein purba yang terawetkan dalam tulang fosil. Teknik canggih ini memungkinkan para peneliti untuk mengidentifikasi penanda spesies spesifik dalam protein, yang bertahan lebih lama daripada DNA.

Analisis menunjukkan individu tersebut berjenis kelamin laki-laki. Penemuan ini sangat signifikan karena fosil Denisovan sangat langka, dan Penghu 1 merupakan fosil Denisovan paling lengkap yang ditemukan di luar Siberia.

Dikutip dari Greek Reporter, Kamis (17/4), penemuan ini memberi pandangan baru pada kerabat jauh manusia modern dan menambahkan bagian penting pada teka-teki evolusi manusia. Selain itu, penemuan ini menantang asumsi sebelumnya tentang habitat Denisovans yang terbatas pada daerah dingin. Keberadaan mereka di lingkungan pantai yang hangat dan lembap di Taiwan menunjukkan kemampuan adaptasi yang luar biasa terhadap berbagai iklim. Temuan ini juga mendukung temuan genetik sebelumnya yang menunjukkan penyebaran luas Denisovans di Asia Timur dan Tenggara, memperluas pemahaman kita tentang sejarah evolusi manusia.

Fosil Denisovan Termuda

Denisovan merupakan sepupu dekat Neanderthal dan manusia modern. Mereka hidup pada periode yang sama tetapi kurang dipahami, sebagian karena fosil mereka langka. Sebagian besar fosil Denisovan yang diketahui berasal dari satu gua di Siberia, dan banyak wawasan tentang mereka berasal dari analisis DNA, bukan tulang.

Giginya yang besar dan rahangnya yang tebal tidak cocok dengan gigi Neanderthal, manusia modern, atau spesies purba lainnya seperti Homo erectus. Kini, tim peneliti internasional telah menggunakan pendekatan baru—menganalisis protein purba yang terawetkan dalam fosil—untuk mengidentifikasi individu tersebut sebagai Denisovan. Penelitian ini dipublikasikan pada 10 April di jurnal Science.

Hal ini memastikan identitas fosil tersebut dan memberikan bukti kuat tentang keberadaan Denisovans di wilayah tersebut. Penemuan ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut tentang penyebaran dan adaptasi Denisovans di berbagai lingkungan di Asia.

Rahang bawah Penghu 1, meskipun usianya masih diperkirakan antara 10.000 hingga 70.000 tahun yang lalu, atau bahkan lebih tua, antara 130.000 hingga 190.000 tahun yang lalu, memberikan informasi berharga. Jika berada di rentang usia yang lebih muda, maka ini akan menjadi fosil Denisovan termuda yang pernah ditemukan. Fosil ini ditemukan dalam kondisi yang cukup baik, memungkinkan para ilmuwan untuk melakukan analisis paleoproteomik yang mendalam. Teknik ini terbukti sangat efektif dalam mengidentifikasi spesies hominin, bahkan ketika DNA sudah terdegradasi.

Keberadaan Penghu 1 di Taiwan juga menimbulkan pertanyaan menarik tentang interaksi Denisovans dengan spesies manusia purba lainnya yang mungkin menghuni wilayah tersebut pada masa itu. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap lebih banyak detail tentang kehidupan dan budaya Denisovans di Asia Tenggara.

Lingkungan Tropis

Dalam laporan mereka, para peneliti mencatat bahwa dua kelompok manusia purba yang berbeda—Neanderthal dengan rahang ramping dan gigi yang lebih kecil, dan Denisova dengan rahang yang lebih kuat dan gigi yang lebih besar—hidup berdampingan di Eurasia selama akhir Pleistosen Tengah hingga awal Pleistosen Akhir.

Penemuan Penghu 1 memiliki implikasi yang signifikan terhadap pemahaman kita tentang sejarah evolusi manusia. Bukti ini menunjukkan bahwa Denisovans memiliki jangkauan geografis yang jauh lebih luas daripada yang diperkirakan sebelumnya. Mereka tidak hanya terbatas pada daerah dingin seperti Siberia dan Tibet, tetapi juga mampu beradaptasi dan hidup di lingkungan tropis yang hangat dan lembap seperti Taiwan.

Kemampuan adaptasi ini menunjukkan fleksibilitas dan ketahanan Denisovans yang luar biasa. Mereka mampu bertahan hidup dan berkembang di berbagai habitat, menunjukkan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang signifikan. Penemuan ini juga menyoroti pentingnya teknik paleoproteomik dalam penelitian paleoantropologi.

Teknik ini memungkinkan para ilmuwan untuk mengidentifikasi fosil hominin yang sebelumnya sulit diidentifikasi menggunakan metode tradisional. Dengan demikian, paleoproteomik membuka peluang baru untuk mengungkap lebih banyak informasi tentang sejarah evolusi manusia dan keragaman spesies manusia purba di Asia.

Lebih lanjut, penemuan ini mendorong para peneliti untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut di wilayah Asia Tenggara untuk mencari lebih banyak fosil Denisovan dan spesies hominin lainnya. Penelitian yang lebih intensif di wilayah ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang evolusi manusia di Asia dan interaksi antara berbagai spesies manusia purba.

Artikel ini ditulis oleh

Hari Ariyanti
Ilmuwan Temukan Fosil Manusia Denisovan Berusia 200.000 Tahun, Ternyata Masih Kerabat Homo Sapiens
Tengkorak Berusia 300.000 Tahun Ditemukan di China, Diduga Kerabat Nenek Moyang Manusia yang Sempat Hilang
Nenek Moyang Manusia Sudah Ada di Asia Tenggara Jauh Lebih Awal dari Dugaan Sebelumnya

Nenek Moyang Manusia Sudah Ada di Asia Tenggara Jauh Lebih Awal dari Dugaan Sebelumnya

Kapan tepatnya nenek moyang manusia meninggalkan Afrika dan menyebar ke seluruh dunia masih menjadi perdebatan para arkeolog.

Arkeolog Temukan Kerangka Bocah  6 Tahun dalam Kondisi Terikat, Usianya Capai 29.000 Tahun

Arkeolog Temukan Kerangka Bocah 6 Tahun dalam Kondisi Terikat, Usianya Capai 29.000 Tahun

Kerangka seorang anak berusia 6-8 tahun dari Zaman Batu ditemukan di Thailand. Temuan ini mengubah pandangan para ahli tentang prasejarah daerah tersebut.

Awalnya Diduga Fosil Manusia Tertua, Ternyata Fosil Beruang Purba Berusia 20.000

Awalnya Diduga Fosil Manusia Tertua, Ternyata Fosil Beruang Purba Berusia 20.000

Sisa tulang yang ditemukan arkeolog itu tadinya dikira fosil manusia purba tertua yang ditemukan di Jepang.

Fosil 3 bulan yang lalu

7.300 Tahun Lalu Orang Asia Tenggara Tinggal di Sebuah Pulau di China, Ini Buktinya

7.300 Tahun Lalu Orang Asia Tenggara Tinggal di Sebuah Pulau di China, Ini Buktinya

7.300 Tahun Lalu Orang Asia Tenggara Tinggal di Sebuah Pulau di China, Ini Buktinya

Ada Bukti Jejak Peradaban Manusia Purba, Ini Fakta Menarik Situs Loyang Mendale di Aceh Tengah

Ada Bukti Jejak Peradaban Manusia Purba, Ini Fakta Menarik Situs Loyang Mendale di Aceh Tengah

Selain menjadi kawasan objek wisata sejarah, situs ini juga menjadi bukti adanya sebuah peradaban manusia yang hidup sejak ribuan tahun yang lalu.

Bertualang di Pantai, Ayah dan Anak Temukan Tulang Manusia Purba, Awalnya Dikira Dinosaurus
Di Gua Malaysia Arkeolog Temukan Kerangka Utuh Manusia Prasejarah Berusia 16.000 Tahun dan Artefak Kristal

Di Gua Malaysia Arkeolog Temukan Kerangka Utuh Manusia Prasejarah Berusia 16.000 Tahun dan Artefak Kristal

Di sebuah lembah di utara Kuala Lumpur, arkeolog menemukan kerangka manusia prasejarah di gua-gua terpencil.

Arkeolog Temukan Bukti Manusia Purba Pernah Hidup di Wilayah Indonesia Jauh Sebelum Orang Mesir Bangun Piramida Pertama
Setelah Meneliti 20 Tahun, Ilmuwan ini Akhirnya Temukan Titik Terang Fosil Berbentuk “Naga” Ukurannya 5 Meter Lebih
Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |