Nahas Warga Bekasi Tewas Penuh Luka di Kamboja, Korban Telepon Keluarga Disiksa dan Disetrum selama 2 Hari

3 weeks ago 16

  1. PERISTIWA

Warga Bekasi bernama Ikhwan Sahab (27) meninggal di Kamboja karena diduga mengalami penyiksaan.

Jumat, 18 Apr 2025 08:44:00

Nahas Warga Bekasi Tewas Penuh Luka di Kamboja, Korban Telepon Keluarga Disiksa dan Disetrum selama 2 Hari Warga Bekasi Tewas Penuh Luka-luka di Kamboja (©merdeka.com)

Seorang warga Negara Indonesia asal Kabupaten Bekasi bernama Ikhwan Sahab (27) meninggal di Kamboja. Pihak keluarga menduga Ikhwan sempat mengalami penyiksaan sebelum akhirnya dinyatakan meninggal di rumah sakit pada Senin (14/4).

Pihak keluarga curiga Ikhwan menjadi korban penyiksaan di tempatnya bekerja di Kamboja. Karena ketika masih menjalani perawatan, pihak rumah sakit mengabarkan pada tubuh Almarhum terdapat sejumlah luka.

"Banyak (luka), kayak muka di mata itu lebam, terus di tangan banyak luka, di kaki, di badan, dan di bagian belakang di bokong itu kayak luka kebakar, lalu luka melepuh juga, terus di bagian kepala dia pendarahan otak," kata Subyantoro (23), adik korban, Kamis (17/4).

Berdasarkan informasi dari perawat rumah sakit di Kamboja, Almarhum mulai dirawat sejak 28 Maret 2025 setelah ditemukan tanpa busana di jalan oleh polisi setempat. Saat pertama kali masuk rumah sakit, korban sempat koma selama dua hari.

"Susternya menjelaskan kakak saya itu udah koma selama di rumah sakit 2 hari, berarti masuk rumah sakit sekitar tanggal 28 Maret, di Rumah Sakit Kratie Provinsial Hospital (Kamboja)," ungkapnya.

Setelah beberapa hari dirawat, kondisi Ikhwan sempat membaik. Bahkan warga Perumahan Villa Gading Harapan, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan itu sudah bisa dihubungi dan berkomunikasi dengan keluarganya menggunakan telepon seluler.

"Pas tanggal 5 atau 6 April susternya ngasih tahu kalau kakak saya sudah mendingan, sudah banyak bicara, sudah lebih baik dibilangnya, terus dia nawarin untuk berbicara dengan kakak saya, akhirnya dia telepon saya, video call, saya angkat," katanya.

Melalui sambungan telepon seluler, Subyantoro menanyakan penyebab luka-luka pada tubuh Ikwan. Namun Ikhwan enggan bercerita. Setelah didesak, akhirnya korban menceritakan penyiksaan yang dialaminya selama bekerja di Kamboja.

"Itu kok kenapa sampai luka-luka begitu banyak banget? Terus dia (Ikhwan) bilang, 'gua gak omset (keuntungan) gua enggak dapet target', terus dia ditarik ke dalam ruangan, dipukul, ditendang, disetrum, yang enggak berhenti-berhenti itu disetrum, disetrum terus-terusan sambil dipukul, ditendang, cerita seperti itu," ucapnya.

"Dia disiksanya bisa dua harian, dia bilang kayak gitu, cuma yang sehari dia enggak parah kali ya, terus sehari lagi baru diparahin, terus dia pingsan enggak sadar, enggak inget apa-apa, dia pingsan, bangun-bangun ada di rumah sakit," lanjut Subyantoro.

Bos Orang Indonesia

Subyantoro yang mendengar penyiksaan itu semakin penasaran. Dia pun mendesak Ikhwan untuk menyebutkan pelaku penyiksaan sadis tersebut.

"Siapa (yang menyiksa)? (Disiksa ) sama bosnya, bosnya dia ngejelasin itu orang Manado, orang Indonesia, saya nanya, bosnya orang Indonesia? 'Iya, orang Indonesia, orang Manado', dia bilang," katanya.

"Biasanya dipanggil satu perusahaan itu Bos Alam, nah terus saya tanya lagi, itu ada berapa orang yang ngeroyok? Dia bilang sekitar 15 orang," tambah Subyantoro.

Pihak keluarga sepakat jasad korban dimakamkan di Kamboja. Karena keluarga tidak memiliki biaya untuk memulangkan jasad korban kembali ke Indonesia.

"Iya, udah sepakat untuk dimakamkan di sana (Kamboja), karena masalah biaya itu besar, terus prosesnya itu banyak, prosesnya memakan waktu banyak, keluarga udah enggak kuat, udah enggak tega kan, lihat jenazah itu terlantar di sana terlalu lama, paling cepat itu dua minggu prosesnya," katanya.

Ikhwan Sahab berangkat ke Kamboja sejak awal Februari 2024. Saat itu dia dijanjikan bekerja di perusahaan dengan gaji sekitar Rp30 juta sampai Rp40 juta. Namun sesampainya di sana, dia justru diajak bekerja bersama jaringan penipuan lintas negara.

"Iya awalnya (kerja jadi admin judi online), tapi tahu-tahunya masuk perusahaan scam, scam itu perusahaan penipuan, market dia orang Indonesia, itu kayak penipuan-penipuan lah, kayak nipu-nipu orang lewat telepon, lewat link gitu," katanya

Minta Uang Tebusan

Ketika awal berada di negara tersebut, komunikasi dengan keluarga masih lancar. Namun setelah berjalan sekitar enam bulan, tiba-tiba muncul permintaan uang tebusan sebesar Rp60 juta.

"Ada yang telepon pakai nomor dia (Ikhwan), itu kayak bosnya gitu, dia minta uang tebusan sekitar Rp60 juta, itu untuk biaya pemulangan kata bosnya, saya curiga, saya bilang ke mama saya jangan ditransfer, apalagi transfernya ke rekening kakak saya, enggak ditransfer lah sama orang tua saya," kata Subyantoro.

Beberapa bulan kemudian, pihak keluarga mendapat kabar kalau Ikhwan dipindahkan tempat kerjanya. Setelah itu sejak awal Januari 2025, komunikasi dengan keluarga mulai tidak teratur.

"Kakak saya pindah tempat, ya mungkin dijual atau dikemanain gitu, itu selama awal tahun bulan Januari sudah enggak bener, sudah enggak beres, pokoknya dia jarang video call, cuma telepon-telepon doang, video call jarang, terakhir itu posisinya dia ada di Buffet di Venus, terakhir video call, terakhir telepon," katanya.

Pihak keluarga berharap kepada pemerintah agar menangkap agen-agen yang memberangkatkan tenaga kerja Indonesia secara ilegal ke luar negeri. Serta mengingatkan warga untuk tidak tergiur dengan gaji besar sehingga bekerja di luar negeri secara ilegal.

"Supaya tidak terjadi seperti ini ya jangan tergiur gaji besar untuk berangkat ke sana, berangkat secara resmi, kakak saya ini infonya dia berangkat ilegal, berangkatlah secara resmi, kalau bisa jangan berangkat ke sana lagi kalau tidak resmi, terus izin orang tua itu penting dan wajib jujur untuk berangkat," ungkap Subyantoro.

Artikel ini ditulis oleh

Raynaldo Ghiffari Lubabah
Kesal Tak Difasilitasi Komunikasi, Seorang Pria Bacok dan Tusuk Adik Ipar di Garut hingga Meninggal

Kesal Tak Difasilitasi Komunikasi, Seorang Pria Bacok dan Tusuk Adik Ipar di Garut hingga Meninggal

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Garut AKP Ari Rinaldo mengatakan bahwa aksi tersebut terjadi di jalan Gagak Lumayung, Kelurahan Kota Wetan.

Sambil Menangis, Keluarga Ibu Muda Dibunuh Suami di Bekasi Berharap Pelaku Ditembak Mati

Sambil Menangis, Keluarga Ibu Muda Dibunuh Suami di Bekasi Berharap Pelaku Ditembak Mati

Hasil penyelidikan polisi diketahui pembunuhan sadis itu dilatarbelakangi persoalan ekonomi dan sakit hati.

Kejam, IRT Diduga Disekap dan Ditelantarkan Suami hingga Tewas

Kejam, IRT Diduga Disekap dan Ditelantarkan Suami hingga Tewas

PR makin panik lantaran warga menyebut adiknya terbaring di kamar rumah dengan kondisi mengenaskan.

KDRT 3 bulan yang lalu

Terungkap, Ini Penyebab Suami Tega Gorok Leher Istri hingga Tewas di Bekasi

Terungkap, Ini Penyebab Suami Tega Gorok Leher Istri hingga Tewas di Bekasi

Saat peristiwa pembunuhan itu terjadi, kedua anak korban yang masih balita berada di dalam rumah kontrakan

Istri Sempat Lapor Polsek Tapi Dicueki sebelum Dibunuh Suaminya, Ini Penjelasan Polisi

Istri Sempat Lapor Polsek Tapi Dicueki sebelum Dibunuh Suaminya, Ini Penjelasan Polisi

Korban kerap menerima kekerasan fisik selama berumah tangga dengan pelaku sekitar tiga tahun yang lalu.

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |