Jakarta (ANTARA) - Pulau Kalimantan dikenal dengan julukan "Pulau Seribu Sungai" karena memiliki banyak aliran sungai yang menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakatnya. Selain kekayaan alam yang melimpah, pulau ini juga memiliki keberagaman budaya yang menjadi daya tarik tersendiri.
Keberagaman ini tercermin dalam kehidupan masyarakatnya yang memiliki tradisi, adat istiadat, dan kearifan lokal yang unik. Setiap kelompok masyarakat di Kalimantan memiliki cara hidup dan kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun.
Beberapa kelompok utama yang mendiami pulau ini telah lama hidup berdampingan dengan alam dan menjaga warisan leluhur mereka. Keunikan budaya inilah yang membuat Kalimantan begitu istimewa di tengah keberagaman Nusantara. Berikut adalah beberapa suku utama yang mendiami pulau ini.
Baca juga: Pemerintah jamin kelangsungan hidup masyarakat adat Punan Batu
1. Suku Dayak
Suku Dayak, sebagai suku asli terbesar dan tertua di Kalimantan, terdiri dari berbagai sub-suku dengan keunikan budaya. Mereka terbagi dalam enam rumpun utama, termasuk Klemantan, Iban, Apokayan, Murut, Ot Danum-Ngaju, dan Punan. Mayoritas memeluk agama Kristen, meski ada yang masih mempertahankan kepercayaan leluhur. Tradisi seperti tato tubuh dan rumah panjang menjadi ciri khas mereka.
2. Suku Banjar
Suku Banjar merupakan etnis asli Kalimantan Selatan yang juga tersebar di Kalimantan Timur, Riau, dan Jambi. Dengan populasi sekitar 4 juta jiwa, mayoritas mereka beragama Islam. Bahasa Banjar termasuk dalam rumpun bahasa Melayu. Kebudayaan khas suku ini meliputi Rumah Banjar, seni tari, Mamanda, dan musik Panting. Kuliner seperti Soto Banjar dan Sate Banjar juga terkenal di kalangan masyarakat Indonesia.
3. Suku Kutai
Suku Kutai mendiami wilayah Kalimantan Timur dan dianggap sebagai bagian dari rumpun Dayak Ot Danum-Ngaju. Dahulu, mereka banyak bermukim di tepian sungai dan pesisir. Tradisi upacara adat Erau dan tarian Belian merupakan bagian dari warisan budaya mereka. Suku Kutai juga dikenal memiliki berbagai mantra dan praktik spiritual tradisional.
4. Suku Melayu
Suku Melayu di Kalimantan terutama mendiami daerah pesisir seperti Sambas, Ketapang, Pontianak, dan Mempawah. Mereka memiliki hubungan kekerabatan dengan Suku Melayu di Serawak dan Brunei Darussalam. Ciri utama suku ini adalah memeluk agama Islam dan menggunakan bahasa Melayu dalam komunikasi sehari-hari.
Baca juga: Menjaga Gunung Hapuk sebagai sumber mata air bagi suku Dayak Meratus
5. Suku Punan
Suku Punan dikenal sebagai penjaga hutan rimba dan memiliki gaya hidup yang sebelumnya nomaden. Mereka tersebar di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur dengan populasi sekitar 19.000 hingga 20.000 jiwa. Suku ini sering ditemui di wilayah hutan yang lebat dan memiliki pengetahuan mendalam tentang ekosistem hutan.
6. Suku Tidung
Mendiami daerah Kalimantan Utara, Suku Tidung termasuk dalam kategori suku dengan budaya Melayu. Mereka menggunakan bahasa Tidung dengan dialek Tarakan dalam kehidupan sehari-hari. Rumpun bahasa Tidung terdiri dari bahasa Kalabakan, Bulungan, Murut Sembakung, dan Murut Serudung.
7. Suku Hakka
Suku Hakka berasal dari Tiongkok dan banyak mendiami wilayah Singkawang, Kalimantan Barat. Mereka menggunakan bahasa Hakka dengan dua dialek utama, yaitu Meixian dan Lufeng. Kota Singkawang dikenal sebagai salah satu daerah Pecinan terbesar di Indonesia, mencerminkan pengaruh budaya Hakka yang kuat di daerah tersebut.
Keberagaman suku di Kalimantan mencerminkan kekayaan budaya Indonesia yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa. Setiap kelompok masyarakat memiliki tradisi, adat istiadat, serta kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Kekayaan budaya ini patut dilestarikan dan dihargai oleh generasi penerus agar tidak hilang tergerus zaman. Dengan memahami dan menjaga warisan leluhur, keberagaman budaya di Kalimantan dapat terus menjadi kebanggaan dan inspirasi bagi masa depan.
Baca juga: Merawat simpul harmonisasi Tradisi Maliu Suku Dayak
Baca juga: Prabowo klaim warga Kalimantan setuju soal pembangunan IKN
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025