Jakarta (ANTARA) - Shalat istighosah merupakan salah satu bentuk ibadah sunnah dalam Islam yang dilakukan untuk memohon pertolongan kepada Allah SWT, khususnya ketika seorang Muslim atau komunitas menghadapi kesulitan, musibah, atau kebutuhan penting yang terasa mendesak. Kata istighosah sendiri berasal dari bahasa Arab al-ghauts yang berarti meminta bantuan atau pertolongan.
Shalat ini kerap diamalkan dalam berbagai kondisi darurat, seperti saat menghadapi bencana alam, wabah penyakit, ujian besar, maupun krisis sosial lainnya. Dalam pelaksanaannya, shalat istighosah sering kali dilengkapi dengan pembacaan doa-doa tertentu dan dzikir yang memperkuat permohonan kepada Allah SWT.
Niat shalat istighosah
Sebagaimana shalat sunnah lainnya, shalat istighosah diawali dengan niat. Lafaz niat shalat istighosah dalam bahasa Arab sebagai berikut:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushallī sunnatal hājati rak'ataini adā'an lillāhi ta'ālā.
Artinya: "Aku menyengaja shalat sunnah karena hajat tertentu dua rakaat tunai karena Allah SWT."
Shalat ini dilaksanakan dua rakaat seperti shalat sunnah pada umumnya, dan dianjurkan untuk disertai dengan doa yang khusyuk setelahnya.
Tujuan shalat istighosah
Tujuan utama dari shalat istighosah adalah untuk memohon pertolongan Allah SWT dalam menghadapi kesulitan, baik bersifat pribadi maupun kolektif. Shalat ini juga menjadi sarana spiritual dalam memperkuat keimanan dan tawakal, dengan menyadari bahwa hanya kepada Allah-lah tempat bergantung.
Rasulullah SAW juga memberikan contoh terkait amalan memohon pertolongan ini. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, disebutkan bahwa seorang laki-laki buta datang kepada Rasulullah dan meminta doa agar bisa melihat kembali. Rasulullah bersabda:
"Pergilah, lalu berwudhulah, kemudian shalatlah dua rakaat. Setelah itu, berdoalah." (HR Tirmidzi)
Hadits ini menjadi dasar kuat dalam anjuran melaksanakan shalat sunnah dan memanjatkan doa khusus ketika memiliki hajat atau kesulitan tertentu.
Bacaan doa istighosah
Setelah shalat dua rakaat, dilanjutkan dengan pembacaan dzikir dan doa istighosah sebagaimana diajarkan oleh para ulama, salah satunya termuat dalam buku “Panduan Praktis Istighotsah” yang disusun oleh Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU). Beberapa bacaan dalam doa istighosah antara lain:
- Bismillahirrahmaanirrahiim (1 kali)
- Membaca Surat Al-Fatihah (1 kali)
- Astaghfirullahal ‘Adhiim (3 kali)
- Laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘Aliyyil ‘Adhiim (3 kali)
- Allahumma shalli ‘alaa Sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aali Sayyidinaa Muhammadin (3 kali)
- Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minazhzhaalimiin (40 kali)
- Yaa Allahu yaa Qadiim (33 kali)
- Yaa Samii’u yaa Bashiir (33 kali)
- Yaa Mubdi’u yaa Khaaliq (33 kali)
- Yaa Hafiizhu yaa Nashiiru yaa Wakiilu yaa Allah (33 kali)
Bacaan-bacaan ini dimaksudkan sebagai wujud penghambaan yang mendalam serta untuk memperkuat spiritualitas dalam berdoa.
Manfaat shalat dan doa istighosah
Manfaat utama dari doa istighosah adalah sebagai sarana mempercepat terkabulnya permohonan atau hajat seseorang. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh ath-Thabrani, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah memiliki para malaikat di bumi selain hafazhah yang menulis daun-daun yang berguguran, maka jika kalian ditimpa kesulitan di suatu padang maka hendaklah mengatakan: tolonglah aku, wahai para hamba Allah.”
Selain itu, istighosah juga memperkuat hubungan antara hamba dan Sang Pencipta. Dalam situasi sulit, istighosah menjadi pengingat bahwa segala daya dan kekuatan hanya datang dari Allah SWT. Ia juga menjadi jalan untuk meningkatkan keimanan dan ketawakalan seorang Muslim.
Shalat istighosah bukan sekadar bentuk ibadah formal, tetapi juga ekspresi keikhlasan seorang hamba dalam memohon pertolongan ilahi. Dalam kehidupan yang penuh tantangan dan ujian, umat Islam dianjurkan untuk senantiasa kembali kepada Allah SWT dengan menjalankan ibadah seperti istighosah, sebagai bentuk kepasrahan dan harapan akan kemudahan dalam setiap urusan.
Baca juga: Apakah shalat tetap sah meski sambil berkhayal? Ini penjelasannya
Baca juga: Pengertian dan hukum mengumandangkan adzan sebelum shalat wajib
Baca juga: Apa saja perkara yang membuat shalat tidak sah? Ini ulasannya
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.