Jakarta (ANTARA) - Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak ditemui, tetapi tidak semua orang memahami bahwa kondisi ini terbagi menjadi dua jenis utama yakni diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
Keduanya sama-sama berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi, namun berasal dari penyebab yang berbeda dan memerlukan penanganan yang tidak selalu sama.
Memahami perbedaan mendasar antara kedua tipe diabetes ini penting agar langkah pencegahan maupun pengelolaannya bisa dilakukan dengan tepat. berikut ini adalah perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2 secara mudah dan relevan untuk dipahami kapan saja, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2
1. Penyebab
Perbedaan mendasar antara diabetes tipe 1 dan tipe 2 terletak pada asal munculnya penyakit. Pada diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh keliru menyerang sel-sel pankreas yang bertugas memproduksi insulin. Akibatnya, tubuh sama sekali tidak mampu menghasilkan insulin.
Kondisi ini umumnya berkaitan dengan faktor keturunan dan pengaruh lingkungan tertentu, seperti infeksi virus, dan bukan dipicu oleh pola makan atau gaya hidup. Sementara itu, pada diabetes tipe 2, tubuh sebenarnya masih membuat insulin, tetapi tidak dapat menggunakannya secara optimal atau jumlahnya tidak mencukupi.
Kondisi ini lebih sering muncul akibat kebiasaan hidup yang kurang sehat misalnya jarang berolahraga, berat badan berlebih, serta faktor genetik. Karena insulin tidak bekerja dengan efektif, kadar gula darah terus meningkat.
2. Gejala
Baik diabetes tipe 1 maupun tipe 2 menunjukkan tanda-tanda yang hampir sama. Kenaikan kadar gula darah dapat memicu berbagai keluhan, seperti:
• Rasa haus yang tidak kunjung hilang
• Sering buang air kecil, terutama di malam hari
• Sering mengalami sariawan
• Penglihatan kabur
• Luka yang sulit sembuh
• Bau mulut tidak sedap
• Tubuh mudah lelah
• Berat badan turun tanpa sebab yang jelas
3. Faktor risiko diabetes tipe 1 dan tipe 2
Beberapa kondisi dapat meningkatkan risiko munculnya diabetes tipe 1 atau tipe 2.
Faktor risiko diabetes tipe 1:
• Memiliki anggota keluarga dengan diabetes tipe 1
• Faktor genetik tertentu
• Lebih sering terjadi pada usia muda
Faktor risiko diabetes tipe 2:
• Riwayat keluarga diabetes tipe 2
• Berat badan berlebih atau obesitas
• Kurang bergerak atau jarang berolahraga
• Tertentu secara ras/etnis (misalnya Asia-Amerika, Hispanik, Penduduk Asli Amerika, atau Afrika-Amerika)
• Pernah mengalami diabetes gestasional
• Tekanan darah tinggi
• Kadar kolesterol yang tidak normal
• Usia di atas 45 tahun
4. Diagnosis
Untuk mengetahui apakah seseorang mengidap diabetes tipe 1 atau tipe 2, diperlukan pemeriksaan darah. Beberapa tes yang umum dilakukan meliputi:
• Tes gula darah puasa: dilakukan setelah tidak makan selama minimal 8 jam
• Tes gula darah acak: dapat dilakukan kapan saja tanpa peduli waktu makan
• Tes toleransi glukosa oral: mengukur respon gula darah setelah minum larutan glukosa
• Tes A1C: menggambarkan rata-rata kadar gula darah selama 2–3 bulan terakhir
Menurut Kementerian Kesehatan RI, seseorang dapat didiagnosis diabetes jika hasil pemeriksaan menunjukkan:
• Gula darah puasa ≥ 126 mg/dL
• Gula darah 2 jam setelah tes glukosa ≥ 200 mg/dL
• Gula darah acak ≥ 200 mg/dL dengan gejala
• A1C ≥ 6,5%
5. Penanganan
Pengelolaan diabetes tipe 1 mengharuskan pemberian insulin setiap hari karena tubuh tidak lagi mampu memproduksi-nya. Pasien perlu menghitung asupan karbohidrat, menyesuaikan dosis insulin, serta melakukan pemantauan gula darah secara rutin. Gaya hidup sehat dan pemeriksaan berkala tetap menjadi bagian penting dari pengelolaan penyakit ini.
Diabetes tipe 2 biasanya dapat dikontrol tanpa insulin pada tahap awal. Perubahan pola makan, aktivitas fisik yang konsisten, serta pemeriksaan rutin menjadi langkah utama. Jika kadar gula tetap tinggi meski sudah melakukan perubahan gaya hidup, dokter dapat memberikan obat tambahan atau bahkan insulin jika diperlukan.
6. Pencegahan
Saat ini, diabetes tipe 1 belum dapat dicegah dan belum ada pengobatan yang benar-benar menyembuhkan. Berbeda dengan diabetes tipe 2, yang meski juga belum dapat disembuhkan, banyak penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini dapat dicegah dan bahkan dapat memasuki fase remisi yaitu ketika kadar gula darah kembali normal selama pola hidup sehat tetap dijalankan.
Langkah-langkah pencegahan-nya meliputi:
• Menjaga berat badan tetap sehat
• Lebih aktif bergerak dan rutin berolahraga
• Menerapkan pola makan seimbang dan mengurangi konsumsi gula serta makanan olahan
• Berkonsultasi dengan dokter bila ingin menurunkan berat badan secara aman
Mengetahui perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2 membantu Anda memahami kondisi tubuh dengan lebih baik, sekaligus menentukan langkah penanganan yang paling tepat.
Semakin dini Anda mengenali gejala dan faktor risikonya, semakin besar peluang untuk mencegah komplikasi yang mungkin muncul di kemudian hari. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis jika merasakan perubahan pada tubuh, karena pengelolaan diabetes yang tepat selalu dimulai dari pemeriksaan yang menyeluruh dan informasi yang benar.
Baca juga: Diabetes tak selalu sama, ini perbedaan tiap jenisnya
Baca juga: Cara mendiagnosis diabetes dan kapan harus periksa ke dokter?
Baca juga: Mitos dan fakta tentang diabetes
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
















































