Jakarta (ANTARA) - Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang semakin banyak ditemui di seluruh dunia. Salah satu tantangan utama penyakit ini adalah gejalanya yang seringkali muncul perlahan dan mudah terabaikan, sehingga banyak orang baru menyadari kondisinya ketika komplikasi mulai muncul.
Mengetahui gejala awal dan faktor penyebab diabetes sangat penting agar pencegahan, deteksi dini, dan pengelolaan penyakit dapat dilakukan lebih efektif. Berikut ini akan membahas tanda-tanda umum diabetes yang perlu diwaspadai, serta berbagai faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2
Diabetes terdiri dari beberapa jenis, dengan dua tipe utama yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2, masing-masing memiliki gejala khas yang berbeda. Pada diabetes tipe 1, gejala bisa muncul dan berkembang dengan cepat, bahkan hanya dalam hitungan hari atau minggu.
Sementara itu, pada diabetes tipe 2, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka telah mengidap penyakit ini selama bertahun-tahun karena gejalanya seringkali tidak jelas. Inilah sebabnya diabetes sering disebut sebagai salah satu penyakit “silent killer”.
Gejala diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel-sel pankreas yang memproduksi insulin, sehingga tubuh kehilangan kemampuan untuk menghasilkan insulin sama sekali.
Beberapa gejala yang umumnya muncul pada diabetes tipe 1 antara lain:
• Sering buang air kecil
• Rasa haus yang terus-menerus
• Rasa lapar yang berlebihan
• Penurunan berat badan tanpa sebab jelas
• Perubahan penglihatan
• Mudah merasa lelah
Gejala diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2, tubuh tidak menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup, atau sel-sel tubuh tidak merespons insulin secara efektif (resistensi insulin). Akibatnya, glukosa menumpuk dalam darah karena tidak bisa digunakan secara optimal sebagai sumber energi.
Gejala diabetes tipe 2 mirip dengan tipe 1, namun sering kali lebih ringan dan sulit dikenali. Hal ini membuat penyakit ini baru terdiagnosis bertahun-tahun kemudian, kadang setelah muncul komplikasi. Karena itu, penting untuk mengenali dan mewaspadai faktor-faktor risiko yang ada.
Faktor risiko diabetes tipe 1
• Orang berkulit terang cenderung lebih rentan dibandingkan kelompok ras lain.
• Usia menjadi faktor penting; diabetes tipe 1 sering muncul pada anak-anak usia 4–7 tahun dan remaja usia 10–14 tahun, meski penyakit ini tetap bisa muncul di usia berapapun.
• Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes tipe 1 antara lain:
• Memiliki anggota keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1.
• Riwayat infeksi virus tertentu.
Faktor risiko diabetes tipe 2
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko diabetes tipe 2 antara lain:
• Kelebihan berat badan atau obesitas.
• Memiliki anggota keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2.
• Usia yang semakin bertambah.
• Tekanan darah tinggi.
• Kadar kolesterol dan trigliserida yang tidak normal, misalnya kadar HDL rendah dan trigliserida tinggi, meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
• Kurangnya aktivitas fisik, karena olahraga membantu mengontrol berat badan, membakar glukosa sebagai energi, dan meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin.
Penyebab diabetes
Kadar gula darah normal berada di kisaran 70–99 mg/dL. Jika kadar gula darah mencapai 100–125 mg/dL, kondisi ini disebut prediabetes. Sedangkan kadar gula darah 126 mg/dL atau lebih sudah masuk kategori diabetes. Kadar gula darah yang tinggi dikenal sebagai hiperglikemia.
Hiperglikemia terjadi ketika kadar gula dalam darah meningkat secara berlebihan. Pada diabetes, kondisi ini muncul karena tubuh mengalami gangguan yang menghambat pemanfaatan glukosa secara efektif, sehingga gula menumpuk dalam darah.
Pada diabetes tipe 1, gangguan ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang justru menyerang sel-sel pankreas penghasil insulin, bukannya melawan virus atau bakteri. Akibatnya, tubuh kekurangan atau bahkan kehilangan kemampuan memproduksi insulin, sehingga glukosa yang seharusnya diubah menjadi energi tetap tertinggal di darah.
Sementara itu, pada diabetes tipe 2, tubuh tetap bisa memproduksi insulin, tetapi sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik, kondisi yang dikenal sebagai resistensi insulin.
Baca juga: Perawatan saluran akar turunkan risiko penyakit jantung dan diabetes
Baca juga: Menkes tekankan pentingnya deteksi dini tekan risiko diabetes
Baca juga: Kadar GGL harus dicantumkan pada makanan siap saji
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
















































