Kardinal Luis Antonio Tagle asal Filipina disebut kandidat utama untuk menggantikan Paus Fransiskus.
Selasa, 22 Apr 2025 11:59:31

Kabar duka meninggalnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025 mengejutkan banyak pihak di seluruh dunia. Saat ini, perhatian publik tertuju pada proses Konklaf, yang merupakan pemilihan Paus baru. Pada proses konklaf akan menentukan pemimpin spiritual bagi umat Katolik di seluruh dunia.
Di antara sejumlah nama Kardinal yang beredar, Kardinal Luis Antonio Tagle asal Filipina muncul sebagai salah satu kandidat terkuat. Ia bahkan disebut-sebut sebagai calon Paus pertama yang berasal dari Asia.
Dalam profilnya yang dirilis oleh The Telegraph pada Selasa (22/4/2025), namanya sering kali dibicarakan di kalangan kaum liberal dalam Gereja Katolik. Ia dijuluki 'Fransiskus Asia' karena humor dan pandangan progresifnya, serta memiliki sikap rendah hati yang mirip dengan Paus Fransiskus. Selama kurang lebih 20 tahun tinggal di seminari di Filipina, ia tidak memiliki fasilitas seperti AC atau televisi di kamarnya.
Ketika diangkat menjadi uskup, ia memilih untuk tidak menggunakan mobil dan lebih suka menggunakan transportasi umum seperti bus atau "jeepney" untuk menuju tempat kerjanya.
"Lima atau enam tahun lalu, dia adalah kandidat favorit Paus Fransiskus untuk menggantikannya. Dia merupakan kepala departemen baru yang penting dalam penginjilan. Dia adalah pesaing yang cukup kuat dan masih relatif muda," kata Edward Pentin, seorang ahli Vatikan dan penulis buku The Next Pope: The Leading Cardinal Candidates.
Namun, usia muda ini mungkin menjadi kendala, karena para kardinal cenderung berhati-hati dalam memilih pemimpin yang masih muda. Hal itu karena masa kepausan bisa berlangsung selama beberapa dekade, yang dapat menghambat ambisi mereka sendiri dan mengurangi peluang untuk terpilih di masa mendatang.
Profil Luis Antonio Tagle

Dalam artikel yang diterbitkan oleh Gulf News, dijelaskan bahwa Luis Antonio Tagle lahir pada 21 Juni 1957 di Manila, Filipina. Ia dibesarkan dalam keluarga Katolik yang sangat religius. Ayahnya berasal dari Filipina, sedangkan ibunya memiliki keturunan Tiongkok dari wilayah tenggara Tiongkok. Kombinasi warisan budaya ini, ditambah dengan pendekatan pastoral dan pemikiran teologis yang mendalam, menjadikannya sosok yang unik, mampu menjembatani perbedaan antara dunia Timur dan Barat dalam konteks Gereja.
Ketika ditanya mengenai perasaannya saat diangkat menjadi Kardinal pada usia 55 tahun oleh Paus Benediktus XVI pada tahun 2012, Tagle yang saat itu menjabat sebagai Uskup Agung Manila mengungkapkan, "Saya bahkan tidak melihat diri saya sebagai seorang Uskup!"
Pendidikan awal yang ia jalani memberikan fondasi yang kuat untuk karirnya. Setelah meraih gelar sarjana teologi dari Sekolah Teologi Loyola di Quezon City, Tagle melanjutkan pendidikannya dan mendapatkan gelar doktor dalam teologi sakral dari Universitas Katolik Amerika di Washington, D.C., dengan fokus pada eklesiologi dan Konsili Vatikan II. Dikenal karena sikap rendah hatinya dan kemampuan berbicaranya, ia cepat menjadi salah satu pemikir teologi paling dihormati di Asia.
Pohon yang Kokoh di Asia, Dibesarkan di Amerika

Luis Antonio Tagle menjabat sebagai Uskup Agung Manila ke-32 dari tahun 2011 hingga 2020 dan merupakan satu-satunya Kardinal ke-7 yang berasal dari Filipina, yang memiliki koneksi kuat dengan Asia. Ia menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Amerika dalam bidang teologi dan memiliki kredensial yang mengesankan di Roma. Selain itu, Tagle fasih dalam berbagai bahasa dan dikenal sebagai orator ulung. Dalam banyak kesempatan, ia mengangkat tema 'Gereja orang miskin untuk orang miskin,' yang sejalan dengan nilai-nilai yang dijunjung oleh Paus Fransiskus.
Sebagai Prefek Kongregasi untuk Evangelisasi Bangsa-Bangsa, yang kerap dijuluki sebagai Paus Merah karena pengaruhnya yang signifikan di wilayah misi, Tagle berperan penting dalam memperluas jangkauan Katolik di seluruh "Global Selatan". Ia juga dikenal sebagai advokat inklusivitas yang gigih.
Dalam pidatonya pada Hari Pemuda Sedunia 2016 di Krakow, Polandia, Tagle menyampaikan, "Terkadang, Anda merasa berada di tempat yang salah. Anda tidak pantas berada di sini. Dan Anda bertanya: Haruskah saya berada di sini? Mungkin saya harus digantikan, dengan koin yang lebih baik. Ya, domba yang hilang, koin yang hilang. Namun, jika Anda tersesat, Anda pasti ingin ditemukan."
Pernyataan ini mencerminkan pemikirannya yang mendalam tentang penerimaan dan kehadiran dalam komunitas, serta pentingnya setiap individu dalam perjalanan spiritual mereka. Tagle mengajak semua orang untuk menyadari bahwa setiap orang memiliki nilai dan tempatnya, terlepas dari tantangan yang mereka hadapi.
Pemilihan Paus

Setelah kepergian Paus Fransiskus, para Kardinal yang berusia di bawah 80 tahun akan berkumpul di Kapel Sistina untuk menjalani pemungutan suara secara rahasia. Proses yang dikenal dengan nama Konklaf ini bisa berlangsung selama beberapa hari, minggu, atau bahkan lebih lama, hingga seorang kandidat berhasil meraih mayoritas dua pertiga suara. Pengumuman mengenai Paus yang terpilih akan ditandai dengan keluarnya asap putih dari cerobong Kapel Sistina. Meskipun Tagle dianggap sebagai kandidat yang kuat, ada juga beberapa nama lain yang diusulkan sebagai calon potensial.
Proses pemilihan ini tidak sederhana dan melibatkan berbagai pertimbangan teologis serta politik. Hasil dari pemilihan ini akan mencerminkan arah masa depan Gereja Katolik. Selain Tagle, terdapat beberapa kandidat lain yang mewakili beragam spektrum teologis dalam Gereja Katolik. Proses pemilihan ini bersifat dinamis, sehingga situasi dapat berubah kapan saja. Hanya waktu yang akan menjawab siapa yang akan menjadi pengganti Paus Fransiskus. Pemilihan Paus baru adalah momen yang sangat penting bagi Gereja Katolik, di mana Kardinal Luis Antonio Tagle muncul sebagai kandidat yang kuat dengan berbagai faktor pendukung, seperti pengalaman, visi, dan representasi dari Asia. Namun, hingga saat ini, proses pemilihan masih berlangsung dan hasilnya belum dapat dipastikan.
Artikel ini ditulis oleh

T
Reporter
- Tanti Yulianingsih

Isu Kaesang Jadi Pendamping Ahmad Luthfi di Pilkada Jateng, PAN: Semua Kader di KIM Prioritas
Eddy menilai wajar jika nama Ketum PSI Kaesang Pangarep mencuat sebagai cawagub Luthfi. Sebab, PSI adalah bagian dari KIM.

Kaesang Ungkap Alasan Dukung Ahmad Luthfi di Pilkada Jateng
Pidato politik Kaesang disaksikan langsung Ahmad Luthfi dan ribuan relawan dari berbagai daerah.

Polri soal Kabar Kapolda Jateng Jadi Irjen Kemendag: Tunggu Keputusan Presiden
Kabar Ahmad Lutfi akan menjabat sebagai Irjen Kemendag disampaikan oleh Ketum PAN Zulkifli Hasan.
Polri 1 tahun yang lalu

Jokowi Melarang, Zulhas Nilai Koalisi Butuh Kaesang untuk Menang Pilkada Jakarta
Diketahui, Presiden Jokowi tak setuju jika Kaesang maju di Pilkada Jakarta 2024.

KIM Plus tidak lagi akan mengusung Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep mendampingi Ahmad Luthfi di Pilkada Jawa Tengah.

PAN Jadikan Kaesang Opsi Kedua Jika Ridwan Kamil Tak Maju Pilkada Jakarta
Ridwan Kamil dan Kaesang masuk dalam pembahasan DPW PAN Jakarta untuk didukung di Pilkada Jakarta.

PAN Usung Ahmad Luthfi Jadi Bakal Calon Gubernur Jateng
PAN Usung Ahmad Luthfi Jadi Bakal Calon Gubernur Jateng

Polri Pastikan Komjen Ahmad Lutfi Bakal Mundur Jika Maju Pilkada Jateng
Polri berkomitmen mengikuti aturan yang berlaku, demi menjaga netralitas selama tahapan Pilkada 2024.

Bila Maju Pilkada Jateng, Kaesang Dinilai Miliki Peluang Besar
Ahmad Luthfi akan menjadi lawan yang berat jika maju di Pilkada Jateng.

Faldo Maldini Resmi Didukung PAN Sebagai Calon Wali Kota Tangerang
Dukungan tersebut diperoleh setelah Ketum PAN menandatangani sekaligus menyerahkan surat rekomendasi kepada Faldo.

Serahkan Jersey Putih Logo PSI, Kaesang Usung Mangkunegara X Maju Pilkada Solo
Kaesang menyerahkan rekomendasi dalam bentuk jersey putih bergambar logo PSI di bagian depan dan tulisan Surakarta 1

VIDEO: KIM Plus Ungkap Cawagub Pilkada Jateng Pasca Putusan MK, Bukan Kaesang
Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco mengakui, ada nama Kaesang dalam bursa cawagub Pilkada Jawa Tengah.