Komnas HAM juga meminta agar asal-usul para pemain sirkus OCI segera dijernihkan.
Jumat, 18 Apr 2025 11:21:00

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) meminta kasus dugaan pelanggaran HAM yang dialami mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI) diselesaikan secara hukum.
“Komnas HAM meminta agar kasus ini diselesaikan secara hukum atas tuntutan kompensasi untuk para mantan pemain OCI,” ucap Koordinator Subkomisi Penegakan HAM Komnas HAM, Uli Parulian Sihombing, Jumat (18/4).
Komnas HAM juga meminta agar asal-usul para pemain sirkus OCI segera dijernihkan. Sebab, hal ini penting bagi para korban untuk mengetahui asal-usul, identitas, dan hubungan keluarganya.
Komnas HAM Pernah Temukan 4 Pelanggaran HAM
Uli menjelaskan bahwa sejatinya Komnas HAM telah menangani kasus anak-anak pemain sirkus di lingkungan OCI, Bogor, Jawa Barat, sejak tahun 1997. Ketika itu, Komnas HAM menemukan empat jenis pelanggaran HAM.
Pertama, pelanggaran terhadap hak anak untuk mengetahui asal-usul, identitas, hubungan kekeluargaan, dan orang tuanya. Kedua, pelanggaran terhadap hak-hak anak untuk bebas dari eksploitasi yang bersifat ekonomis.
Ketiga, pelanggaran terhadap hak-hak anak untuk memperoleh pendidikan umum yang layak yang dapat menjamin masa depannya. Keempat, pelanggaran terhadap hak-hak anak untuk mendapatkan perlindungan keamanan dan jaminan sosial yang layak.
Namun, kata dia, berdasarkan Surat Ketetapan Nomor Pol. G.Tap/140-J/VI/1999/Serse Um tanggal 22 Juni 1999, Direktorat Reserse Umum Polri menghentikan penyidikan tindak pidana menghilangkan asal-usul dan perbuatan tidak menyenangkan atas nama FM dan VS.
Kemudian, pada Desember 2024, Komnas HAM menerima pengaduan dari Ari Seran Law Office bahwa permasalahan kasus OCI belum terselesaikan. Sebab, belum ada upaya untuk memenuhi tuntutan ganti rugi sebesar Rp3,1 miliar yang ditujukan kepada OCI.
Komnas HAM menegaskan bahwa pelatihan keras, utamanya kepada anak-anak, tidak boleh menjurus pada penyiksaan. Apabila hal itu dilakukan maka telah terjadi pelanggaran hak anak.
“Anak-anak tersebut juga mengalami pelanggaran atas hak untuk memperoleh pendidikan yang layak serta hak untuk memperoleh perlindungan keamanan dan jaminan sosial sesuai peraturan perundangan yang ada,” ujar Uli.
Eks Pemain Sirkus OCI Ngadu ke Kementerian HAM
Sebelumnya, para mantan pemain OCI juga mengadu ke Kementerian HAM di Jakarta, Selasa (15/4). Audiensi mereka diterima oleh Wakil Menteri HAM Mugiyanto.
Dijelaskan Mugiyanto bahwa berdasarkan cerita yang disampaikan para mantan pemain sirkus tersebut, terdapat banyak kemungkinan terjadinya tindak pidana. Menurut Mugiyanto, mereka mengalami kekerasan, termasuk soal kehilangan identitas.
“Banyak kekerasannya, ada aspek-aspek yang penting juga, yang orang tidak pikirkan, itu soal identitas mereka. Padahal, identitas seseorang adalah hal dasar," ujarnya.
Mereka tidak tahu asal usul, tidak tahu orang tuanya, beberapa dari mereka. Ini harus kita buka jalan supaya mereka bisa mengidentifikasi keluarga mereka, diri mereka sebetulnya siapa,” pungkasnya, dikutip dari Antara.
Artikel ini ditulis oleh


OCI Buka Suara Asal Usul Pemain Sirkus, Kumpulkan Anak-Anak di Kalijodo
Pendiri OCI Tony Sumampouw juga mengklaim telah menjalankan rekomendasi Komnas HAM.
OCI 1 hari yang lalu



Blak-Blakan Pendiri Oriental Circus Indonesia Jawab Tuduhan Penculikan dan Penyiksaan Pekerja
Pendiri Oriental Circus Indonesia (OCI), Tony Sumampouw blak-blakan mengenai asal-usul mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI).

Pendiri OCI Buka Suara Usai Heboh Mantan Pemain Mengaku Tak Pernah Terima Gaji
Mantan pemain sirkus OCI mengadukan dugaan eksploitasi dan kekerasan yang dialami selama bekerja ke Kementerian HAM.

Namun Tony mengklaim, aktivitasnya membantu melatih hewan di African Lion Safari menginspirasi pendirian TSI di Indonesia.

FOTO: Momen Aksi Kamisan ke-806, Aktivis Tagih Janji Jokowi Tuntaskan Pelanggaran HAM Berat
Aktivis kembali menggelar Aksi Kamisan di seberang Istana untuk menuntut penuntasan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.

Bantah Siksa Mantan Pemain Sirkus, Pendiri OCI Klaim Hanya Sanksi Keras Pakai Rotan
Sanksi berupa rotan, kata dia, digunakan untuk mengoreksi kesalahan para pemain dalam pelatihan.