- ARTIS
- HOLLYWOOD
Warna putih pada pakaian Paus Fransiskus ternyata sarat makna, melambangkan kemurnian, kesederhanaan, dan kesetaraan di mata Tuhan.
Senin, 21 Apr 2025 16:12:56

Paus Fransiskus, pemimpin spiritual tertinggi umat Katolik, dilaporkan telah meninggal dunia pada hari Senin, 21 April. Berita ini tentunya mengejutkan banyak umat Katolik serta seluruh masyarakat beragama di dunia, mengingat sosoknya yang dikenal selalu menyebarkan cinta kasih tanpa memandang latar belakang. Selain berita duka ini, Paus Fransiskus juga terkenal sebagai sosok yang penyayang dan selalu mengenakan pakaian serba putih. Pakaian ini bukan hanya menjadi identitas visual yang mudah dikenali, tetapi juga menyimpan makna filosofis dan teologis yang dalam yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Lebih dari sekadar simbol kesucian, jubah putih yang dikenakan Paus mencerminkan nilai-nilai dalam kekristenan, seperti kasih, kepolosan, dan kerendahan hati. Setiap elemen dalam busana yang dikenakan oleh Paus—mulai dari cassock, mozzetta, hingga cincin nelayan—mengandung pesan spiritual dan historis yang mendalam serta berakar kuat dalam tradisi Gereja Katolik Roma.
Namun, pertanyaan yang muncul adalah, mengapa warna putih dipilih dan sejak kapan tradisi ini dimulai? Selain itu, bagaimana busana tersebut mengalami transformasi dari simbol kekuasaan menjadi simbol pelayanan? Artikel ini akan membahas makna di balik pakaian serba putih Paus yang sarat filosofi, dirangkum Merdeka.com, Senin (21/4).
Awal Mula Tradisi Jubah Putih: Dari Dominikan hingga Paus Pius V
Tradisi jubah putih yang dikenakan oleh seorang Paus pertama kali sangat erat kaitannya dengan Paus Pius V, yang memimpin Gereja Katolik pada abad ke-16. Sebelumnya, beliau adalah seorang biarawan dari Ordo Dominikan, yang dikenal dengan busana putih yang melambangkan kesederhanaan serta pengabdian.
Meskipun umumnya para Paus sebelumnya mengenakan jubah merah sebagai simbol kekuasaan dan pengorbanan, Paus Pius V memilih untuk mempertahankan pakaian putih khas Dominikan ketika diangkat menjadi Paus. Keputusan ini kemudian menetapkan jubah putih sebagai standar busana kepausan yang masih berlaku hingga saat ini.
Dokumen liturgi tertua yang mencatat penggunaan jubah putih dalam upacara pengangkatan Paus adalah Ordo XIII, yang ditulis pada tahun 1274 pada masa Paus Gregorius X. Dalam dokumen tersebut, disebutkan bahwa Paus mengenakan jubah putih dan merah secara bersamaan. Hal ini dilakukan untuk menyeimbangkan simbol kasih dan pengorbanan Kristus, yang menjadi inti dari ajaran Gereja Katolik.
Makna Mendalam Warna Putih: Simbol Kasih, dan Representasi Kristus
Dalam tradisi Katolik, warna putih melambangkan kepolosan, kasih, dan kemurnian, yang merupakan sifat-sifat yang terkait dengan sosok Kristus. Simbolisme ini harus tercermin dalam kehidupan dan pelayanan seorang Paus di dunia.
Menurut William Duranti, seorang ahli liturgi dari abad pertengahan, warna putih melambangkan kasih sayang dan kepolosan, sedangkan warna merah yang sebelumnya digunakan Paus di luar jubahnya melambangkan belas kasih. Ini membentuk gambaran bahwa seorang Paus merupakan perwakilan dari pengorbanan Yesus Kristus.
Busana putih yang dikenakan oleh Paus Fransiskus bukan hanya menegaskan perannya sebagai pemimpin rohani, tetapi juga berfungsi sebagai simbol kemurnian dalam pelayanan yang harus dijalankan dengan sikap rendah hati. Hal ini dilakukan tanpa terpengaruh oleh kemewahan duniawi yang sering kali mengaburkan tujuan. Banyak orang mengagumi penampilan Paus Fransiskus, termasuk desainer mode asal Indonesia, Adrie Basuki.
"Penampilan Paus Fransiskus dalam kesederhanaan sesungguhnya menggambarkan bahwa dalam fesyen yang paling penting adalah bisa menggambarkan persona diri tanpa harus terpengaruh dengan opini publik," katanya, mengutip Merdeka.com.
Elemen Busana Paus: Dari Zucchetto hingga Cincin Nelayan
Setiap elemen dalam pakaian Paus memiliki makna dan fungsi yang mendalam. Misalnya, zucchetto, yang merupakan topi putih kecil eksklusif untuk Paus, serta mozzetta, mantel pendek yang melambangkan otoritas spiritual dan hanya dipakai oleh pejabat tinggi gereja.
Selain itu, Paus juga mengenakan cassock atau soutane, yaitu jubah panjang berwarna putih sederhana yang dilengkapi dengan oversleeves dan pectoral cross. Salib dada ini sering kali menggambarkan Yesus yang menggendong seekor domba, simbol dari pemeliharaan dan kasih sayang terhadap umat.
Cincin nelayan, yang merujuk pada kehidupan Santo Petrus sebagai seorang nelayan sebelum menjadi Paus pertama, berfungsi sebagai simbol pengesahan kepausan. Cincin ini juga digunakan untuk menandatangani dokumen resmi, sehingga menjadi penghubung antara masa kini dan warisan apostolik yang kaya.
Transformasi Mode Kepausan: Dari Ornamen Emas ke Kesederhanaan Fransiskus
Di zaman yang serba modern ini, terutama setelah Konsili Vatikan II, sejumlah Paus mulai mengurangi kemewahan ornamen pada pakaian mereka. Ini dilakukan sebagai upaya untuk menyesuaikan diri dengan semangat zaman, serta meningkatkan kedekatan gereja dengan umat secara inklusif dan penuh empati.
Paus Fransiskus, sebagai salah satu contoh, secara konsisten menolak penggunaan simbol-simbol kemewahan dalam berpakaian. Ia lebih memilih untuk mengenakan pectoral cross yang terbuat dari perak daripada emas, serta memilih jam tangan yang sederhana dan sepatu hitam polos. Pilihan ini merupakan pernyataan sikapnya bahwa pelayanan tidak seharusnya bergantung pada penampilan luar.
Langkah yang diambil oleh Paus Fransiskus ini menunjukkan pergeseran yang signifikan dari simbol kekuasaan menuju simbol kesederhanaan dan komitmen kepada kaum miskin. Dengan demikian, pakaian putih yang dikenakannya tidak hanya menjadi warisan, tetapi juga mencerminkan filosofi hidup yang ia jalani.
Pakaian Liturgis dan Perayaan: Saat Busana Jadi Simbol Upacara Rohani
Selain mengenakan pakaian sehari-hari, Paus juga menggunakan busana liturgis khusus saat melaksanakan misa dan upacara keagamaan. Di antara busana tersebut terdapat mitra, yaitu topi runcing yang melambangkan otoritas keimaman, serta chasuble, jubah luar yang mewakili otoritas pastoral dan berganti warna sesuai dengan kalender liturgi.
Selanjutnya, pallium, yang merupakan selendang dari wol dan dikenakan di atas bahu, menjadi simbol penggembalaan dan otoritas dalam pengajaran. Sementara itu, stola yang diselempangkan di leher menunjukkan peran sakramental dan pelayanan Paus dalam misa.
Di sisi lain, tiara kepausan yang dulunya menjadi lambang kekuasaan duniawi telah ditinggalkan sejak Paus Paulus VI meletakkannya sebagai ungkapan solidaritas kepada kaum miskin. Hal ini menegaskan bahwa kepemimpinan rohani tidak memerlukan simbol-simbol duniawi untuk tetap otentik dan bermakna.
People Also Ask
1. Mengapa Paus selalu memakai pakaian putih?
Pakaian putih melambangkan kepolosan dan kasih, serta merupakan warisan dari Paus Pius V yang merupakan biarawan Dominikan.
2. Apakah semua pejabat gereja memakai warna putih?
Tidak. Warna putih hanya untuk Paus, sementara kardinal memakai merah, uskup ungu, dan imam biasa hitam.
3. Apa fungsi dari zucchetto yang dipakai Paus?
Zucchetto adalah topi kecil simbol kerendahan hati dan hanya boleh dikenakan oleh Paus dalam warna putih.
4. Mengapa tiara Paus tidak lagi digunakan?
Tiara ditinggalkan oleh Paus Paulus VI sebagai bentuk penolakan terhadap simbol kemewahan dan kekuasaan duniawi.
5. Apakah ada makna tertentu dari cincin nelayan yang dikenakan Paus?
Cincin nelayan melambangkan warisan dari Santo Petrus, Paus pertama, dan digunakan sebagai simbol resmi pengesahan dokumen.
Artikel ini ditulis oleh

A
Reporter
- Alieza Nurulita
- Nurul Diva


Sikap kesederhanaan Paus Fransiskus saat bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka kembali mengudang decak kagum masyarakat.

Paus Fransiskus tidak menerima gaji, namun kekayaan bersihnya diperkirakan mencapai USD16 juta, termasuk aset yang dimiliki.

35 Kata-kata Paus Fransiskus, Inspiratif dan Penuh Makna Mendalam
Kata-kata Paus Fransiskus memiliki dampak yang mendalam bagi kehidupan spiritual dan sosial umat Katolik serta masyarakat luas.


Paus Fransiskus menunjukkan sikap kesederhanaan yang membuat kagum banyak orang saat diberi fasilitas mewah selama kunjungan di Jakarta.

Hadiri Misa Akbar, Hasto Sebut Pesan Perdamain & kesederhanaan Paus Fransiskus senafas dengan PDIP
Hasto mengatakan, pesan perdamaian dan kesederhanaan Paus Fransiskus sejalan dengan nilai-nilai yang ada di PDI Perjuangan