Kenapa Ratusan Siswa Buleleng Tak Bisa Baca Lolos Masuk SMP? Ini Penjelasan Disdikpora

1 month ago 12

  1. PERISTIWA
  2. REGIONAL

Ada tiga ratusan lebih siswa SMP dari sekolah swasta dan negeri di Buleleng tidak bisa dan tidak lancar membaca.

Rabu, 16 Apr 2025 18:21:00

Kenapa Ratusan Siswa Buleleng Tak Bisa Baca Lolos Masuk SMP? Ini Penjelasan Disdikpora Kenapa Ratusan Siswa Buleleng Tak Bisa Baca Lolos Masuk SMP? Ini Penjelasan Disdikpora (©merdeka.com)

Tiga ratusan lebih pelajar SMP di Buleleng Bali diketahui tidak lancar bahkan tidak bisa membaca. Jika mereka menempuh pendidikan sekolah dasar (SD) harusnya kondisi itu bisa ditangani sejak awal.

Lantas bagaimana mungkin murid tidak bisa membaca tetapi bisa menduduki jenjang pendidikan SMP?

Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, Bali, Ida Bagus Gde Surya Bharata, beralasan salah satu yang menyebabkan kondisi ini terjadi karena pandemi Covid-19 di sepanjang awal 2020 sampai 2022. Saat masuk SMP, terhadap siswa tidak dilakukan seleksi dan tes dari pelajar SD yang akan naik ke tingkat menengah pertama.

"Kalau dilihat dari mekanisme pembelajaran itu, kan kita ada kurikulum itu dengan fase. Kemudian, kondisi yang saat ini juga itu perlu dimaklumi bahwa mereka itu ada yang terdampak Covid-19 kemarin. Jadi pada SMP kelas 7, 8 dan 9 kan tiga tahun, kalau ditarik ke belakang mereka kan kena (dampak) Covid-19 di saat itu. Itulah dampak sebagian kecil," kata dia, saat dihubungi Rabu (16/4).

Penyebab lainnya, sejumlah siswa mengalami disleksia yang menjadi bawaan sejak lahir dan ada juga yang disabilitas.

"Ini yang perlu kita lakukan pengecekan, arahan dari pimpinan itu nanti kita akan mempetakan kembali penyebab-penyebab dari 363 siswa ini seperti apa. Apa memang kelainan dari sisi kebutuhan layanan tinggal, kita treatmentnnya seperti itu," ujarnya.

Ia menyebut, saat PPDB di masa Covid-19 memang tidak ada tes kepada para siswa yang baru lulus SD ke SMP. Sekolah harus menerima para siswa yang telah mendaftar apalagi sudah dinyatakan lulus oleh pihak sekolah SD.

"Siswa yang masuk ke sekolah tahun sebelum ini, itu sekolah tidak bisa memilih ataupun menyeleksi siswa yang bersekolah. Karena apapun kondisi siswa itu harus diterima saat PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) kemarin, sekolah tidak boleh menolak siswa," jelasnya.

"Jadi tidak ada tes itu, kalau memang sudah dikatakan lulus oleh SD-nya mereka SMP menerima. Setelah itu baru ketahuan setelah mereka mengikuti pelajaran, apalagi SMP itu sifatnya kan pengembangan," jelasnya.

Mengatasi kondisi itu, sekolah-sekolah SMP di Kabupaten Buleleng langsung melalukan inovasi untuk mengatasi hal itu dengan membuat kelas khusus dengan membuat program literasi dan melakukan pendampingan kepada para siswa secara personal.

Termasuk memetakan sekolah-sekolah tingkat SD di wilayah Kabupaten Buleleng yang muridnya kategor tidak bisa atau tidak lancar membaca termasuk menulis dan menghitung (Calistung).

"Kita antisipasi biar ke depan ini tidak berlarut. Kemudian kita bisa mempersiapkan lebih awal, jadi SD sekarang kita sedang melakukan pendataan siswa-siswa kelas 4, 5 dan 6 yang belum bisa membaca. Nantinya akan diberikan pendampingan khusus oleh sekolah untuk memastikan bahwa mereka itu bisa calistung," ujarnya.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, Bali, mencatat ada sebanyak 363 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang tidak lancar membaca dan tidak bisa membaca, baik dari sekolah swasta maupun negeri di Kabupaten Buleleng. Rinciannya, 155 siswa SMP masuk dalam kategori Tidak Bisa Membaca (TBM) dan 208 siswa masuk kategori Tidak Lancar Membaca (TLM).

Dari total itu pula, siswa laki-laki sebanyak 283 orang dan siswa perempuan 73 orang.Tiga ratusan siswa itu tersebar di 60 sekolah SMP swasta dan negeri di Buleleng. Penyebab ratusan siswa SMP tidak bisa membaca dengan lancar dan juga tidak bisa membaca, dari data presentase ialah kurangnya motivasi belajar itu 45 persen, pembelajaran tidak tuntas itu 5 persen, disleksia 19 persen, disabilitas 10 persen, dan kurang dukungan keluarga atau orang tua 21 persen.

"Untuk kategori yang kita kelas-kan itu ada yang disebabkan karena ke belum tuntasnya belajar juga ada, berikutnya faktor disleksia, sudah memang ada bawan sejak lahir, ada keterlambatan, ada juga difabel ada juga yang istilahnya kondisi keluarga yang mempengaruhi juga dan ada juga dipengaruhi oleh faktor motivasi dari siswa itu sendiri," ungkapnya.

Artikel ini ditulis oleh

LIa Harahap
Ratusan Siswa SMP di Bali Tak Bisa Baca, Ini Sederet Kemungkinan Penyebabnya

Ratusan Siswa SMP di Bali Tak Bisa Baca, Ini Sederet Kemungkinan Penyebabnya

Jumlah siswa yang tidak bisa membaca bahkan diprediksi masih bisa bertambah.

Ratusan Siswa SMP di Bali Tak Bisa Baca, Begini Respons Gubenur Koster

Ratusan Siswa SMP di Bali Tak Bisa Baca, Begini Respons Gubenur Koster

Padahal, kemampuan membaca seharusnya sudah tuntas sejak siswa duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Tiga Ratusan Pelajar SMP Buleleng Bali Tak Bisa Baca Tersebar di 60 Sekolah, Paling Banyak Murid Laki-Laki
Sederat Penyebab Ratusan Siswa SMP di Bali Belum Bisa Baca, Tertinggi Tak Punya Motivasi Belajar Gara-Gara Gadget

Sederat Penyebab Ratusan Siswa SMP di Bali Belum Bisa Baca, Tertinggi Tak Punya Motivasi Belajar Gara-Gara Gadget

Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng, Bali, I Made Sedana mengatakan, 50 persen anak-anak di Bali sangat kurang motivasinya untuk belajar.

SD di Serang Ini Memprihatinkan, Siswanya Terpaksa Belajar di Lantai karena Meja dan Kursi Rusak

SD di Serang Ini Memprihatinkan, Siswanya Terpaksa Belajar di Lantai karena Meja dan Kursi Rusak

Tidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran.

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |