- UANG
- ENERGI
Turunnya permintaan global akibat kebijakan tersebut membuat keberlanjutan industri nikel mereka goyah.
Kamis, 17 Apr 2025 17:21:00

Kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump mulai menimbulkan dampak serius di sektor industri global, khususnya industri nikel. Beberapa pabrik nikel di negara-negara penghasil utama dilaporkan mengalami gangguan produksi, bahkan ada yang terpaksa berhenti beroperasi.
Diketahui dua negara besar penghasil nikel, yakni Filipina dan Australia tengah menghadapi ancaman serius. Turunnya permintaan global akibat kebijakan tersebut membuat keberlanjutan industri nikel mereka goyah.
Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo menyebut bahwa kebijakan Trump tidak hanya menurunkan permintaan nikel secara global, tetapi juga memperparah tekanan biaya produksi bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor ini.
Melihat kondisi global yang tidak menentu ini, Dilo mengaku telah mengambil langkah antisipatif. Dia telah menginstruksikan semua perusahaan dalam naungan MIND ID untuk menjaga agar biaya produksi tetap efisien, bahkan harus lebih rendah dari harga jual rata-rata (average selling price).
Menurutnya, ini adalah strategi kunci agar industri nikel dalam negeri tetap bertahan, bahkan bisa mengambil peluang saat kompetitor melemah.
"Kalau nggak dia, Filipina mati nih pabrik nikelnya. Australia mati pabrik nikelnya. Karena harganya sekarang turun. Mereka biayanya tinggi. Kalau gue (MIND ID) sudah antisipasi itu," kata Dilo dalam Ngobrol Eksklusif, di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Kamis (17/4).
Di sisi lain, Indonesia juga tak luput dari kebijakan tarif AS. Produk ekspor nikel dan turunannya dikenai tarif sebesar 32 persen. Namun Dilo menyampaikan bahwa tidak semua komoditas pertambangan terdampak secara langsung oleh tarif tersebut.
"32 persen itu nggak bisa dipukul rata. Artinya apa? Gue sudah mencoba memulai advokasi regulasi, sebelum Pakde Trump itu ngomongin," pungkasnya.
Donald Trump Tunda Penerapan Tarif di Lebih dari 75 Negara selama 90 Hari
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Rabu waktu setempat mengumumkan jeda penerapan tarif baru secara menyeluruh untuk sejumlah negara selama 90 hari.
Dalam unggahan di media sosialnya, Donald Trump juga menuliskan secara substansial akan menurunkan Tarif Timbal Balik selama periode tersebut, sebesar 10 persen, yang akan berlaku segera.
Dikutip dari CNBC, Kamis (10/4), Trump juga menuliskan bahwa dia akan menaikkan tarif kepada barang impor dari China menjadi 125 persen yang berlaku dengan segera. Langkah kenaikan tarif untuk China ini dilakukan karena Beijing dianggap kurang rasa hormat kepada Pasar Dunia.
Dalam unggahan Trump di Truth Social, dirinya memutuskan untuk menunda penerapan tarif secara menyeluruh kepada lebih dari 75 negara karena negara-negara tersebut telah menghubungi pejabat AS untuk melakukan perundingan sehingga menemukan solusi yang tepat atas masalah perdagangan yang telah ia sampaikan dalam penerapan bea baru tersebut.
Arab Saudi Siap Kembangkan Kawasan Industri, Naksir MIND ID dan Vale
Kerajaan Arab Saudi bersiap untuk mengembangkan kawasan industri di Indonesia, dengan mengajak sejumlah mitra lokal semisal Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Rencana ini dibicarakan dalam pertemuan antara Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dengan Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Arab Saudi, Bandar Al-Khorayef, di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Jakarta, Rabu (16/4).
"Tentu karena pengembangan industri baru dilaksanakan (Arab Saudi) recently, mereka juga akan tukar pikiran dengan Indonesia bagaimana mengembangkan kawasan-kawasan industri," kata Menperin.
Menurut dia, Indonesia sudah memiliki lebih dari 150 kawasan industri yang terkelola dengan cukup baik. Menurutnya, itu jadi modal bagi pemerintah untuk menyiapkan nota kesepahaman (MoU) dengan Arab Saudi.
"Itu semua nanti akan dalam waktu dekat akan kita tuangkan di dalam sebuah MoU, antara pihak Arab Saudi dan Indonesia. Dan, MoU ini kita harapkan bisa dilaksanakan sesegera mungkin," imbuh Menperin.
Artikel ini ditulis oleh


Harga Nikel Terancam Janji Trump Cabut Mandat Kendaraan Listrik
Trump terus melontarkan janji-janji untuk membatalkan sebagian besar upaya Joe Biden dalam melawan perubahan iklim.
nikel 1 tahun yang lalu

Efek Kejut Donald Trump Dilantik Jadi Presiden: Rupiah Diprediksi Merosot dan Ekspor RI Terganggu
Salah satu potensi dampak besar yang perlu dicermati adalah meningkatnya tekanan ekonomi eksternal, seperti depresiasi nilai tukar Rupiah.

Trump Umumkan Tarif Baru, Harga Emas Meroket dan Rupiah Terancam Melemah
Setelah pengumuman tarif baru tersebut, Indonesia terkena dampak lebih besar dengan tarif impor mencapai 32 persen.

Dampak Tarif Trump Dirasakan Masyarakat Awam, PHK Mengintai dan Harga Barang Bakal Naik
Industri dalam negeri yang bergantung pada pasar ekspor ke Amerika Serikat berpotensi mengalami penurunan permintaan akibat kenaikan harga produk Indonesia.


Industri manufaktur berorientasi ekspor, pertambangan, transportasi-logistik serta investasi dan konstruksi menjadi yang paling rentan terhadap guncangan tarif.


Lewat Kebijakan Donald Trump Ini, Indonesia Bisa Ambil Peluang Besar
Keputusan Trump hengkang dari Paris Agreement membuat batu bara kembali dibutuhkan.

Hadapi Tarif Impor Trump, Indonesia Diminta Perkuat Diplomasi Perdagangan dan Basis Produksi
Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno berkomentar soal tarif impor Trump yang dikenakan ke Indonesia.

Said Abdullah: Indonesia Perlu Dorong WTO Sehatkan Perdagangan Internasional
Said meminta pemerintah memperbaiki infrastruktur dan kebijakan di pasar saham dan pasar keuangan untuk mendorong pasar saham dan keuangan lebih inklusif.

Jika Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS, kebijakan proteksionisme dan perubahan pajak yang mungkin diterapkan berpotensi memengaruhi ekonomi Indonesia.