Hindari Menyikat Gigi Sesaat setelah Makan

4 hours ago 3

Hindari Menyikat Gigi Sesaat setelah Makan Menyikat gigi. / Freepik

Harianjogja.com, Jakarta—Menyikat gigi setelah makan dapat menyebabkan kerusakan gigi alih-alih menjadikannya gigi lebih bersih dan sehat.

Seperti dikutip dari Hindustan Times, Minggu (29/6/2025), seorang dokter gigi spesialis prostetik dan pendiri sekaligus CEO Epikdoc.AI Dr. Sanjeet Shankar mengatakan perawatan berlebihan pada gigi dengan menyikatnya terlalu keras dapat membuat gigi surut dan email gigi aus.

“Beberapa orang menyikat gigi setelah setiap kali makan. Yang lain menyikat gigi dengan intensitas yang sama seperti yang mereka gunakan pada wajan yang bernoda. Keduanya tidak membantu. Yang terjadi selanjutnya bukanlah kekuatan tetapi kerusakan, pertama-tama pada email, kemudian pada garis gusi. Ironisnya, upaya untuk menjaga kesehatan mulut justru menjadi kehancurannya,” katanya.

Ia mengatakan, mengonsumsi sesuatu yang asam seperti jeruk, tomat atau cola, dapat melembutkan email gigi, yang jika disikat akan mempercepat erosi. Menunggu selama 30 menit memungkinkan air liur menetralkan asam dan melindungi email gigi selama menyikat gigi.

Ia menjelaskan setelah email hilang, email tidak akan tumbuh kembali. Perawatan untuk erosi gigi meliputi penambalan, bonding, atau, dalam beberapa kasus, pemasangan mahkota gigi.

Resesi gusi, jika menjadi parah, mungkin memerlukan cangkok atau teknik khusus seperti metode bedah lubang jarum. Prosedur ini efektif, tetapi mahal, sering kali invasif, dan dapat dicegah dengan kebiasaan yang lebih baik.

BACA JUGA: Jembatan Pandansimo Baru, Menanti Uji Kelayakan sebelum Resmi Dibuka

“Kerusakan ini terjadi selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, dengan tanda-tanda kecil yang mudah terlewatkan, seperti sensitivitas yang berlebihan, perubahan kecil pada gusi, atau sikat gigi yang terlalu cepat aus. Yang sering kali terlewatkan bukanlah usaha, tetapi pengendalian diri,” kata Shankar.

Sementara itu, Shankar mengatakan kebiasaan menyikat gigi yang kurang baik bisa menyebabkan lapisan luar gigi menipis atau aus, dentin yang lebih berpori menjadikannya lebih sensitif, dan kurang tahan terhadap pembusukan.

Beberapa kebiasaan tersebut di antaranya menggosok gigi dengan tekanan, terutama dengan bulu sikat yang keras atau pasta gigi pemutih secara bertahap akan mengikis email gigi. Orang yang tidak kidal sering menyikat sisi kiri mulut dengan lebih kuat. Gigi taring, yang cenderung sedikit menonjol, disikat lebih agresif dan mulai menunjukkan tanda-tanda awal keausan.

Begitu gusi menyusut, akar gigi tersebut lebih sulit dilindungi dan lebih mudah dijangkau bakteri. Seiring waktu, hal ini menciptakan segitiga hitam, celah kecil yang terbentuk saat jaringan gusi menyusut dari antara gigi.

“Ini bukan sekadar masalah kosmetik. Hal ini membuat pembersihan menjadi lebih sulit dan makanan lebih sering tersangkut,” katanya.

Bulu sikat yang rusak dalam waktu dua atau tiga minggu merupakan tanda bahaya. Begitu pula sikat gigi yang terlihat pipih atau terasa kasar di ujungnya. Shankar menyarankan memakai sikat gigi berbulu lembut, dengan gerakan menyikat yang ringan dan melingkar, dan sudutnya miring ke arah garis gusi. Dokter gigi menyarankan untuk mengganti sikat gigi setiap tiga bulan jika digunakan secara normal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |