Sultan Sebut Pengolahan Sampah di ITF Bawuran Belum Maksimal

2 hours ago 1

Sultan Sebut Pengolahan Sampah di ITF Bawuran Belum Maksimal Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X didampingi Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih dan pengurus PD. Aneka Darma saat mengunjungi ITF Bawuran pada Selasa (21/10/2025) - Harian Jogja / Yosef Leon

Harianjogja.com, BANTUL – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai kinerja pengolahan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF) Bawuran di Kabupaten Bantul masih belum optimal. Menurutnya, kapasitas pengolahan sampah di fasilitas tersebut tidak sesuai dengan perencanaan awal padahal sudah beroperasi kurang lebih enam bulan sejak Maret lalu.

“Saya kira prosesnya sudah bagus, hanya kapasitasnya tidak sesuai. Dulu kan targetnya 40 ton per hari, tapi faktanya tidak sampai segitu. Akhirnya hanya 25 ton,” ujar Sultan HB X saat meninjau pengolahan sampah di lokasi tersebut, Selasa (21/10/2025).

Sultan menyebut sejak TPA Piyungan ditutup, ITF Bawuran awalnya diproyeksikan menjadi salah satu bagian dari pengembangan teknologi pengolahan sampah di DIY. Namun, evaluasi menyeluruh tetap dibutuhkan agar pengelolaan sampah di tiap kabupaten dan kota bisa lebih efisien dan maksimal ke depannya. 

“Kami akan bicarakan lebih lanjut dengan bupati dan wali kota dulu, mana yang paling efisien dalam menyelesaikan masalah sampah di DIY,” kata Sultan. 

Tenaga Ahli PD Aneka Darma selaku pengelola ITF Bawuran, Imam Santoso mengakui kapasitas pengolahan saat ini memang masih di angka 25–30 ton per hari, jauh dari target 40 ton. Hal itu, kata dia dipengaruhi oleh pembatasan jumlah sif kerja dan karakter sampah yang dominan basah.

“Kami hanya menjalankan dua sif, tidak sampai tiga karena biaya operasional dan tenaga kerja cukup tinggi. Selain itu, 80 persen sampah yang kami terima dari kota dan Bantul itu basah, sehingga perlu perlakuan tambahan saat dibakar,” jelas Imam.

Pihaknya kini tengah melakukan peningkatan sistem dan teknologi, termasuk menambah efisiensi alat pencacah sampah dan menambahkan bahan kayu serta daun sebagai penopang pembakaran untuk menjaga kadar kalori dan kualitas abu hasil pembakaran.

“Kami juga terus membangun rekayasa proses agar volume bakar meningkat tanpa mengorbankan kualitas lingkungan,” tambahnya.

Imam menyebut, ke depan ITF Bawuran akan beradaptasi dengan proyek waste to energy yang sedang dikembangkan pemerintah. Dalam kontrak kerja sama 20 tahun dengan pihak ketiga, evaluasi dilakukan setiap lima tahun untuk memastikan efisiensi dan keberlanjutan proyek.

“Kami optimistis mulai Januari 2026 potensi volume sampah ke ITF Bawuran justru akan meningkat. Itu momentum kami untuk naik kapasitas,” ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |