Bukan Perkara Pekerja Murah, Tim Cook Jelaskan Alasan Apple Produksi iPhone di China

2. TEK
3. GADGET

CEO Apple, Tim Cook, secara terbuka menjelaskan mengapa perusahaan sangat bergantung pada China untuk memproduksi iPhone.

Selasa, 15 Apr 2025 16:50:00

Tim Cook Tepok Jidat, Sia-sia Taruh Duit Gede di Apple Vision Pro (©Ilustrasi dibuat dengan Leonardo AI)

Tim Cook, CEO Apple, kembali menarik perhatian publik setelah wawancaranya viral di media sosial. Dalam video itu, Cook menjawab pertanyaan yang sudah lama menjadi perdebatan: mengapa Apple masih memilih untuk memproduksi sebagian besar iPhone dan perangkat lainnya di China?

Menurut Cook, alasan tersebut bukanlah sekadar biaya tenaga kerja yang rendah, seperti yang banyak diyakini orang. Sebaliknya, terdapat alasan yang lebih rumit dan strategis.

Merujuk pada laporan dari Money Control pada Selasa (15/4), dalam kesempatan tersebut, Cook menjelaskan beberapa faktor penting yang menjadikan China sebagai pusat utama dalam rantai pasokan dan proses manufaktur Apple, terutama untuk iPhone.

Keunggulan Ekosistem Manufaktur di China menjadi salah satu poin utama. Tim Cook menegaskan bahwa banyak orang di Barat salah memahami bahwa Apple memilih China untuk produksi iPhone karena murahnya upah buruh.

Sebaliknya, ia menjelaskan bahwa biaya tenaga kerja di China telah meningkat secara signifikan dalam dekade terakhir, menjadikannya bukan lagi negara dengan buruh berupah rendah seperti anggapan sebelumnya.

Cook menambahkan bahwa yang membedakan China dari negara lain adalah skala dan kedalaman infrastruktur manufakturnya. Selain itu, China memiliki tenaga kerja yang sangat terampil di bidang-bidang khusus seperti perakitan komponen elektronik, pengelasan presisi, pemrosesan logam, dan pengoperasian peralatan industri berskala tinggi.

"Jika Anda ingin mengumpulkan insinyur yang benar-benar paham tentang pengoperasian peralatan industri dalam jumlah besar, di Amerika Serikat mungkin hanya bisa mendapatkan sedikit," jelas Tim Cook.

Namun, ia menambahkan, situasi yang berbeda dapat ditemukan di China. "Anda bisa mengisi beberapa lapangan sepak bola penuh dengan para insinyur seperti itu," ujarnya.

Keterbatasan di Amerika Serikat

CEO Apple Tim Cook memamerkan sistem kamera canggih pada iPhone 13 Pro baru selama acara khusus di Apple Park di Cupertino, California (14/9/2021). iPhone 13, iPhone 13 Mini, iPhone 13 Pro, d © 2025 Liputan6.com

Meskipun Apple adalah perusahaan yang berasal dari Amerika Serikat dan telah mendirikan fasilitas produksi di dalam negeri, seperti di Texas, CEO Tim Cook menegaskan bahwa memindahkan seluruh proses pembuatan iPhone ke AS dalam waktu dekat adalah hal yang tidak mungkin.

Tantangan utama yang dihadapi bukan hanya terkait biaya, tetapi juga disebabkan oleh kurangnya tenaga kerja yang terampil serta infrastruktur industri yang mampu mendukung produksi dalam skala besar.

Dalam laporan sebelumnya, diperkirakan bahwa jika seluruh proses pembuatan iPhone dilakukan di AS, harga jual perangkat tersebut dapat melonjak secara signifikan.

Bahkan, harga iPhone yang diproduksi di Amerika Serikat bisa mencapai lebih dari USD 3.500, sementara harga saat ini berkisar sekitar USD 1.000.

"Ini bukan sekadar soal 'mengapa tidak membuatnya di Amerika'. Ini tentang apakah kita punya kemampuan untuk melakukan itu di sini dan kenyataannya, saat ini belum," ujar Cook.

Perluasan Variasi Rantai Pasokan

CEO Apple Tim Cook memamerkan sistem kamera canggih pada iPhone 13 Pro baru selama acara khusus di Apple Park di Cupertino, California (14/9/2021). iPhone 13, iPhone 13 Mini, iPhone 13 Pro, d © 2025 Liputan6.com

Walaupun demikian, Apple terus berusaha untuk mendiversifikasi rantai pasokannya. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan ini telah memindahkan sebagian dari proses produksinya ke negara-negara seperti India dan Vietnam.

Langkah ini diambil untuk mengurangi ketergantungan pada China, terutama setelah terjadinya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China. India, contohnya, kini menjadi pusat produksi untuk beberapa model iPhone.

Apple juga aktif memperluas kehadirannya di negara itu dengan mendirikan pabrik-pabrik baru serta meningkatkan kerjasama dengan pemasok lokal.

Namun, Cook menekankan bahwa membangun ekosistem manufaktur seperti yang ada di China bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan dalam waktu singkat. Proses ini memerlukan waktu bertahun-tahun, investasi yang signifikan, dan pelatihan tenaga kerja dalam skala besar.

"China telah membangun ekosistem manufakturnya selama puluhan tahun. Jadi ketika Anda ingin mencoba menirunya di tempat lain, itu akan memerlukan waktu dan dedikasi yang sama panjangnya," ungkap Cook.

Dengan komitmen jangka panjang dan upaya yang konsisten, Apple berharap dapat menciptakan ekosistem yang kuat di negara-negara baru tersebut.