Pedagang Minyak Pusing! Harga Rapuh Gara-Gara Perang Dagang

3 hours ago 2

  1. UANG

Banyak pedagang minyak merasa frustrasi menghadapi pasar yang lesu, datar, dan nyaris tanpa peluang.

Minggu, 20 Apr 2025 09:16:00

Pedagang Minyak Pusing! Harga Rapuh Gara-Gara Perang Dagang Pedagang Minyak Pusing! Harga Rapuh Gara-Gara Perang Dagang (©merdeka.com)

Hingga beberapa pekan lalu, banyak pedagang minyak merasa frustrasi menghadapi pasar yang lesu, datar, dan nyaris tanpa peluang. Mereka berharap volatilitas kembali agar ada celah meraih keuntungan. Namun ketika akhirnya guncangan datang, itu justru menjadi pukulan yang tidak terduga.

Selama dua setengah minggu terakhir, pasar minyak mengalami perubahan dramatis. Dimulai dari pengumuman tarif besar oleh Presiden AS Donald Trump pada 2 April yang memanaskan kembali perang dagang, lalu disusul keesokan harinya oleh kejutan dari OPEC+ yang mempercepat rencana peningkatan produksi.

Kombinasi dua kabar besar ini membuat harga minyak mentah AS anjlok hampir 7%, ini merupakan penurunan terbesar sejak invasi Rusia ke Ukraina dan mengerek indeks volatilitas ke level tertinggi dalam enam bulan.

Namun, seperti pepatah lama “hati-hati dengan apa yang kamu inginkan.” Pedagang yang tadinya mengharapkan gejolak kini justru kebingungan. Volatilitas yang tidak terduga, penuh kejutan dan kontradiksi, membuat strategi perdagangan lama tak lagi relevan.

"Ini bukan jenis volatilitas yang bisa kamu manfaatkan dalam jangka menengah, karena berubah setiap hari," ungkap George Cultraro, Kepala Komoditas Global di Bank of America sebagaimana dilansir dari Bloomberg.

"Tarif bisa berubah dari 25% ke 10%, atau bahkan batal total. Situasinya sangat cair."

Harga Minyak Dunia yang Rapuh

Salah satu pedagang yang merasakannya adalah Brent Belote, Chief Investment Officer di Cayler Capital. Awal tahun ini, ia sempat optimistis menyambut datangnya volatilitas dan bahkan memperluas cakupan ke perdagangan logam langkah yang belum pernah ia ambil sebelumnya. Tapi kejutan dari pasar membuatnya kehilangan arah.

"Saya benar-benar salah langkah," aku Belote dalam suratnya kepada klien. "Ini bukan sekadar salah hitung saya benar-benar menabrak tembok bata. Saya pikir putaran tarif dari Trump akan berjalan lebih sederhana."

Volatilitas memang mendongkrak volume perdagangan dalam jangka pendek, tapi secara jangka panjang justru memicu arus keluar dari pasar. Dalam minggu yang berakhir 11 April, para investor menarik dana sebesar $2 miliar dari pasar minyak mentah dan bahan bakar, menurut laporan JPMorgan Chase & Co.

Minat terbuka (open interest) dalam kontrak WTI juga terus menyusut. Alih-alih mengambil posisi baru, investor memilih mundur, menunggu kabar berikutnya dari Washington.

"Volatilitas yang digerakkan oleh berita utama seperti ini membuat likuiditas pasar menurun," kata Ryan Fitzmaurice, ahli strategi komoditas senior di Marex. "Semakin sedikit volume, semakin lebar jarak antara harga penawaran dan permintaan. Ini menciptakan lingkaran umpan balik yang memaksa dana sistematis untuk mengurangi posisi mereka."

Dalam waktu singkat, banyak pelaku pasar harus merombak strategi mereka. Dana lindung nilai bahkan membalikkan posisi di minyak Brent dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sementara itu, taruhan long-only terhadap WTI jatuh ke titik terendah sejak 2009.

Para Pedagang yang Beralih Profesi

Presiden Trump sempat menenangkan pasar dengan menunda kenaikan tarif selama 90 hari terhadap puluhan negara, tetapi kemudian kembali mengejutkan dengan menaikkan tarif terhadap China hingga 145%. Keputusan-keputusan yang berubah cepat ini semakin menyulitkan prediksi dan manajemen risiko.

Kini, sebagian besar pedagang mulai beralih dari posisi langsung ke strategi spread langkah yang dianggap lebih aman. Posisi spread di WTI melonjak ke level tertinggi sejak 2007, dan Brent mengikuti tren serupa.

Tak hanya spekulan, konsumen besar minyak seperti perusahaan industri juga mulai mengunci harga dengan menambah posisi lindung nilai. Mereka tak mau ambil risiko lebih jauh di tengah ketidakpastian yang terus meningkat.

Ironisnya, meskipun volatilitas biasanya dianggap sebagai peluang emas oleh para trader, kenyataannya tidak sesederhana itu. Dalam pasar yang bergerak cepat, prediksi bisa meleset dalam hitungan jam, bukan hari.

"Pasar yang stagnan memang membosankan," kata John Kilduff, mitra di Again Capital. "Tapi sekarang, kita berada di wilayah yang benar-benar rumit. Kalau kamu tipe yang menyukai rasa sakit dan kekacauan, inilah tempatnya."

Artikel ini ditulis oleh

Yunita Amalia
Harga Minyak Dunia Naik Dipicu Kondisi Ekonomi AS yang Mengecewakan

Harga Minyak Dunia Naik Dipicu Kondisi Ekonomi AS yang Mengecewakan

Data pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.

Harga Beras Mahal, Pedagang Ngaku Kesulitan Dapat Stok Beras Premium

Harga Beras Mahal, Pedagang Ngaku Kesulitan Dapat Stok Beras Premium

Ada beberapa penyebab terjadinya lonjakan harga beras ini, termasuk molornya musim tanam dan musim panen.

Harga Minyak Dunia Anjlok, Ini Pemicunya

Harga Minyak Dunia Anjlok, Ini Pemicunya

Minyak Brent diperdagangkan di level terendah sejak 2021.

 Menyusuri Lorong Gelap Pasar Tanah Abang

FOTO: Menyusuri Lorong Gelap Pasar Tanah Abang

Hiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.

Pecah Perang Iran-Israel Picu Kenaikan Harga BBM hingga Krisis Bahan Pangan, Begini Penjelasannya
LPG 3 Kg Bikin Penjual Seblak di Depok Kesal, Tutup Warung Demi Berjam-jam Antre
 Sulitnya Beli Gas LPG 3 Kg, Warga Ramai-Ramai Antre Panjang di Agen Pertamina

FOTO: Sulitnya Beli Gas LPG 3 Kg, Warga Ramai-Ramai Antre Panjang di Agen Pertamina

Antrean panjang ini terjadi setelah Pertamina resmi memberlakukan larangan penjualan gas 3 kg di pengecer atau toko-toko kelontong sejak 1 Februari.

 Biasanya Sehari Bisa 20 Tabung, Sekarang Dibatasi 10

Keluh Kesah Pengecer Masih Sulit Dapat Stok Elpiji 3 Kg: Biasanya Sehari Bisa 20 Tabung, Sekarang Dibatasi 10

Kendati diizinkan pemerintah berjualan, namun pengecer masih kesulitan mendapatkan gas untuk dijual atau digunakan pribadi.

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |