- UANG
- EKONOMI
Penyebaran warga keturunan China atau Tionghoa dipengaruhi tradisi merantau, gelombang migrasi, permintaan tenaga kerja, dan pembentukan Pecinan.
Jumat, 18 Apr 2025 13:57:00

Penyebaran warga keturunan Tionghoa atau China ke berbagai penjuru dunia merupakan fenomena yang telah berlangsung selama ribuan tahun. Mereka tersebar di banyak negara, mulai dari Asia Tenggara hingga Amerika dan Eropa, membentuk komunitas yang kuat dan berpengaruh. Tradisi merantau dan migrasi menjadi kunci utama penyebaran ini, didukung oleh faktor ekonomi dan sosial yang kompleks.
Sejarah panjang migrasi orang China dimulai sejak era Jalur Sutra yang aktif sejak 130 SM. Jalur perdagangan ini menghubungkan Asia Timur dengan Mediterania dan Eropa, memungkinkan pedagang Tionghoa atau China tidak hanya berdagang tetapi juga menetap dan berasimilasi dengan penduduk lokal. Tradisi merantau ini terus berlanjut hingga masa modern, membentuk diaspora yang luas di berbagai negara.
Selain migrasi bertahap melalui jalur perdagangan, terdapat dua gelombang migrasi besar yang memperluas diaspora Tionghoa. Gelombang pertama terjadi pada abad ke-16, ketika kolonialisme Eropa membutuhkan tenaga kerja dan pedagang yang andal.
Gelombang kedua pada abad ke-19 dipicu oleh tingginya permintaan tenaga kerja di negara-negara Barat yang mulai menghapuskan perbudakan, serta kondisi politik dan sosial di Tiongkok seperti perang dan bencana alam yang memaksa banyak orang mencari kehidupan baru di luar negeri.
Tradisi Merantau dan Jalur Sutra
Orang Tionghoa memiliki tradisi merantau yang sangat kuat. Sejak zaman kuno, mereka telah menjelajahi berbagai wilayah untuk berdagang dan menetap. Jalur Sutra menjadi contoh awal bagaimana pedagang Tionghoa menyebar ke berbagai daerah, mulai dari Asia Timur hingga Eropa dan Timur Tengah.
Di sepanjang jalur ini, mereka tidak hanya bertransaksi ekonomi tetapi juga membangun komunitas dan berinteraksi dengan penduduk lokal, yang kemudian melahirkan keturunan baru dengan akar budaya Tionghoa.
Interaksi ini juga terjadi di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, yang menjadi salah satu tujuan utama perantau Tionghoa. Di Indonesia, komunitas Tionghoa telah ada selama berabad-abad dan berkontribusi besar dalam bidang ekonomi, budaya, dan sosial. Mereka membentuk kawasan pemukiman yang dikenal sebagai Pecinan, yang awalnya muncul karena segregasi sosial, namun kini menjadi pusat ekonomi dan budaya yang penting.
Gelombang Migrasi Besar dan Faktor Pendorong
Dua gelombang migrasi besar mempercepat penyebaran warga keturunan Tionghoa ke seluruh dunia. Gelombang pertama pada abad ke-16 terjadi seiring dengan ekspansi kolonialisme Eropa yang membutuhkan tenaga kerja dan pedagang yang dapat diandalkan. Gubernur Jenderal VOC, J.P. Coen, misalnya, mengundang orang Tionghoa untuk mengisi wilayah Batavia karena reputasi mereka sebagai pekerja keras dan disiplin.
Gelombang kedua pada abad ke-19 dipicu oleh permintaan tenaga kerja yang tinggi di negara-negara Barat yang mulai menghapuskan perbudakan. Selain itu, kondisi politik yang tidak stabil, perang, dan bencana alam di Tiongkok membuat banyak orang terpaksa meninggalkan tanah air untuk mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri.
Migrasi ini menghasilkan komunitas Tionghoa yang besar di berbagai negara, termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Malaysia, dan Thailand.
Tingginya Permintaan Tenaga Kerja dan Pembentukan Pecinan
Sejak abad ke-19, permintaan tenaga kerja Tionghoa sangat tinggi di berbagai negara. Mereka dikenal sebagai pekerja yang rajin, tekun, dan disiplin, sehingga menjadi aset penting dalam sektor ekonomi di negara-negara tujuan migrasi. Kesempatan ini membuka peluang bagi generasi berikutnya untuk berkembang dan menetap secara permanen.
Namun, segregasi sosial dan diskriminasi yang dialami oleh komunitas Tionghoa di beberapa negara memaksa mereka membentuk kawasan pemukiman sendiri yang dikenal sebagai Pecinan. Meskipun awalnya sebagai bentuk pemisahan sosial, Pecinan kini menjadi pusat budaya dan ekonomi yang vital, bahkan menjadi daya tarik wisata di banyak kota besar di dunia.
Data terbaru menunjukkan Indonesia menjadi negara dengan komunitas keturunan Tionghoa terbesar di luar Tiongkok, dengan jumlah mencapai sekitar 11,15 juta orang atau sekitar 4% dari total populasi. Negara lain dengan populasi Tionghoa besar antara lain Thailand, Malaysia, Amerika Serikat, dan Singapura. Di negara-negara ini, warga keturunan Tionghoa berperan penting dalam pembangunan ekonomi dan memperkaya keragaman budaya setempat.
Secara keseluruhan, penyebaran warga keturunan Tionghoa di seluruh dunia merupakan hasil dari tradisi merantau yang telah berlangsung lama, gelombang migrasi besar yang dipicu oleh faktor ekonomi dan politik, tingginya permintaan tenaga kerja, serta dinamika sosial yang membentuk komunitas-komunitas Tionghoa di berbagai negara. Fenomena ini menunjukkan betapa kuat dan luasnya pengaruh budaya dan sosial Tionghoa di kancah global.
Artikel ini ditulis oleh

I
Reporter
- Idris Rusadi Putra

Ternyata Indonesia Peringkat Pertama dengan Populasi Keturunan China Terbesar di Dunia
Komunitas diaspora China terbesar tinggal di Indonesia, yang jumlahnya lebih dari sepuluh juta orang.

Kumpul di Daerah Ini, Jejak Pertama Kali Orang China Datang ke Indonesia
Kedatangan orang Tionghoa di Indonesia berlangsung secara bertahap dan kompleks, tanpa satu lokasi pasti yang bisa ditentukan.
China 1 bulan yang lalu

Jenis-Jenis Migrasi, Penyebab, dan Dampaknya yang Perlu Diketahui
Migrasi biasanya dilakukan dalam rangka penduduk untuk mencapai kemakmuran dan kehidupan yang lebih layak. Jenisnya pun ada yang nasional, atau internasional.

7.300 Tahun Lalu Orang Asia Tenggara Tinggal di Sebuah Pulau di China, Ini Buktinya
7.300 Tahun Lalu Orang Asia Tenggara Tinggal di Sebuah Pulau di China, Ini Buktinya

Tanda-Tanda Ekonomi Global Makin Suram di Masa Depan
Masa depan bakal dibanjiri oleh pekerja lepas yang sangat rentan dalam kesejahteraan.

Diaspora adalah Orang yang Bermigrasi, Ketahui Berbagai Contohnya
Diaspora, orang yang tinggal di negara lain dengan penuh tantangan.

Kemana perginya Homo sapiens setelah dari Afrika telah menjadi teka-teki besar dalam studi evolusi manusia selama bertahun-tahun.
Sains 1 tahun yang lalu