- BOLA
- INDONESIA
Kartini merupakan sosok pejuang yang memperjuangkan kemerdekaan serta hak-hak kaum perempuan.
Senin, 21 Apr 2025 13:26:00

Kartini dikenal sebagai pejuang kemerdekaan serta pembela hak-hak kaum wanita, khususnya wanita Jawa. Setiap tanggal 21 April, kita memperingati jasanya dengan Hari Kartini. Di dunia sepak bola Indonesia, terdapat juga wanita-wanita yang sangat berdedikasi dan berjuang untuk kemajuan olahraga ini, tidak hanya untuk tim putra tetapi juga untuk tim putri. Ratu Tisha Destria merupakan salah satu sosok yang dapat dianggap sebagai 'Kartini' dalam sepak bola Indonesia.
Ia menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PSSI bersama Zainudin Amali pada periode 2023-2027 di bawah kepemimpinan Erick Thohir. Popularitas Ratu Tisha di dunia sepak bola Indonesia mulai meningkat ketika ia ditunjuk sebagai Direktur Kompetisi Indonesia Soccer Championship 2026. Setahun setelahnya, ia diangkat menjadi Sekretaris Jenderal PSSI.
Pada tahun 2019, Ratu Tisha terpilih menjadi Wakil Presiden Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (ASEAN). Saat ini, ia juga dipercaya sebagai Tenaga Ahli Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).
Souraiya Farina Alhaddar
Selain Ratu Tisha, sepak bola Indonesia juga memiliki sosok penting lainnya, yaitu Souraiya Farina Alhaddar. Ia pernah menjadi bagian dari PSSI pada periode 2006-2013 dan 2017-2022, dan saat ini aktif di Asosiasi Sepakbola Wanita Indonesia (ASBWI). Souraiya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal ASBWI sejak tahun 2017 hingga sekarang. Wanita yang lahir pada 16 Oktober 1981 ini sering kali menginisiasi berbagai turnamen sepak bola dan futsal untuk kelompok usia perempuan.
Dengan pengalaman yang melimpah dan hampir dua dekade berkecimpung dalam dunia sepak bola Indonesia, Souraiya mendapatkan kepercayaan untuk menjabat sebagai Direktur Persik. Ia memulai tugasnya di tim Macan Putih tersebut sejak Oktober 2022. Dedikasinya dalam mengembangkan sepak bola wanita di Indonesia patut diacungi jempol, dan kontribusinya sangat berharga bagi kemajuan olahraga ini.
Wiwi Hadhi Kusdarti
Wiwi Hadhi Kusdarti memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan sejarah sepak bola wanita di Indonesia. Ia adalah pendiri Putri Priangan, yang merupakan klub sepak bola wanita pertama di negara ini. Keterlibatannya berawal dari kesulitan mencari teman untuk bermain sepak bola, yang kemudian ia ungkapkan melalui sebuah surat kepada media terkenal di Bandung.
Dukungan datang dari Tim Putra Priangan dan Persib Bandung, yang menyetujui rencana Wiwi untuk mendirikan klub. Pada tanggal 5 Februari 1969, Wiwi resmi mendirikan Putri Priangan. Dengan adanya tim-tim sepak bola wanita, kompetisi untuk mereka pun mulai digelar, salah satunya adalah Piala Kartini yang dimulai pada tahun 1981.
Shafira Ika Putri

Meski kompetisi sepak bola putri di Indonesia mengalami vakum selama enam tahun sejak tahun 2019, Shafira Ika Putri tetap melanjutkan kariernya di dunia sepak bola. Ia terus berjuang untuk mewujudkan mimpinya yang telah menjadi kenyataan. Lahir di Bangka Belitung pada 21 April 2003, Ika memulai kariernya dengan bergabung bersama Tira-Persikabo pada periode 2019-2020, kemudian pindah ke Arema FC Women dari 2020 hingga 2022, dan terakhir memperkuat Persis Solo Women pada musim 2022-2023. Selain itu, Ika juga memiliki pengalaman internasional dengan bermain untuk FC Ryuku Ladies.
Shafira Ika Putri telah memperkuat Tim Nasional Indonesia Putri dalam berbagai pertandingan, menunjukkan dedikasi dan kemampuannya di lapangan. Di usia 21 tahun, ia pernah menjabat sebagai kapten tim Garuda Pertiwi dan berhasil membawa pulang gelar Piala AFF Putri 2024. Dengan pencapaian tersebut, Ika tidak hanya menjadi contoh bagi pesepak bola putri lainnya, tetapi juga menunjukkan bahwa semangat dan kerja keras dapat mengatasi berbagai rintangan yang ada.
Esti Puji Lestari
Nama Esti Puji Lestari selalu muncul ketika membahas tentang Kartini dalam dunia sepak bola Indonesia. Sejak Februari 2024, ia menjabat sebagai Chairman United City FC, sebuah klub yang berkompetisi di Liga Filipina. Selain itu, Esti juga mendapatkan kepercayaan untuk menjadi manajer Qingdao Red Lions, yang merupakan klub Liga China, pada tahun 2021.
Wanita yang lahir di Sukabumi, Jawa Barat ini pernah dinyatakan sebagai salah satu dari 50 pemimpin wanita Asia-Pasifik pada tahun 2018. Sebelumnya, Esti menjabat sebagai bos Persijap Jepara dari tahun 2015 hingga 2019, dan ia juga merupakan pendiri Persijap Kartini. Pada tahun 2019, Esti diangkat sebagai manajer Persikabo Putri, yang berhasil meraih posisi runner-up di Liga 1 Putri.
(Bola.net/Fitri Apriani)
Artikel ini ditulis oleh

F
Reporter
- Fitri Apriani
- Gia Yuda Pradana


Tak hanya dikenal karena prestasi dan keterampilannya di lapangan hijau, tetapi juga karena pesona dan kecantikannya.

Laskar Perempuan Pengokang Senjata dan Sapta Srikandi
Sejumlah catatan mengungkapkan, saat penyerbuan Belanda, Seksi Wanita turut Wingate Action ke daerah pendudukan Belanda.


ASBWI dan CSS Sukses Gelar Fun Football Liga Yooscout x Piala Kartini
Partai final ini digelar di Lapangan Pancoran Soccer Field (PSF), Jakarta Selatan